• *ABAH GURU SEKUMPUL BERPESAN "JIKA INGIN SELAMAT DI AKHIR ZAMAN INI"*

    1. Jangan banyak cakap (bicara).

    Rasulullah ﷺ juga telah mengingatkan kita akan bahaya dari perbicaraan yang tidak berguna.

    “Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya.”
    HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi.

    2. Jangan banyak keluar rumah, kecuali perlu.

    Bila tidak penting, tidak usah keluar rumah, tidak usah kumpul² yang tidak manfaat. Perbanyaklah membaca sholawat, dan Al-Qur'an.

    Jaga hati dari sifat merasa hebat, merasa memiliki, merasa suci. Ingat-ingat akan mati, harta diwarisi keluarga, jasad diwarisi cacing, ilmu kembali pada Sang Maha Pencipta, hanya dosa yang kita bawa maka Syafa'at Rasulullah ﷺ yang kita damba .

    3. Merasa cukup dengan apa yang ada (qona'ah).

    Barangsiapa merasa cukup, sehingga tidak mengharap pemberian orang lain & dapat memelihara lisannya, maka dia akan selamat di dunia dan akhirat

    اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد . ماشاء الله تبرك الله
    *📝ABAH GURU SEKUMPUL BERPESAN "JIKA INGIN SELAMAT DI AKHIR ZAMAN INI"💙* 1. Jangan banyak cakap (bicara). Rasulullah ﷺ juga telah mengingatkan kita akan bahaya dari perbicaraan yang tidak berguna. “Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya.” HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi. 2. Jangan banyak keluar rumah, kecuali perlu. Bila tidak penting, tidak usah keluar rumah, tidak usah kumpul² yang tidak manfaat. Perbanyaklah membaca sholawat, dan Al-Qur'an. Jaga hati dari sifat merasa hebat, merasa memiliki, merasa suci. Ingat-ingat akan mati, harta diwarisi keluarga, jasad diwarisi cacing, ilmu kembali pada Sang Maha Pencipta, hanya dosa yang kita bawa maka Syafa'at Rasulullah ﷺ yang kita damba . 3. Merasa cukup dengan apa yang ada (qona'ah). Barangsiapa merasa cukup, sehingga tidak mengharap pemberian orang lain & dapat memelihara lisannya, maka dia akan selamat di dunia dan akhirat اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد . ماشاء الله تبرك الله
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 1852 Views
  • Bisikan Ruh Ramadhan 2

    Ramadhan adalah bulan diturunkan Al Quran. Al Quran telah mensifatkan dirinya dengan berbagai nama dan sifat yang mulia agar manusia mudah mengenalinya. Sayugianya Al Quran lebih dikenali, didekati dan diingati.

    1. Al-Quran adalah As-Shirath Al-Mustaqim ( jalan lurus )

    وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ. ﴿ الأنعام : ١٥٣﴾

    “Dan sungguh, inilah jalan–Ku yang lurus, maka ikutilah!.”

    (Al-An’am: 153)

    2. Al-Quran adalah Al–Hablu al-Matin ( Tali agama yang kukuh )

    وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا ﴿أل عمران : ١٠٣ ﴾

    “Maka berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah.”

    (Ali ‘Imran: 103)

    3. Al-Quran adalah Al-Mizan ( Neraca nilaian )

    فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ ﴿ النساء : ٥٩ ﴾

    “Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.”

    (An Nisa’: 59)

    “Kembali kepada Allah” maknanya adalah kembali kepada Al-Qur’an, sedangkan “kembali kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam” adalah kembali kepada As-Sunnah.


    4. Al-Quran adalah Al–‘Urwatul Wutsqa ( Pegangan yang kukuh )

    لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿ البقرة : ٢٥٦ ﴾

    “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat, yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

    (Al-Baqarah: 256)

    5. Al-Quran adalah al- Burhan ( bukti kebenaran ) dan An-Nur al-Mubin ( Cahaya yang terang )

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينً ﴿ النساء : ١٧٤ ﴾

    “Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.”

    (An-Nisa’: 174)

    وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿ الشورى : ٥٢ ﴾

    “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al–Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.”

    (Asy-Syura: 52)

    6. Al-Quran adalah Al–Huda ( Petunjuk )

    إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
    ﴿ الإسراء : ٩ ﴾

    “Sungguh, Al–Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar."

    (Al-Isra’: 9)

    وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿ النحل : ٨٩ ﴾

    “Dan Kami turunkan Al–Kitab (Al–Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).”

    (An-Nahl: 89)

    7. Al-Quran adalah Asy–Syifa’ ( Penawar dan penyembuhan)

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ.
    ﴿ يونس : ٥٧ ﴾

    “Wahai manusia! Sungguh telah dating kepadamu pelajaran (Al–Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”

    (Yunus: 57)

    وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
    ﴿ فصلت : ٤٤ ﴾
    Bisikan Ruh Ramadhan 2 Ramadhan adalah bulan diturunkan Al Quran. Al Quran telah mensifatkan dirinya dengan berbagai nama dan sifat yang mulia agar manusia mudah mengenalinya. Sayugianya Al Quran lebih dikenali, didekati dan diingati. 1. Al-Quran adalah As-Shirath Al-Mustaqim ( jalan lurus ) وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ. ﴿ الأنعام : ١٥٣﴾ “Dan sungguh, inilah jalan–Ku yang lurus, maka ikutilah!.” (Al-An’am: 153) 2. Al-Quran adalah Al–Hablu al-Matin ( Tali agama yang kukuh ) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا ﴿أل عمران : ١٠٣ ﴾ “Maka berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah.” (Ali ‘Imran: 103) 3. Al-Quran adalah Al-Mizan ( Neraca nilaian ) فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ ﴿ النساء : ٥٩ ﴾ “Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.” (An Nisa’: 59) “Kembali kepada Allah” maknanya adalah kembali kepada Al-Qur’an, sedangkan “kembali kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam” adalah kembali kepada As-Sunnah. 4. Al-Quran adalah Al–‘Urwatul Wutsqa ( Pegangan yang kukuh ) لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿ البقرة : ٢٥٦ ﴾ “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat, yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 256) 5. Al-Quran adalah al- Burhan ( bukti kebenaran ) dan An-Nur al-Mubin ( Cahaya yang terang ) يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينً ﴿ النساء : ١٧٤ ﴾ “Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.” (An-Nisa’: 174) وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿ الشورى : ٥٢ ﴾ “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al–Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52) 6. Al-Quran adalah Al–Huda ( Petunjuk ) إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا ﴿ الإسراء : ٩ ﴾ “Sungguh, Al–Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar." (Al-Isra’: 9) وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿ النحل : ٨٩ ﴾ “Dan Kami turunkan Al–Kitab (Al–Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (An-Nahl: 89) 7. Al-Quran adalah Asy–Syifa’ ( Penawar dan penyembuhan) يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ. ﴿ يونس : ٥٧ ﴾ “Wahai manusia! Sungguh telah dating kepadamu pelajaran (Al–Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (Yunus: 57) وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ﴿ فصلت : ٤٤ ﴾
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 1459 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 13 Ramadhan 1445H☆

    یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

    "Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa"  [Surah al-Baqarah 183]

    #Dah 13 hari kita berpuasa dalam suasana panas yang agak terik membahang. Puasa penuh cabaran dan tahap kehausan semakin tinggi. Ada tempat yang cuaca agak sejuk, dingin dan mendung. Puasa sama tapi pahala berbeza disebab tahap bebanan yang ditanggung.

    #Ketahuilah bahawa setiap orang yang beribadah tidak sama nilainya di sisi Allah, walaupun mungkin sama pada jenis dan bilangannya. Seseorang  yang bersolat tarawih bersama para jemaah yang ramai tidaklah semestinya setiap mereka mendapat ganjaran pahala yang sama. Ini kerana di antara mereka sudah pasti ada perbezaan pada kadar khusyuk, ikhlas dan kesusahan yang dialami dalam menunaikan ibadah itu.

    #Imam ‘Izzuddin Abdissalam dalam kitab Qawa’id al-Ahkam membahaskan isu ini. Beliau menjelaskan perbezaan pahala dua amalan yang serupa itu bukanlah perbezaan pahala amalan itu sendiri, sebaliknya tambahan pahala itu diperolehi disebabkan kesusahan yang ditanggung. Contohnya, seseorang yang mandi wajib pada musim sejuk dan seorang yang mandi wajib pada musim panas. Dari segi mandi, keduanya mendapat pahala yang sama disebabkan sifat mandi itu dari sudut syarat, rukun dan sunnahnya itu sama. Namun yang mandi pada musim sejuk mendapat pahala lebih disebabkan beban yang lebih berat yang terpaksa ditanggung. Bukannya perbezaan pahala itu pada mandi tersebut, tetapi kepada beban sampingan yang terpaksa ditanggung.

    #Begitulah juga mengenai mereka yang pergi ke masjid, menunaikan haji, berdakwah, berjihad dan seumpamanya. Pahala diberikan bukan kerana perbezaan tujuan, tetapi kerana bebanan tahap bebanan dan kesabaran yang terpaksa ditempuh.

    #Demikianlah ibadah puasa, walaupun dari segi puasa, tujuannya sama. Syarat, rukun dan sunnahnya yang dilaksanakan itu sama. Namun, pahala berbeza bukan disebabkan perbezaan pahala puasa, tetapi perbezaan bebanan yang ditanggung oleh seseorang yang melaksanakan tanggungjawab tersebut. Orang yang berpuasa dalam suasana cuaca yang panas membahang tidak sama ganjaran pahala dengan orang yang berpuasa dalam suasana sejuk. Begitu juga mereka yang berpuasa dalam suasana bekerja berat dalam suasana panas terik. Puasa dalam keadaan ornag disekeliling tidak berpuasa dan dinegara yang agak mencabar untuk berpuasa dan seumpamanya.

    #Maka, kita hendaklah tahu bahawa setiap kesusahan yang ditanggung oleh pengamal ibadah itu, ada hitungan pahala di sisi Allah swt yang lebih dan berbeza dengan orang lain.

    ♡Tunaikanlah setiap kewajipan yang diperintahkan dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Yakinilah bahawa ganjaran pahala itu diberi oleh Allah mengikut kadar kesusahan, kepayahan dan cabaran yang dilalui disepanjang ibadah itu dilaksanakan. Selamat berpuasa di musim panas saat ini. Bertabahlah!!♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 13 Ramadhan 1445H☆ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa"  [Surah al-Baqarah 183] #Dah 13 hari kita berpuasa dalam suasana panas yang agak terik membahang. Puasa penuh cabaran dan tahap kehausan semakin tinggi. Ada tempat yang cuaca agak sejuk, dingin dan mendung. Puasa sama tapi pahala berbeza disebab tahap bebanan yang ditanggung. #Ketahuilah bahawa setiap orang yang beribadah tidak sama nilainya di sisi Allah, walaupun mungkin sama pada jenis dan bilangannya. Seseorang  yang bersolat tarawih bersama para jemaah yang ramai tidaklah semestinya setiap mereka mendapat ganjaran pahala yang sama. Ini kerana di antara mereka sudah pasti ada perbezaan pada kadar khusyuk, ikhlas dan kesusahan yang dialami dalam menunaikan ibadah itu. #Imam ‘Izzuddin Abdissalam dalam kitab Qawa’id al-Ahkam membahaskan isu ini. Beliau menjelaskan perbezaan pahala dua amalan yang serupa itu bukanlah perbezaan pahala amalan itu sendiri, sebaliknya tambahan pahala itu diperolehi disebabkan kesusahan yang ditanggung. Contohnya, seseorang yang mandi wajib pada musim sejuk dan seorang yang mandi wajib pada musim panas. Dari segi mandi, keduanya mendapat pahala yang sama disebabkan sifat mandi itu dari sudut syarat, rukun dan sunnahnya itu sama. Namun yang mandi pada musim sejuk mendapat pahala lebih disebabkan beban yang lebih berat yang terpaksa ditanggung. Bukannya perbezaan pahala itu pada mandi tersebut, tetapi kepada beban sampingan yang terpaksa ditanggung. #Begitulah juga mengenai mereka yang pergi ke masjid, menunaikan haji, berdakwah, berjihad dan seumpamanya. Pahala diberikan bukan kerana perbezaan tujuan, tetapi kerana bebanan tahap bebanan dan kesabaran yang terpaksa ditempuh. #Demikianlah ibadah puasa, walaupun dari segi puasa, tujuannya sama. Syarat, rukun dan sunnahnya yang dilaksanakan itu sama. Namun, pahala berbeza bukan disebabkan perbezaan pahala puasa, tetapi perbezaan bebanan yang ditanggung oleh seseorang yang melaksanakan tanggungjawab tersebut. Orang yang berpuasa dalam suasana cuaca yang panas membahang tidak sama ganjaran pahala dengan orang yang berpuasa dalam suasana sejuk. Begitu juga mereka yang berpuasa dalam suasana bekerja berat dalam suasana panas terik. Puasa dalam keadaan ornag disekeliling tidak berpuasa dan dinegara yang agak mencabar untuk berpuasa dan seumpamanya. #Maka, kita hendaklah tahu bahawa setiap kesusahan yang ditanggung oleh pengamal ibadah itu, ada hitungan pahala di sisi Allah swt yang lebih dan berbeza dengan orang lain. ♡Tunaikanlah setiap kewajipan yang diperintahkan dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Yakinilah bahawa ganjaran pahala itu diberi oleh Allah mengikut kadar kesusahan, kepayahan dan cabaran yang dilalui disepanjang ibadah itu dilaksanakan. Selamat berpuasa di musim panas saat ini. Bertabahlah!!♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 1544 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Paling Baik, Berani dan Dermawan

    عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَأَشْجَعَ النَّاسِ وَأَجْوَدَ النَّاسِ

    Daripada Anas RA berkata; Nabi SAW adalah orang yang paling baik, paling berani dan paling dermawan. (HR Bukhari No: 2813) Status: Hadis Sahih

    Pengajaran:

    1.  Rasulullah SAW adalah manusia yang paling baik, paling berani dan paling dermawan.

    2.  Mencontohi sifat Rasulullah SAW sebagai orang yang paling dermawan khususnya di bulan Ramadan.

    عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

    Daripada Anas RA, Nabi SAW ditanya tentang puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Baginda menjawab: "puasa di bulan Syaban untuk memuliakan Ramadan, " Baginda ditanya lagi, lalu sedekah apakah yang paling utama? Baginda menjawab: "Sedekah di bulan Ramadan." Sunan Tirmizi No 663 Dar Kutub Ilmiyyah. Status Hadis: Daif

    3.  Amalan bersedekah sebagai satu daripada cara untuk menjauhkan daripada api neraka. Rasulullah SAW bersabda

    عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ … قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَ

    Daripada Adi bin Hatim dia berkata; "Nabi SAW menyebutkan tentang neraka, lalu baginda meminta berlindungan darinya sambil mengusap wajahnya, baginda bersabda …. "Takutlah kalian kepada neraka walau dengan setengah biji kurma, jika tiada, hendaknya dengan perkataan yang baik." (HR Bukhari No: 5677) Status: Hadis Sahih

    4.  Sifat suka bersedekah adalah pengikat dan penghubung kasih sayang kita dengan orang lain

    5.  Allah akan menggantikan apa yang disedekahkan dengan keberkahan harta di dunia dan pahala yang besar di akhirat. Firman Allah:

    وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

    “Dan apa saja yang kamu sedekahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (Sabaa’:39).

    6.  Sedekah akan menjadi penghindar daripada api neraka walaupun sebiji buah kurma.

    Renunglah kisah ini:

    Daripada Aisyah RA  bahawa keluarga Rasulullah SAW  pernah menyembelih seekor kambing, kemudian disedekahkan kepada orang-orang miskin, lalu Rasulullah  bertanya: “Apa yang tertinggal daripada (daging) kambing tersebut?”. ‘Aisyah  menjawab: “Tidak ada yang tertinggal darinya kecuali (bahagian) bahu (dari) kambing tersebut”. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Itu bererti semua daging kambing tersebut tertinggal tetap dan kekal pahalanya kecuali bahagian bahunya”

    Tingkatkan sedekah, derma, wakaf kerana itulah yang kekal dan menetap pahala kebaikannya untuk kita, meskipun secara mata kasarnya harta tersebut berkurang.

    Negara Rahmah Ummah Sejahtera

    #BangunkanJiwaTaqwa
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    24hb Mac 2024
    13hb Ramadan 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Paling Baik, Berani dan Dermawan عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَأَشْجَعَ النَّاسِ وَأَجْوَدَ النَّاسِ Daripada Anas RA berkata; Nabi SAW adalah orang yang paling baik, paling berani dan paling dermawan. (HR Bukhari No: 2813) Status: Hadis Sahih Pengajaran: 1.  Rasulullah SAW adalah manusia yang paling baik, paling berani dan paling dermawan. 2.  Mencontohi sifat Rasulullah SAW sebagai orang yang paling dermawan khususnya di bulan Ramadan. عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ Daripada Anas RA, Nabi SAW ditanya tentang puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Baginda menjawab: "puasa di bulan Syaban untuk memuliakan Ramadan, " Baginda ditanya lagi, lalu sedekah apakah yang paling utama? Baginda menjawab: "Sedekah di bulan Ramadan." Sunan Tirmizi No 663 Dar Kutub Ilmiyyah. Status Hadis: Daif 3.  Amalan bersedekah sebagai satu daripada cara untuk menjauhkan daripada api neraka. Rasulullah SAW bersabda عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ … قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَ Daripada Adi bin Hatim dia berkata; "Nabi SAW menyebutkan tentang neraka, lalu baginda meminta berlindungan darinya sambil mengusap wajahnya, baginda bersabda …. "Takutlah kalian kepada neraka walau dengan setengah biji kurma, jika tiada, hendaknya dengan perkataan yang baik." (HR Bukhari No: 5677) Status: Hadis Sahih 4.  Sifat suka bersedekah adalah pengikat dan penghubung kasih sayang kita dengan orang lain 5.  Allah akan menggantikan apa yang disedekahkan dengan keberkahan harta di dunia dan pahala yang besar di akhirat. Firman Allah: وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan apa saja yang kamu sedekahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (Sabaa’:39). 6.  Sedekah akan menjadi penghindar daripada api neraka walaupun sebiji buah kurma. Renunglah kisah ini: Daripada Aisyah RA  bahawa keluarga Rasulullah SAW  pernah menyembelih seekor kambing, kemudian disedekahkan kepada orang-orang miskin, lalu Rasulullah  bertanya: “Apa yang tertinggal daripada (daging) kambing tersebut?”. ‘Aisyah  menjawab: “Tidak ada yang tertinggal darinya kecuali (bahagian) bahu (dari) kambing tersebut”. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Itu bererti semua daging kambing tersebut tertinggal tetap dan kekal pahalanya kecuali bahagian bahunya” Tingkatkan sedekah, derma, wakaf kerana itulah yang kekal dan menetap pahala kebaikannya untuk kita, meskipun secara mata kasarnya harta tersebut berkurang. Negara Rahmah Ummah Sejahtera #BangunkanJiwaTaqwa #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 24hb Mac 2024 13hb Ramadan 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram
    0 Comments 0 Shares 1600 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 21 Rejab 1445H☆

    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

    "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggallah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29]

    #Sifat bakhil merupakan sifat mazmumah (tercela) yang dibenci oleh Allah swt. Orang yang bersifat bakhil tidak rela memberikan apa yang dimilikinya kepada orang lain.

    #Terdapat beberapa penderitaan yang bakal disesali orang yang bakhil:

    1. Dihalang daripada masuk syurga. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Bakar as-Siddiq r.a bahawa Rasulullah saw bersabda:

    “Tidak akan masuk syurga orang yang bakhil, penipu, pengecut, dan tidak pula orang yang berperangai kasar” (HR Ahmad)

    2. Allah bakhil pada orang yang bakhil. Diriwayatkan daripada Sayidatina Asma’ binti Abu Bakar r.ha bahawa Rasulullah saw bersabda kepadanya:

    “Berinfaklah atau bersedekahlah! Dan janganlah kamu menahan sebahagian daripada hartamu, jika tidak, Allah akan menyempitkan rezekimu. Dan janganlah kamu bakhil, jika tidak, Allah akan bakhil terhadapmu” (HR Ahmad)

    3. Disenaraikan dalam golongan yang dibenci Allah swt. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Dzar r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:

    “Sesungguhnya Allah mencintai tiga golongan dan membenci tiga golongan. Allah swt membenci lelaki tua yang berzina, orang fakir yang sombong dan orang berharta yang bakhil” (HR Ahmad)

    4. Didoakan kehancuran oleh malaikat. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah saw bersabda:

    “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat kepadanya, lalu salah satunya berkata: "Ya Allah! Berikanlah ganti kepada sesiapa yang menafkahkan hartanya.” Sedangkan malaikat yang berikutnya berkata:" Ya Allah! Berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)" (HR al-Bukhari)

    #Bagi sesiapa yang dikurniakan kelebihan harta, janganlah sesekali bersifat bakhil. Berkongsilah rezeki dan nikmat yang Allah kurniakan, itu lebih besar ganjaran dan nikmatnya.

    ♡Orang yang bersifat bakhil adalah golongan yang mengingkari nikmat Allah swt. Mereka sengaja menyembunyikan nikmat yang Allah berikan kepada mereka serta menyekat tangan daripada bersedekah dan menderma♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 21 Rejab 1445H☆ وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggallah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29] #Sifat bakhil merupakan sifat mazmumah (tercela) yang dibenci oleh Allah swt. Orang yang bersifat bakhil tidak rela memberikan apa yang dimilikinya kepada orang lain. #Terdapat beberapa penderitaan yang bakal disesali orang yang bakhil: 1. Dihalang daripada masuk syurga. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Bakar as-Siddiq r.a bahawa Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk syurga orang yang bakhil, penipu, pengecut, dan tidak pula orang yang berperangai kasar” (HR Ahmad) 2. Allah bakhil pada orang yang bakhil. Diriwayatkan daripada Sayidatina Asma’ binti Abu Bakar r.ha bahawa Rasulullah saw bersabda kepadanya: “Berinfaklah atau bersedekahlah! Dan janganlah kamu menahan sebahagian daripada hartamu, jika tidak, Allah akan menyempitkan rezekimu. Dan janganlah kamu bakhil, jika tidak, Allah akan bakhil terhadapmu” (HR Ahmad) 3. Disenaraikan dalam golongan yang dibenci Allah swt. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Dzar r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai tiga golongan dan membenci tiga golongan. Allah swt membenci lelaki tua yang berzina, orang fakir yang sombong dan orang berharta yang bakhil” (HR Ahmad) 4. Didoakan kehancuran oleh malaikat. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat kepadanya, lalu salah satunya berkata: "Ya Allah! Berikanlah ganti kepada sesiapa yang menafkahkan hartanya.” Sedangkan malaikat yang berikutnya berkata:" Ya Allah! Berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)" (HR al-Bukhari) #Bagi sesiapa yang dikurniakan kelebihan harta, janganlah sesekali bersifat bakhil. Berkongsilah rezeki dan nikmat yang Allah kurniakan, itu lebih besar ganjaran dan nikmatnya. ♡Orang yang bersifat bakhil adalah golongan yang mengingkari nikmat Allah swt. Mereka sengaja menyembunyikan nikmat yang Allah berikan kepada mereka serta menyekat tangan daripada bersedekah dan menderma♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 5928 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 20 Rejab 1445H☆

    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

    "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29]

    #Jauhi sifat bakhil kerana ia membinasakan akhirat seseorang. Sifat bakhil perlu dihapuskan dalam kehidupan seseorang kerana bakhil itu membawa permusuhan dan pertelingkahan yang boleh mendatangkan kerugian.

    #Daripada Sayidina Jabir r.a bahawasanya Rasulullah saw telah bersabda:

    اتَّقُوْا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوْا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ

    “Takutilah (jauhilah) kezaliman kerana sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan di hari kiamat dan takutilah (jauhilah) perangai bakhil kerana bakhil itu telah membinasakan orang yang dahulu daripada kamu iaitu membawa mereka melakukan pertumpahan darah sesama mereka dan menghalalkan perkara-perkara yang diharamkan kepada mereka" (HR Muslim)

    #Selain itu, tamak kepada dunia dan kedekut dengan apa yang dimiliki sentiasa mendorong manusia melakukan maksiat dan dosa dan menjuruskan mereka kepada perbuatan keji dan kemungkaran.

    #Hari ini kebakhilan sudah menjadi penyakit yang meluas dikalangan umat Islam. Ekonomi kapitalis dan budaya hidup mewah menjadikan kita tidak peka terhadap sesama saudara seMuslim. Lingkungan keluarga dan masyarakat kita telah berhasil menanamkan jiwa invidualisme. Yang penting saya menjadi kaya, cukup, semua keperluan serba ada, dan tidak memikirkan keperluan saudaranya yang lain.

    #Disebabkan itulah muncul berbagai bentuk kebakhilan. Bakhilnya seorang pendakwah untuk menyampaikan kebenaran kerana takut nikmat dunianya berkurang. Bakhilnya seorang pemimpin untuk menggunakan kepimpinannya  membela islam dan kebenaran. Bakhilnya seseorang untuk mengorbankan waktunya berfikir untuk kemajuan Islam. Bakhilnya seseorang untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah swt.

    #Lebih parah lagi adalah bakhilnya seseorang untuk memberikan kemudahan kepada orang lain walaupun hanya dengan sesuatu yang kecil dan remeh. Orang yang bakhil tidak akan mahu memberikan hartanya, waktunya, tenaganya apalagi jiwa dan ruhnya untuk Islam.

    #Ingatlah bahawa sifat bakhil menyebabkan seseorang itu dijauhkan daripada keimanan kepada Allah swt. Sifat bakhil akan mengikis keimanan seseorang sedikit demi sedikit. Sabda Rasulullah saw:

    لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا

    “Sifat bakhil dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya” (Al-Musnad, Imam Ahmad, dan Shahih Ibni Hibban)

    ♡Islam sangat membenci sifat bakhil. Ini kerana sifat bakhil salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mahu berkorban untuk kebaikan. Padahal karakter orang yang beriman adalah sentiasa berkorban dengan apa sahaja demi islam♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 20 Rejab 1445H☆ وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29] #Jauhi sifat bakhil kerana ia membinasakan akhirat seseorang. Sifat bakhil perlu dihapuskan dalam kehidupan seseorang kerana bakhil itu membawa permusuhan dan pertelingkahan yang boleh mendatangkan kerugian. #Daripada Sayidina Jabir r.a bahawasanya Rasulullah saw telah bersabda: اتَّقُوْا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوْا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ “Takutilah (jauhilah) kezaliman kerana sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan di hari kiamat dan takutilah (jauhilah) perangai bakhil kerana bakhil itu telah membinasakan orang yang dahulu daripada kamu iaitu membawa mereka melakukan pertumpahan darah sesama mereka dan menghalalkan perkara-perkara yang diharamkan kepada mereka" (HR Muslim) #Selain itu, tamak kepada dunia dan kedekut dengan apa yang dimiliki sentiasa mendorong manusia melakukan maksiat dan dosa dan menjuruskan mereka kepada perbuatan keji dan kemungkaran. #Hari ini kebakhilan sudah menjadi penyakit yang meluas dikalangan umat Islam. Ekonomi kapitalis dan budaya hidup mewah menjadikan kita tidak peka terhadap sesama saudara seMuslim. Lingkungan keluarga dan masyarakat kita telah berhasil menanamkan jiwa invidualisme. Yang penting saya menjadi kaya, cukup, semua keperluan serba ada, dan tidak memikirkan keperluan saudaranya yang lain. #Disebabkan itulah muncul berbagai bentuk kebakhilan. Bakhilnya seorang pendakwah untuk menyampaikan kebenaran kerana takut nikmat dunianya berkurang. Bakhilnya seorang pemimpin untuk menggunakan kepimpinannya  membela islam dan kebenaran. Bakhilnya seseorang untuk mengorbankan waktunya berfikir untuk kemajuan Islam. Bakhilnya seseorang untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah swt. #Lebih parah lagi adalah bakhilnya seseorang untuk memberikan kemudahan kepada orang lain walaupun hanya dengan sesuatu yang kecil dan remeh. Orang yang bakhil tidak akan mahu memberikan hartanya, waktunya, tenaganya apalagi jiwa dan ruhnya untuk Islam. #Ingatlah bahawa sifat bakhil menyebabkan seseorang itu dijauhkan daripada keimanan kepada Allah swt. Sifat bakhil akan mengikis keimanan seseorang sedikit demi sedikit. Sabda Rasulullah saw: لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا “Sifat bakhil dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya” (Al-Musnad, Imam Ahmad, dan Shahih Ibni Hibban) ♡Islam sangat membenci sifat bakhil. Ini kerana sifat bakhil salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mahu berkorban untuk kebaikan. Padahal karakter orang yang beriman adalah sentiasa berkorban dengan apa sahaja demi islam♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 5891 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 19 Rejab 1445H☆

    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

    "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29]

    #Sifat bakhil merupakan sifat keji dan tercela. Allah swt sangat membenci orang yang bakhil lagi kedekut.

    #Hari kiamat tidak akan berlaku sehingga manusia akan diperlihatkan dengan tanda yang jelas seperti sifat bakhil yang berleluasa berlaku dalam kalangan manusia.

    #Sifat bakhil adalah penyakit jiwa yang sedang melanda manusia khususnya membabitkan umat Islam. Pada saat ini manusia di uji dengan limpahan harta kekayaan dan rezeki yang berterusan namun dalam masa sama sifat kedekut dan bakhil menjadi penghalang utama mereka untuk menggunakan harta kurniaan Allah swt kepada jalan yang benar.

    #Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah r.a berkata, Nabi saw bersabda: "Salah satu tanda kiamat ialah meluasnya sifat kedekut." (HR at-Thabrani)

    #Nabi saw bersabda lagi dalam hadis yang lain tentang apa yang akan terjadi sebelum kiamat: "Masa akan menjadi singkat, ilmu semakin berkurang, dicampakkan kepada hati manusia kebakhilan melampau dan banyaknya harj iaitu pembunuhan demi pembunuhan." (HR al-Bukhari dan Muslim)

    #Perkataan kebakhilan dalam hadis ini merujuk kepada sifat kebakhilan yang disertai dengan ketamakan dan semua perkara yang menghalang seseorang daripada bersedekah atau melakukan amal kebajikan. Penyakit jiwa yang melanda manusia ini mengakibatkan rezeki kurniaan Allah swt yang sepatutnya dikeluarkan bagi tujuan membantu orang yang kurang berkemampuan tidak dapat dilaksanakan. Kebimbangan mereka akan menjadi fakir dan miskin menyebabkan limpahan harta disimpan sehingga tidak mampu untuk dimanfaatkan kepada orang lain.

    #Firman Allah swt:

    وَلَا یَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِینَ یَبۡخَلُونَ بِمَاۤ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَیۡرࣰا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرࣱّ لَّهُمۡۖ سَیُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۗ وَلِلَّهِ مِیرَ ٰ⁠ثُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣱ

    "Dan jangan sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka dari kemurahanNya - menyangka bahawa keadaan bakhilnya itu baik bagi mereka. Bahkan ia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalongkan (diseksa) dengan apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat kelak. Dan bagi Allah jualah hak milik segala warisan (isi) langit dan bumi. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan segala yang kamu kerjakan" [Surah Ali-ʿImran 180]

    ♡Sifat bakhil adalah sikap yang tercela sehingga Allah swt memberi ancaman kepada mereka dengan seksaan
    yang menghinakan dan merendah-rendahkan mereka. Orang bakhil tergolong dalam kalangan orang yang kufur dengan rezeki pemberian daripada Allah swt sehingga tidak ingin mensyukuri segala nikmat yang melimpah ruah dengan berkongsi rezeki dengan orang lain♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 19 Rejab 1445H☆ وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29] #Sifat bakhil merupakan sifat keji dan tercela. Allah swt sangat membenci orang yang bakhil lagi kedekut. #Hari kiamat tidak akan berlaku sehingga manusia akan diperlihatkan dengan tanda yang jelas seperti sifat bakhil yang berleluasa berlaku dalam kalangan manusia. #Sifat bakhil adalah penyakit jiwa yang sedang melanda manusia khususnya membabitkan umat Islam. Pada saat ini manusia di uji dengan limpahan harta kekayaan dan rezeki yang berterusan namun dalam masa sama sifat kedekut dan bakhil menjadi penghalang utama mereka untuk menggunakan harta kurniaan Allah swt kepada jalan yang benar. #Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah r.a berkata, Nabi saw bersabda: "Salah satu tanda kiamat ialah meluasnya sifat kedekut." (HR at-Thabrani) #Nabi saw bersabda lagi dalam hadis yang lain tentang apa yang akan terjadi sebelum kiamat: "Masa akan menjadi singkat, ilmu semakin berkurang, dicampakkan kepada hati manusia kebakhilan melampau dan banyaknya harj iaitu pembunuhan demi pembunuhan." (HR al-Bukhari dan Muslim) #Perkataan kebakhilan dalam hadis ini merujuk kepada sifat kebakhilan yang disertai dengan ketamakan dan semua perkara yang menghalang seseorang daripada bersedekah atau melakukan amal kebajikan. Penyakit jiwa yang melanda manusia ini mengakibatkan rezeki kurniaan Allah swt yang sepatutnya dikeluarkan bagi tujuan membantu orang yang kurang berkemampuan tidak dapat dilaksanakan. Kebimbangan mereka akan menjadi fakir dan miskin menyebabkan limpahan harta disimpan sehingga tidak mampu untuk dimanfaatkan kepada orang lain. #Firman Allah swt: وَلَا یَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِینَ یَبۡخَلُونَ بِمَاۤ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَیۡرࣰا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرࣱّ لَّهُمۡۖ سَیُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۗ وَلِلَّهِ مِیرَ ٰ⁠ثُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣱ "Dan jangan sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka dari kemurahanNya - menyangka bahawa keadaan bakhilnya itu baik bagi mereka. Bahkan ia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalongkan (diseksa) dengan apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat kelak. Dan bagi Allah jualah hak milik segala warisan (isi) langit dan bumi. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan segala yang kamu kerjakan" [Surah Ali-ʿImran 180] ♡Sifat bakhil adalah sikap yang tercela sehingga Allah swt memberi ancaman kepada mereka dengan seksaan yang menghinakan dan merendah-rendahkan mereka. Orang bakhil tergolong dalam kalangan orang yang kufur dengan rezeki pemberian daripada Allah swt sehingga tidak ingin mensyukuri segala nikmat yang melimpah ruah dengan berkongsi rezeki dengan orang lain♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 5873 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 18 Rejab 1445H☆

    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

    "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29]

    #Jangan sesekali tergolong dalam kalangan orang yang bakhil dan membazir harta. Jadilah insan yang pemurah yang ringan tangan dalam bersedekah, membantu orang yang memerlukan. Ini kerana, orang yang bakhil dan membazir adalah golongan yang terkeji serta dimurkai Allah swt. Sebaliknya orang yang pemurah sangat dicintai dan disayangi Allah swt.

    وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

    “Dan juga mereka (yang diredhai Allah itu ialah) yang apabila membelanjakan hartanya, tiadalah melampaui batas dan tiada bakhil kedekut; dan (sebaliknya) perbelanjaan mereka adalah betul sederhana di antara kedua-dua cara (boros dan bakhil) itu” [Surah al-Furqan 67]

    #Contohilah isteri baginda saw, Ummul Mukminin yang menunjukkan akhlak dan contoh yang baik serta kuat bersedekah dan istiqamah.

    #Sayidatina Aisyah r.ha pernah memuji Sayidatina Zainab binti Jahsy r.ha. Hal ini dapat dilihat menerusi riwayat daripada Sayidatina Aisyah r.ha, katanya:

    وَلَمْ أَرَ امْرَأَةً قَطُّ خَيْرًا فِي الدِّينِ مِنْ زَيْنَبَ. وَأَتْقَى لِلَّهِ. وَأَصْدَقَ حَدِيثًا. وَأَوْصَلَ لِلرَّحِمِ. وَأَعْظَمَ صَدَقَةً. وَأَشَدَّ ابْتِذَالًا لِنَفْسِهَا فِي الْعَمَلِ الَّذِي تَصَدَّقُ بِهِ، وَتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى

    “Aku tidak pernah melihat seseorang wanita yang lebih baik urusan agamanya, paling bertakwa kepada Allah, paling benar bicaranya, paling banyak menyambung silaturrahim, paling banyak bersedekah, dan paling memberi komitmen terhadap dirinya dalam amalan bersedekah yang beliau laksanakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt selain Zainab” (HR Muslim)

    #Bukan itu sahaja, Rasulullah saw juga pernah memujinya kerana (rajin bersedekah di jalan Allah swt, sehingga beliau digelar sebagai ‘panjang tangan.’) Hal ini adalah sebagaimana riwayat daripada Masruq, daripada Sayidatina Aisyah r.ha bahawa:

    أَنَّ بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْنَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّنَا أَسْرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: «أَطْوَلُكُنَّ يَدًا»، فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذْرَعُونَهَا، فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَطْوَلَهُنَّ يَدًا، فَعَلِمْنَا بَعْدُ أَنَّمَا كَانَتْ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتْ أَسْرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ وَكَانَتْ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ

    “Sebahagian daripada isteri-isteri Nabi saw bertanya kepada Nabi saw: ‘Siapakah antara kami yang paling cepat menyusulmu (meninggal dunia)?’ Baginda saw menjawab:  ‘Orang yang paling panjang tangannya antara kamu.’ Lalu mereka mengambil sebatang kayu untuk mereka mengukurnya (tangan mereka). Maka Saudah ialah orang yang paling panjang tangannya dalam kalangan mereka. Setelah itu, kami mengetahui bahawa yang dimaksudkan dengan panjang tangan sebenarnya adalah sedekah dan sememangnya beliaulah yang paling cepat antara kami menyusul Baginda, dan beliau sangat gemar bersedekah" (HR al-Bukhari dan Muslim)

    #Sayidatina Aisyah berkata: “Orang yang paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab kerana beliau menggunakan tangannya untuk bekerja dan bersedekah.” (Lihat: al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah)

    #Sayidatina Zainab bin Jahsy r.ha merupakan isteri pertama yang wafat selepas kewafatan Baginda saw dan paling cepat menyusul Baginda saw. Beliau meninggal dunia pada tahun 20 Hijrah dan solat jenazahnya diimamkan oleh Sayidina Umar bin al-Khattab R.A. (Lihat: Siyar A‘lam al-Nubala')

    ♡Bersedekahlah, jangan sesekali bakhil dan membazir. Ikutilah sifat mulia orang soleh dahulu kala yang gemar bersedekah dan bahagia kehidupan mereka. Jom sedekah!!♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 18 Rejab 1445H☆ وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29] #Jangan sesekali tergolong dalam kalangan orang yang bakhil dan membazir harta. Jadilah insan yang pemurah yang ringan tangan dalam bersedekah, membantu orang yang memerlukan. Ini kerana, orang yang bakhil dan membazir adalah golongan yang terkeji serta dimurkai Allah swt. Sebaliknya orang yang pemurah sangat dicintai dan disayangi Allah swt. وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا “Dan juga mereka (yang diredhai Allah itu ialah) yang apabila membelanjakan hartanya, tiadalah melampaui batas dan tiada bakhil kedekut; dan (sebaliknya) perbelanjaan mereka adalah betul sederhana di antara kedua-dua cara (boros dan bakhil) itu” [Surah al-Furqan 67] #Contohilah isteri baginda saw, Ummul Mukminin yang menunjukkan akhlak dan contoh yang baik serta kuat bersedekah dan istiqamah. #Sayidatina Aisyah r.ha pernah memuji Sayidatina Zainab binti Jahsy r.ha. Hal ini dapat dilihat menerusi riwayat daripada Sayidatina Aisyah r.ha, katanya: وَلَمْ أَرَ امْرَأَةً قَطُّ خَيْرًا فِي الدِّينِ مِنْ زَيْنَبَ. وَأَتْقَى لِلَّهِ. وَأَصْدَقَ حَدِيثًا. وَأَوْصَلَ لِلرَّحِمِ. وَأَعْظَمَ صَدَقَةً. وَأَشَدَّ ابْتِذَالًا لِنَفْسِهَا فِي الْعَمَلِ الَّذِي تَصَدَّقُ بِهِ، وَتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى “Aku tidak pernah melihat seseorang wanita yang lebih baik urusan agamanya, paling bertakwa kepada Allah, paling benar bicaranya, paling banyak menyambung silaturrahim, paling banyak bersedekah, dan paling memberi komitmen terhadap dirinya dalam amalan bersedekah yang beliau laksanakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt selain Zainab” (HR Muslim) #Bukan itu sahaja, Rasulullah saw juga pernah memujinya kerana (rajin bersedekah di jalan Allah swt, sehingga beliau digelar sebagai ‘panjang tangan.’) Hal ini adalah sebagaimana riwayat daripada Masruq, daripada Sayidatina Aisyah r.ha bahawa: أَنَّ بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْنَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّنَا أَسْرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: «أَطْوَلُكُنَّ يَدًا»، فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذْرَعُونَهَا، فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَطْوَلَهُنَّ يَدًا، فَعَلِمْنَا بَعْدُ أَنَّمَا كَانَتْ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتْ أَسْرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ وَكَانَتْ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ “Sebahagian daripada isteri-isteri Nabi saw bertanya kepada Nabi saw: ‘Siapakah antara kami yang paling cepat menyusulmu (meninggal dunia)?’ Baginda saw menjawab:  ‘Orang yang paling panjang tangannya antara kamu.’ Lalu mereka mengambil sebatang kayu untuk mereka mengukurnya (tangan mereka). Maka Saudah ialah orang yang paling panjang tangannya dalam kalangan mereka. Setelah itu, kami mengetahui bahawa yang dimaksudkan dengan panjang tangan sebenarnya adalah sedekah dan sememangnya beliaulah yang paling cepat antara kami menyusul Baginda, dan beliau sangat gemar bersedekah" (HR al-Bukhari dan Muslim) #Sayidatina Aisyah berkata: “Orang yang paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab kerana beliau menggunakan tangannya untuk bekerja dan bersedekah.” (Lihat: al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah) #Sayidatina Zainab bin Jahsy r.ha merupakan isteri pertama yang wafat selepas kewafatan Baginda saw dan paling cepat menyusul Baginda saw. Beliau meninggal dunia pada tahun 20 Hijrah dan solat jenazahnya diimamkan oleh Sayidina Umar bin al-Khattab R.A. (Lihat: Siyar A‘lam al-Nubala') ♡Bersedekahlah, jangan sesekali bakhil dan membazir. Ikutilah sifat mulia orang soleh dahulu kala yang gemar bersedekah dan bahagia kehidupan mereka. Jom sedekah!!♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 7021 Views
  • SEJARAH RASULULLAH SAW :


    Nabi Muhammad SAW
    Pemimpin politik Arab dan
    Pengasas Islam

    Nabi Muhammad bin Abdullah
    (570 M - 8 Jun 632 M)
    Baginda juga adalah pemimpin yang menyatukan Semenanjung Arab kepada satu tatanegara di bawah pemerintahan Islam.
    Nabi Muhammad SAW dianggap oleh umat Islam sebagai pemulih keimanan monoteistik ajaran nabi-nabi terdahulu yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan nabi-nabi yang terdahulu.

    Nabi Muhammad Bin Abdullāh
    KELAHIRAN :
    12 Rabiulawal Tahun Gajah (20 April 571)
    Mekkah, Semenanjung Arab
    (kini Arab Saudi)

    WAFATNYA RASULULLAH SAW :
    8 Jun 632
    Madinah, Semenanjung Arab
    (kini Arab Saudi)

    SEBAB KEWAFATAN :
    Sakit (demam panas)

    RASULULLAH SAW DIKEBUMIKAN :
    Makam di Masjid Nabawi, Madinah.

    NAMA-NAMA LAIN RASULULLAH SAW :
    1. Al-Amin,
    2. As-Saadiq,
    3. RASUL Allāh
    4. Abu al-Qasim dan ada banyak lagi sebenarnya 201.

    UMUR PASANGAN RASULULLAH SAW
    KETIKA BERNIKAH :
    1. Khadijah binti Khuwailid
    40 Tahun (555-619).

    2. Saudah binti Zam'ah
    50 Tahun (619-632).

    3. Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq
    9 tahun (619-632).

    4. Hafsah binti Umar Al-Khattab
    19 Tahun (624-632).

    5. Zainab binti Khuzaimah
    29 Tahun (625-627).

    6. Zainab binti Jansyin
    35 Tahun (627-632).

    7. Juwairiah binti Al-Harith
    19 Tahun (628-632).

    8. Ramlah binti Abu Sufian
    32 Tahun (628-632).

    9. Hindun binti Abi Umaiyah
    28 Tahun (629-632).

    10. Raihanah binti Zaid
    (629-631)

    11. Safiyah binti Huyay
    16 Tahun (629-632).

    12. Maimunah binti Al-Harith
    25 Tahun (630-632).

    13. Mariyah al-Qibthiyah
    (630-632).

    IBU BAPA RASULULLAH SAW :
    AYAH : Abdullah bin Abdul Muttalib
    IBU : Āminah bt Wahab


    SEJARAH RINGKAS :

    DILAHIRKAN DI MAKKAH DAN DIJAGA :
    Semenanjung Arab,
    Baginda adalah anak yatim piatu sejak kecil lagi dimana baginda dijaga oleh
    1. datuknya, Abdul Muttalib bin Hasyim dan 2. seterusnya bapa saudara baginda,
    Abu Talib bin Abdul Muttalib.

    Baginda juga pernah bekerja sebagai pengembala kambing dan saudagar serta perkahwinan pertamanya adalah ketika berusia 25 tahun dimana baginda telah bernikah dengan Khadijah binti Khuwailid (40 tahun).

    Keluarga baginda mengamalkan ajaran Tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa AS daripada Allah SWT.


    WAHYU PERTAMA :
    Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, baginda telah menerima wahyu yang pertama daripada Tuhan melalui malaikat Jibril (malaikat yang sama menyampaikan wahyu Allah SWT kepada 5 orang Rasul Ulul Azmi) ketika sedang berada di Gua Hira.


    BERDAKWAH :
    Tiga tahun setelah kejadian itu,
    baginda mula berdakwah secara terbuka kepada penduduk Makkah dengan mengatakan
    "Tuhan itu Esa"
    dan hendaklah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT
    (secara harfiahnya membawa maksud Islam) dan ia adalah satu cara hidup (الدين ad-Din) yang diterima Allah SWT sahaja.

    Nabi Muhammad SAW menerima beberapa orang pengikut pada awalnya yang terdiri daripada pelbagai golongan.

    Ajaran yang dibawa oleh baginda mendapat tentangan yang hebat dalam kalangan penduduk Makkah malahan mereka dilayan dengan teruk dan zalim.
    Oleh itu, Nabi Muhammad SAW telah menghantar beberapa orang pengikutnya ke Habsyah pada 614 M


    HIJRAH :
    sebelum baginda dan pengikutnya lain di Makkah Hijrah ke Madinah
    (dahulu dikenali sebagai Yathrib) pada tahun 622 M.

    Peristiwa penghijrahan Baginda itu menandakan permulaan bagi kalendar Islam atau takwim Hijrah.

    Di Madinah, Baginda telah menyatukan semua suku kaum dibawah Piagam Madinah.


    KEMBALI KE MEKKAH SEMULA :
    Setelah bersengketa dengan penduduk Makkah selama 8 tahun,
    Baginda membawa 10,000 pengikutnya ke Makkah serta membukanya.
    Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya telah memusnahkan patung berhala yang terdapat di Makkah.

    KEWAFATAN RASULULLAH SAW :
    Pada tahun 632 M, beberapa bulan selepas Haji Wida atau Haji Perpisahan,
    Nabi Muhammad SAW telah jatuh sakit
    lalu wafat.

    Ketika kematian Baginda,
    hampir seluruh Semenanjung Arab berada di bawah naungan Islam dan bersatu dengan utuhnya
    (6 Mei 570M atau pun 20 April/26 April 571M).


    KETURUNAN IBU DAN AYAH
    RASULULLAH SAW :
    Ibu Baginda,
    iaitu Aminah binti Wahab,
    adalah anak perempuan kepada
    Wahab bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah.

    Ayah Baginda,
    iaitu Abdullah,
    ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya dikatakan bersusur galur dari Nabi Ismail, anak kepada Nabi Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh.

    Ayah Baginda telah meninggal sebelum kelahiran Baginda.
    Sementara ibu Baginda meninggal ketika Baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim piatu.


    IBU SUSUAN RASULULLAH SAW :
    Menurut tradisi keluarga atasan Mekkah, Baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat

    IBU SUSU :
    wanita yang menyusukan baginda yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun.

    RASULULLAH SAW DI JAGA :
    Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibu Baginda Aminah binti Wahab.

    Setelah ibu Baginda wafat,
    Baginda dijaga oleh
    datuknya, Abdul Muthalib.

    Apabila datuknya meninggal,
    Baginda dijaga oleh bapa saudara Baginda, Abu Talib.

    Ketika inilah Baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudara Baginda di sekitar Mekkah dan kerap menemani bapa saudara Baginda dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria).


    MASA REMAJA RASULULLAH SAW :
    Dalam masa remaja Baginda,
    Nabi Muhammad SAW percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah SWT.

    Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak.
    Baginda mengamalkan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu terutamanya
    Nabi Isa Al-Masih.

    YANG RASULULLAH SAW SAYANG :
    Baginda menyayangi
    1. orang-orang miskin,
    2. para janda dan
    3. anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka.

    Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain,
    sehingga Baginda dikenali sebagai
    As Saadiq (yang benar) dan
    Al Amin (yang amanah).

    Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekkah.


    BAGINDA BERUMAHTANGGA :
    Ketika berusia kira-kira 25 tahun,
    ayah saudara Baginda menyarankan Baginda untuk bekerja dengan kafilah
    (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria).
    Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.

    ISTERI DAN ANAK RASULULLAH SAW PERTAMA:
    Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini Baginda.
    Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia.

    Mereka dikurniakan 6 orang anak
    (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka,
    Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil.
    Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra.

    Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah Khadijah meninggal pada
    usia 64 tahun.


    ANAK RASULULLAH SAW DENGAN
    MARIA AL-QIBTIYYAH :
    Seorang lagi anak Baginda adalah hasil perkahwinan Baginda dengan
    Maria al-Qibtiyyah.
    Putera Baginda bersama Maria bernama Ibrahim itu juga meninggal semasa kecil. Isteri-isteri baginda dikenali sebagai "Ummul Mukminin" yang bermaksud
    "ibu orang-orang beriman".

    BAPA DAN IBU SAUDARA
    NABI MUHAMMAD SAW :
    Al-Harith bin Abdul Muttalib
    Muqaddam bin Abdul Muttalib
    Zubair bin Abdul Muttalib
    Hamzah bin Abdul Muttalib
    Al-Abbas bin Abdul Muttalib
    Abu Thalib bin Abdul Muttalib
    Abu Lahab bin Abdul Muttalib
    Abdul Kaabah bin Abdul Muttalib
    Hijin bin Abdul Muttalib
    Dhirar bin Abdul Muttalib
    Ghaidaq bin Abdul Muttalib
    Safiyah binti Abdul Muttalib
    'Atikah binti Abdul Muttalib
    Arwa binti Abdul Muttalib
    Umaimah binti Abdul Muttalib
    Barrah binti Abdul Muttalib
    Ummi Hakim al-Bidha binti Abdul Muttalib
    Hashim bin Abdu'Manan


    KERASULAN :
    Nabi Muhammad SAW telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah.
    Ia sungguh menyedihkan hati Baginda sehingga Baginda kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah,
    yang kemudian dikenali sebagai
    Jabal al-Nour,
    untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya.

    Di sinilah Baginda sering bertapa serta berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah SWT supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa.


    WAHYU PERTAMA :
    Pada suatu malam hari Isnin 21 Ramadan (bersamaan 10 Ogos 610),
    ketika Baginda sedang bertafakur
    di Gua Hira,

    Malaikat Jibril mendatangi Baginda.
    Jibril membangkitkan Baginda dan menyampaikan wahyu Allah SWT
    di telinganya.
    Baginda diminta membaca.

    Baginda menjawab,
    "Saya tidak tahu membaca".

    Jibril mengulangi tiga kali meminta
    Nabi Muhammad SAW untuk membaca tetapi jawapan Baginda tetap sama.

    Baginda menjawab,
    "Saya tidak tahu membaca".

    Akhirnya, Jibril berkata :
    "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
    Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah
    yang mengajar manusia dengan perantaraan
    (menulis, membaca).
    Dia mengajarkan kepada manusia
    apa yang tidak diketahuinya."

    Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
    Ketika itu baginda berusia 40 tahun setengah.


    WAHYU TURUN SELAMA 23 TAHUN :
    Wahyu itu turun kepada Baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa
    23 tahun.

    Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan kepada
    Nabi Muhammad SAW dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan).


    AL-QURAN DAN AL SUNNAH :
    Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai
    erti yang jelas.
    Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh
    Nabi Muhammad SAW sendiri melalui percakapan Baginda,
    tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah.

    Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah SWT.


    BERDAKWAH :
    Marhalah dakwah baginda boleh dibahagikan mengikut fasa:

    Fasa di Makkah: hampir 13 tahun
    Dakwah rahsia: 3 tahun
    Dakwah terbuka di Makkah: hampir 7 tahun
    Dakwah kepada semua: 3 tahun
    Fasa Madinah: 10 tahun

    Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW juga boleh diringkaskan sebagai berikut :

    Pertama:
    Marhalah Tasqif -
    tahap pembinaan dan pengkaderan untuk melahirkan individu-individu yang menyakini pemikiran (fikrah) dan metod (thariqah) parti politik guna membentuk kerangka gerakan.

    Kedua:
    Marhalah Tafa’ul ma’al Ummah -
    tahap berinteraksi dengan umat agar umat turut sama memikul kewajiban dakwah Islam, sehingga umat akan menjadikan Islam sebagai panduan utama dalam hidupnya serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

    Ketiga:
    Marhalah Istilamil Hukmi -
    tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

    didalam kitab sirah dan merupakan satu aktiviti penting dalam marhalah kedua perjuangan Nabi Muhammad SAW
    Lestari atau tidaknya dakwah ditentukan oleh Baginda kerana keberlangsungan dakwah memerlukan dua aspek penting :

    Pertama :
    untuk mendapatkan perlindungan (himayah) sehingga tetap dapat melakukan aktiviti dakwah dalam keadaan aman dan terlindung.

    Kedua :
    untuk mencapai tampuk pemerintahan dalam rangka menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam) dan menerapkan hukum-hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

    CABARAN BERDAKWAH :
    Apabila Nabi Muhammad SAW menyeru manusia ke jalan Allah SWT,
    tidak ramai yang mendengar seruannya.

    Kebanyakkan pengikut Baginda adalah dari anggota keluarga Baginda dan dari golongan masyarakat bawahan,
    Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zaid dan Bilal.

    Apabila Baginda memperhebatkan kegiatan dakwah Baginda dengan mengumumkan secara terbuka
    Agama Islam yang disebarkan Baginda, dengan itu ramai yang mengikut Baginda.

    Tetapi pada masa, Baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam.
    Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka.

    Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut Agama Islam.

    Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi.

    Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekkah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan.

    Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya.
    Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya.
    Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah.

    HIJRAH :
    Di Makkah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s.
    beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah SWT.
    Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah SWT.

    Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama.
    Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan.
    Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini.

    Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam.
    Antara mereka yang tertarik dengan seruan Baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib (Madinah).

    Mereka menemui Baginda dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi.

    Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam,
    Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam Mekkah.

    Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Makkah. Mereka menemui Nabi Muhammad di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib,
    pakcik Baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu.
    Mereka mengundang Baginda dan orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib.

    Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seAgama.
    Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Nabi Muhammad SAW untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekkah di bandar mereka.
    Nabi Muhammad SAW akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu.


    HIJRAH KE MADINAH (YATHRIB) :
    Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Makkah, masyarakat jahiliyah Mekkah cuba menghalang mereka.
    Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib.
    Masyarakat jahiliyah Mekkah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan Agama mereka ke daerah-daerah yang lain.

    Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Makkah kecuali
    Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah.


    RANCANGAN MEMBUNUH
    RASULULLAH SAW :
    Masyarakat Mekkah kemudian memutuskan untuk membunuh Baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur,
    Nabi Muhammad SAW akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah SAW'.


    MADINAH :
    Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Baginda umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah.

    Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam.

    Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah.
    Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam.
    Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli.


    PEMBUKAAN KOTA MAKKAH :
    Pada tahun kelapan selepas penghijrahan ke Madinah berlaku,
    Nabi Muhammad SAW berlepas ke Makkah.

    Tentera Islam yang seramai 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat.
    Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa sebarang syarat.
    Nabi Muhammad SAW kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Kaabah dimusnahkan.


    MENELADANI PERBUATAN
    NABI MUHAMMAD SAW :
    Perbuatan-perbuatan yang dilakukan
    Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua cara.
    Ada yang termasuk perbuatan-perbuatan jibiliyah, iaitu perbuatan yang dilakukan manusia secara Fitriah, dan ada pula perbuatan-perbuatan selain jibiliyah.

    Perbuatan-perbuatan jibiliyah,
    seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain sebagainya, tidak ada perselisihan bahawa status perbuatan tersebut adalah mubah (harus), baik bagi
    Nabi Muhammad SAW maupun bagi umatnya.
    Oleh kerana itu, perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori mandub (sunat).

    Sedangkan perbuatan-perbuatan yang bukan jibiliyah, boleh jadi termasuk dalam hal-hal yang ditetapkan khusus bagi
    Nabi Muhammad SAW, dimana tidak seorang pun diperkenankan mengikutinya (haram);
    atau boleh jadi tidak termasuk dalam perbuatan yang diperuntukkan khusus bagi Baginda.


    KHUSUS BAGI RASULULLAH SAW :
    Apabila perbuatan itu telah ditetapkan khusus bagi Nabi Muhammad SAW,
    seperti dibolehkan Baginda melanjutkan puasa pada malam hari tanpa berbuka, atau dibolehkannya menikah dengan lebih dari empat wanita, dan lain sebagainya dari kekhususan Baginda;
    maka dalam hal ini kita tidak diperkenankan mengikuti Baginda.

    Sebab,
    perbuatan-perbuatan tersebut telah terbukti diperuntukkan khusus bagi Baginda berdasarkan Ijmak Sahabat.
    Oleh kerana itu tidak dibolehkan meneladani Baginda dalam perbuatan-perbuatan semacam ini.

    Akan halnya dengan perbuatan Baginda yang kita kenal sebagai penjelas bagi kita, tidak ada perselisihan bahawa hal itu merupakan dalil.
    Dalam hal ini penjelasan tersebut boleh berupa perkataan, seperti

    RASULULLAH SAW BERSABDA :
    “ Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat ”.

    RASULULLAH SAW BERSABDA
    " Laksanakan manasik hajimu berdasarkan manasikku (apa yang telah aku kerjakan) ".

    Hadis ini menunjukkan bahawa perbuatan Baginda merupakan penjelas,
    agar kita mengikutinya.

    Penjelasan Baginda boleh juga berupa qaraain al ahwal, yakni qarinah/perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, seperti memotong pergelangan pencuri sebagai penjelas,

    ALLAH SWT BERFIRMAN :
    " Maka potonglah tangan keduanya ."
    (SURAH AL-MAIDAH : 38)

    Status penjelas yang terdapat dalam perbuatan Baginda, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, dapat mengikuti hukum apa yang telah dijelaskan, apakah itu
    wajib,
    haram,
    mandub(sunat) atau
    mubah(harus) sesuai dengan arah penunjukan dalil.

    Sedangkan perbuatan-perbuatan Baginda yang tidak terdapat di dalamnya perbuatan yang menunjukkan bahawa hal itu merupakan penjelas,
    bukan penolakan dan bukan pula ketetapan.
    Maka dalam hal ini perlu diperhatikan apakah di dalamnya terdapat maksud untuk bertaqarrub
    (mendekatkan diri kepada Allah SWT)
    atau tidak.
    Apabila di dalamnya terdapat keinginan untuk bertaqarrub kepada Allah SWT
    maka perbuatan itu termasuk mandub (sunat),
    di mana seseorang akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu dan tidak mendapatkan balasan jika meninggalkannya.

    Misalnya Solat Duha.
    Sedangkan jika tidak terdapat di
    dalamnya keinginan untuk bertaqarrub, maka perbuatan tersebut termasuk
    mubah (harus).

    PESANAN TERAKHIR MUHAMMAD
    (ISI KHUTBAH TERAKHIR MUHAMMAD) :
    Ketika Nabi Muhammad SAW
    mengerjakan ibadah haji yang terakhir,
    maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah
    di Lembah Uranah, Bukit Arafah,
    Baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin,
    di antara isi dari khutbah terakhir
    Nabi Muhammad SAW itu ialah:

    " Wahai manusia,
    dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini.

    Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.

    1. "Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci.

    2. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.

    3. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.

    4. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan DIA pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.

    5. Allah SWT telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.

    6. "Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.
    syaitan telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar,
    maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

    7. "Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu,
    mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu,
    maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang.
    Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia.
    Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

    8. "Wahai manusia,
    dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini,
    sembahlah Allah SWT,
    dirikanlah solat lima waktu,
    berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu.
    Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu.

    9. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain.
    Kamu semua adalah sama;
    tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.

    10. "Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah SWT pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan.
    Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.

    11. "Wahai manusia,
    tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir Agama baru.

    Oleh itu wahai manusia.
    Nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu.

    Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya.
    Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku.

    12. "Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain.
    Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku.

    Saksikanlah Ya Allah,
    bahawasanya telah aku sampaikan risalah-MU kepada hamba-hamba-MU."


    RINGKASAN PERKEMBANGAN ISLAM :
    570M-
    Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

    610M-
    Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira'.

    615M-
    Orang Muslim didera oleh puak Quraish.
    Hijrah pertama ke Habsyah.

    616M-
    Sayidina Hamzah dan
    Saidina Umar memeluk Islam.
    Hijrah kedua ke Habsyah.

    619M-
    Khadijah ra (isteri Baginda) dan
    Abu Talib (bapa saudara Baginda)
    meninggal dunia.
    Melawat Taif.
    Peristiwa Isra dan Mi'raj berlaku.

    621M-
    Baiat Aqabah 1.

    622M-
    Baiat Aqabah 2.
    Hijrah ke Madinah.
    Daulah Islamiyah dibina.

    624M-
    Perang Badar.

    625M-
    Perang Uhud.

    627M-
    Perang Ahzab.

    628M-
    Perjanjian Hudaibiyah.

    629M-
    Perang Khaibar dan dalam menentang tentera Rom Byzantine,
    Baginda menghantar tentera Islam dalam Perang Mu'tah.

    630M-
    Pembukaan Makkah.
    Perang Hunain.

    631M-
    Perang Tabuk.

    632M-
    Kewafatan RASULULLAH SAW,
    perlantikan Syaidina Abu Bakar sebagai khalifah.


    KEWAFATAN SAHABAT
    RASULULLAH SAW :

    1. Ali bin Abi Thalib
    lahir di Makkah
    Wafat 40 H

    2. Hasan bin Ali
    lahir di Madinah
    Wafat 50 H

    3. Husain bin Ali
    lahir di Madinah
    Wafat 61 H

    4. Ali bin Husain
    lahir di Madinah
    Wafat 95 H

    5. Muhammad al-Baqir
    lahir di Madinah
    Wafat 114

    6. Ja’far ash-Shadiq
    lahir di Madinah
    Wafat 148

    7. Musa al-Kadzim
    lahir di Madinah
    Wafat 183 H

    8. Ali ar-Ridha
    lahir di Madinah
    Wafat 203 H

    9. Muhammad al-Jawad
    lahir di Madinah
    Wafat 220 H

    10. Ali al-Hadi
    lahir di Madinah
    Wafat 254 H

    11. Hasan al-Asykari
    lahir di Madinah
    Wafat 260 H

    12. Muhammad bin al-Asykari
    Samarra, Irak
    Lahir 255 H atau 868 M
    SEJARAH RASULULLAH SAW : Nabi Muhammad SAW Pemimpin politik Arab dan Pengasas Islam Nabi Muhammad bin Abdullah (570 M - 8 Jun 632 M) Baginda juga adalah pemimpin yang menyatukan Semenanjung Arab kepada satu tatanegara di bawah pemerintahan Islam. Nabi Muhammad SAW dianggap oleh umat Islam sebagai pemulih keimanan monoteistik ajaran nabi-nabi terdahulu yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan nabi-nabi yang terdahulu. Nabi Muhammad Bin Abdullāh KELAHIRAN : 12 Rabiulawal Tahun Gajah (20 April 571) Mekkah, Semenanjung Arab (kini Arab Saudi) WAFATNYA RASULULLAH SAW : 8 Jun 632 Madinah, Semenanjung Arab (kini Arab Saudi) SEBAB KEWAFATAN : Sakit (demam panas) RASULULLAH SAW DIKEBUMIKAN : Makam di Masjid Nabawi, Madinah. NAMA-NAMA LAIN RASULULLAH SAW : 1. Al-Amin, 2. As-Saadiq, 3. RASUL Allāh 4. Abu al-Qasim dan ada banyak lagi sebenarnya 201. UMUR PASANGAN RASULULLAH SAW KETIKA BERNIKAH : 1. Khadijah binti Khuwailid 40 Tahun (555-619). 2. Saudah binti Zam'ah 50 Tahun (619-632). 3. Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq 9 tahun (619-632). 4. Hafsah binti Umar Al-Khattab 19 Tahun (624-632). 5. Zainab binti Khuzaimah 29 Tahun (625-627). 6. Zainab binti Jansyin 35 Tahun (627-632). 7. Juwairiah binti Al-Harith 19 Tahun (628-632). 8. Ramlah binti Abu Sufian 32 Tahun (628-632). 9. Hindun binti Abi Umaiyah 28 Tahun (629-632). 10. Raihanah binti Zaid (629-631) 11. Safiyah binti Huyay 16 Tahun (629-632). 12. Maimunah binti Al-Harith 25 Tahun (630-632). 13. Mariyah al-Qibthiyah (630-632). IBU BAPA RASULULLAH SAW : AYAH : Abdullah bin Abdul Muttalib IBU : Āminah bt Wahab SEJARAH RINGKAS : DILAHIRKAN DI MAKKAH DAN DIJAGA : Semenanjung Arab, Baginda adalah anak yatim piatu sejak kecil lagi dimana baginda dijaga oleh 1. datuknya, Abdul Muttalib bin Hasyim dan 2. seterusnya bapa saudara baginda, Abu Talib bin Abdul Muttalib. Baginda juga pernah bekerja sebagai pengembala kambing dan saudagar serta perkahwinan pertamanya adalah ketika berusia 25 tahun dimana baginda telah bernikah dengan Khadijah binti Khuwailid (40 tahun). Keluarga baginda mengamalkan ajaran Tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa AS daripada Allah SWT. WAHYU PERTAMA : Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, baginda telah menerima wahyu yang pertama daripada Tuhan melalui malaikat Jibril (malaikat yang sama menyampaikan wahyu Allah SWT kepada 5 orang Rasul Ulul Azmi) ketika sedang berada di Gua Hira. BERDAKWAH : Tiga tahun setelah kejadian itu, baginda mula berdakwah secara terbuka kepada penduduk Makkah dengan mengatakan "Tuhan itu Esa" dan hendaklah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT (secara harfiahnya membawa maksud Islam) dan ia adalah satu cara hidup (الدين ad-Din) yang diterima Allah SWT sahaja. Nabi Muhammad SAW menerima beberapa orang pengikut pada awalnya yang terdiri daripada pelbagai golongan. Ajaran yang dibawa oleh baginda mendapat tentangan yang hebat dalam kalangan penduduk Makkah malahan mereka dilayan dengan teruk dan zalim. Oleh itu, Nabi Muhammad SAW telah menghantar beberapa orang pengikutnya ke Habsyah pada 614 M HIJRAH : sebelum baginda dan pengikutnya lain di Makkah Hijrah ke Madinah (dahulu dikenali sebagai Yathrib) pada tahun 622 M. Peristiwa penghijrahan Baginda itu menandakan permulaan bagi kalendar Islam atau takwim Hijrah. Di Madinah, Baginda telah menyatukan semua suku kaum dibawah Piagam Madinah. KEMBALI KE MEKKAH SEMULA : Setelah bersengketa dengan penduduk Makkah selama 8 tahun, Baginda membawa 10,000 pengikutnya ke Makkah serta membukanya. Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya telah memusnahkan patung berhala yang terdapat di Makkah. KEWAFATAN RASULULLAH SAW : Pada tahun 632 M, beberapa bulan selepas Haji Wida atau Haji Perpisahan, Nabi Muhammad SAW telah jatuh sakit lalu wafat. Ketika kematian Baginda, hampir seluruh Semenanjung Arab berada di bawah naungan Islam dan bersatu dengan utuhnya (6 Mei 570M atau pun 20 April/26 April 571M). KETURUNAN IBU DAN AYAH RASULULLAH SAW : Ibu Baginda, iaitu Aminah binti Wahab, adalah anak perempuan kepada Wahab bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah. Ayah Baginda, iaitu Abdullah, ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya dikatakan bersusur galur dari Nabi Ismail, anak kepada Nabi Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh. Ayah Baginda telah meninggal sebelum kelahiran Baginda. Sementara ibu Baginda meninggal ketika Baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim piatu. IBU SUSUAN RASULULLAH SAW : Menurut tradisi keluarga atasan Mekkah, Baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat IBU SUSU : wanita yang menyusukan baginda yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun. RASULULLAH SAW DI JAGA : Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibu Baginda Aminah binti Wahab. Setelah ibu Baginda wafat, Baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muthalib. Apabila datuknya meninggal, Baginda dijaga oleh bapa saudara Baginda, Abu Talib. Ketika inilah Baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudara Baginda di sekitar Mekkah dan kerap menemani bapa saudara Baginda dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria). MASA REMAJA RASULULLAH SAW : Dalam masa remaja Baginda, Nabi Muhammad SAW percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah SWT. Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak. Baginda mengamalkan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu terutamanya Nabi Isa Al-Masih. YANG RASULULLAH SAW SAYANG : Baginda menyayangi 1. orang-orang miskin, 2. para janda dan 3. anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka. Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga Baginda dikenali sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekkah. BAGINDA BERUMAHTANGGA : Ketika berusia kira-kira 25 tahun, ayah saudara Baginda menyarankan Baginda untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria). Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa. ISTERI DAN ANAK RASULULLAH SAW PERTAMA: Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini Baginda. Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia. Mereka dikurniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil. Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra. Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah Khadijah meninggal pada usia 64 tahun. ANAK RASULULLAH SAW DENGAN MARIA AL-QIBTIYYAH : Seorang lagi anak Baginda adalah hasil perkahwinan Baginda dengan Maria al-Qibtiyyah. Putera Baginda bersama Maria bernama Ibrahim itu juga meninggal semasa kecil. Isteri-isteri baginda dikenali sebagai "Ummul Mukminin" yang bermaksud "ibu orang-orang beriman". BAPA DAN IBU SAUDARA NABI MUHAMMAD SAW : Al-Harith bin Abdul Muttalib Muqaddam bin Abdul Muttalib Zubair bin Abdul Muttalib Hamzah bin Abdul Muttalib Al-Abbas bin Abdul Muttalib Abu Thalib bin Abdul Muttalib Abu Lahab bin Abdul Muttalib Abdul Kaabah bin Abdul Muttalib Hijin bin Abdul Muttalib Dhirar bin Abdul Muttalib Ghaidaq bin Abdul Muttalib Safiyah binti Abdul Muttalib 'Atikah binti Abdul Muttalib Arwa binti Abdul Muttalib Umaimah binti Abdul Muttalib Barrah binti Abdul Muttalib Ummi Hakim al-Bidha binti Abdul Muttalib Hashim bin Abdu'Manan KERASULAN : Nabi Muhammad SAW telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Ia sungguh menyedihkan hati Baginda sehingga Baginda kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal al-Nour, untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah Baginda sering bertapa serta berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah SWT supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa. WAHYU PERTAMA : Pada suatu malam hari Isnin 21 Ramadan (bersamaan 10 Ogos 610), ketika Baginda sedang bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril mendatangi Baginda. Jibril membangkitkan Baginda dan menyampaikan wahyu Allah SWT di telinganya. Baginda diminta membaca. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca tetapi jawapan Baginda tetap sama. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Akhirnya, Jibril berkata : "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika itu baginda berusia 40 tahun setengah. WAHYU TURUN SELAMA 23 TAHUN : Wahyu itu turun kepada Baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa 23 tahun. Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). AL-QURAN DAN AL SUNNAH : Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai erti yang jelas. Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh Nabi Muhammad SAW sendiri melalui percakapan Baginda, tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah. Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah SWT. BERDAKWAH : Marhalah dakwah baginda boleh dibahagikan mengikut fasa: Fasa di Makkah: hampir 13 tahun Dakwah rahsia: 3 tahun Dakwah terbuka di Makkah: hampir 7 tahun Dakwah kepada semua: 3 tahun Fasa Madinah: 10 tahun Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW juga boleh diringkaskan sebagai berikut : Pertama: Marhalah Tasqif - tahap pembinaan dan pengkaderan untuk melahirkan individu-individu yang menyakini pemikiran (fikrah) dan metod (thariqah) parti politik guna membentuk kerangka gerakan. Kedua: Marhalah Tafa’ul ma’al Ummah - tahap berinteraksi dengan umat agar umat turut sama memikul kewajiban dakwah Islam, sehingga umat akan menjadikan Islam sebagai panduan utama dalam hidupnya serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Ketiga: Marhalah Istilamil Hukmi - tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. didalam kitab sirah dan merupakan satu aktiviti penting dalam marhalah kedua perjuangan Nabi Muhammad SAW Lestari atau tidaknya dakwah ditentukan oleh Baginda kerana keberlangsungan dakwah memerlukan dua aspek penting : Pertama : untuk mendapatkan perlindungan (himayah) sehingga tetap dapat melakukan aktiviti dakwah dalam keadaan aman dan terlindung. Kedua : untuk mencapai tampuk pemerintahan dalam rangka menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam) dan menerapkan hukum-hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. CABARAN BERDAKWAH : Apabila Nabi Muhammad SAW menyeru manusia ke jalan Allah SWT, tidak ramai yang mendengar seruannya. Kebanyakkan pengikut Baginda adalah dari anggota keluarga Baginda dan dari golongan masyarakat bawahan, Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zaid dan Bilal. Apabila Baginda memperhebatkan kegiatan dakwah Baginda dengan mengumumkan secara terbuka Agama Islam yang disebarkan Baginda, dengan itu ramai yang mengikut Baginda. Tetapi pada masa, Baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam. Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka. Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut Agama Islam. Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi. Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekkah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan. Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah. HIJRAH : Di Makkah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah SWT. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah SWT. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Antara mereka yang tertarik dengan seruan Baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib (Madinah). Mereka menemui Baginda dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam Mekkah. Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Makkah. Mereka menemui Nabi Muhammad di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, pakcik Baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang Baginda dan orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seAgama. Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Nabi Muhammad SAW untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekkah di bandar mereka. Nabi Muhammad SAW akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu. HIJRAH KE MADINAH (YATHRIB) : Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Makkah, masyarakat jahiliyah Mekkah cuba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekkah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan Agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Makkah kecuali Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah. RANCANGAN MEMBUNUH RASULULLAH SAW : Masyarakat Mekkah kemudian memutuskan untuk membunuh Baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Nabi Muhammad SAW akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah SAW'. MADINAH : Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Baginda umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam. Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli. PEMBUKAAN KOTA MAKKAH : Pada tahun kelapan selepas penghijrahan ke Madinah berlaku, Nabi Muhammad SAW berlepas ke Makkah. Tentera Islam yang seramai 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa sebarang syarat. Nabi Muhammad SAW kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Kaabah dimusnahkan. MENELADANI PERBUATAN NABI MUHAMMAD SAW : Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua cara. Ada yang termasuk perbuatan-perbuatan jibiliyah, iaitu perbuatan yang dilakukan manusia secara Fitriah, dan ada pula perbuatan-perbuatan selain jibiliyah. Perbuatan-perbuatan jibiliyah, seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain sebagainya, tidak ada perselisihan bahawa status perbuatan tersebut adalah mubah (harus), baik bagi Nabi Muhammad SAW maupun bagi umatnya. Oleh kerana itu, perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori mandub (sunat). Sedangkan perbuatan-perbuatan yang bukan jibiliyah, boleh jadi termasuk dalam hal-hal yang ditetapkan khusus bagi Nabi Muhammad SAW, dimana tidak seorang pun diperkenankan mengikutinya (haram); atau boleh jadi tidak termasuk dalam perbuatan yang diperuntukkan khusus bagi Baginda. KHUSUS BAGI RASULULLAH SAW : Apabila perbuatan itu telah ditetapkan khusus bagi Nabi Muhammad SAW, seperti dibolehkan Baginda melanjutkan puasa pada malam hari tanpa berbuka, atau dibolehkannya menikah dengan lebih dari empat wanita, dan lain sebagainya dari kekhususan Baginda; maka dalam hal ini kita tidak diperkenankan mengikuti Baginda. Sebab, perbuatan-perbuatan tersebut telah terbukti diperuntukkan khusus bagi Baginda berdasarkan Ijmak Sahabat. Oleh kerana itu tidak dibolehkan meneladani Baginda dalam perbuatan-perbuatan semacam ini. Akan halnya dengan perbuatan Baginda yang kita kenal sebagai penjelas bagi kita, tidak ada perselisihan bahawa hal itu merupakan dalil. Dalam hal ini penjelasan tersebut boleh berupa perkataan, seperti RASULULLAH SAW BERSABDA : “ Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat ”. RASULULLAH SAW BERSABDA " Laksanakan manasik hajimu berdasarkan manasikku (apa yang telah aku kerjakan) ". Hadis ini menunjukkan bahawa perbuatan Baginda merupakan penjelas, agar kita mengikutinya. Penjelasan Baginda boleh juga berupa qaraain al ahwal, yakni qarinah/perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, seperti memotong pergelangan pencuri sebagai penjelas, ALLAH SWT BERFIRMAN : " Maka potonglah tangan keduanya ." (SURAH AL-MAIDAH : 38) Status penjelas yang terdapat dalam perbuatan Baginda, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, dapat mengikuti hukum apa yang telah dijelaskan, apakah itu wajib, haram, mandub(sunat) atau mubah(harus) sesuai dengan arah penunjukan dalil. Sedangkan perbuatan-perbuatan Baginda yang tidak terdapat di dalamnya perbuatan yang menunjukkan bahawa hal itu merupakan penjelas, bukan penolakan dan bukan pula ketetapan. Maka dalam hal ini perlu diperhatikan apakah di dalamnya terdapat maksud untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT) atau tidak. Apabila di dalamnya terdapat keinginan untuk bertaqarrub kepada Allah SWT maka perbuatan itu termasuk mandub (sunat), di mana seseorang akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu dan tidak mendapatkan balasan jika meninggalkannya. Misalnya Solat Duha. Sedangkan jika tidak terdapat di dalamnya keinginan untuk bertaqarrub, maka perbuatan tersebut termasuk mubah (harus). PESANAN TERAKHIR MUHAMMAD (ISI KHUTBAH TERAKHIR MUHAMMAD) : Ketika Nabi Muhammad SAW mengerjakan ibadah haji yang terakhir, maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah di Lembah Uranah, Bukit Arafah, Baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin, di antara isi dari khutbah terakhir Nabi Muhammad SAW itu ialah: " Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini. 1. "Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. 2. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. 3. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. 4. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan DIA pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. 5. Allah SWT telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang. 6. "Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. syaitan telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil. 7. "Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu, maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina. 8. "Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah SWT, dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu. 9. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh. 10. "Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah SWT pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku. 11. "Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir Agama baru. Oleh itu wahai manusia. Nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku. 12. "Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-MU kepada hamba-hamba-MU." RINGKASAN PERKEMBANGAN ISLAM : 570M- Nabi Muhammad SAW dilahirkan. 610M- Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira'. 615M- Orang Muslim didera oleh puak Quraish. Hijrah pertama ke Habsyah. 616M- Sayidina Hamzah dan Saidina Umar memeluk Islam. Hijrah kedua ke Habsyah. 619M- Khadijah ra (isteri Baginda) dan Abu Talib (bapa saudara Baginda) meninggal dunia. Melawat Taif. Peristiwa Isra dan Mi'raj berlaku. 621M- Baiat Aqabah 1. 622M- Baiat Aqabah 2. Hijrah ke Madinah. Daulah Islamiyah dibina. 624M- Perang Badar. 625M- Perang Uhud. 627M- Perang Ahzab. 628M- Perjanjian Hudaibiyah. 629M- Perang Khaibar dan dalam menentang tentera Rom Byzantine, Baginda menghantar tentera Islam dalam Perang Mu'tah. 630M- Pembukaan Makkah. Perang Hunain. 631M- Perang Tabuk. 632M- Kewafatan RASULULLAH SAW, perlantikan Syaidina Abu Bakar sebagai khalifah. KEWAFATAN SAHABAT RASULULLAH SAW : 1. Ali bin Abi Thalib lahir di Makkah Wafat 40 H 2. Hasan bin Ali lahir di Madinah Wafat 50 H 3. Husain bin Ali lahir di Madinah Wafat 61 H 4. Ali bin Husain lahir di Madinah Wafat 95 H 5. Muhammad al-Baqir lahir di Madinah Wafat 114 6. Ja’far ash-Shadiq lahir di Madinah Wafat 148 7. Musa al-Kadzim lahir di Madinah Wafat 183 H 8. Ali ar-Ridha lahir di Madinah Wafat 203 H 9. Muhammad al-Jawad lahir di Madinah Wafat 220 H 10. Ali al-Hadi lahir di Madinah Wafat 254 H 11. Hasan al-Asykari lahir di Madinah Wafat 260 H 12. Muhammad bin al-Asykari Samarra, Irak Lahir 255 H atau 868 M
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 12176 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Jauhi Sifat Zalim dan Kikir

    عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ

    Daripada Jabir bin Abdullah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Takutilah kamu akan kezaliman, sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan di hari Qiamat. Takutilah kamu akan sifat kikir, sesungguhnya sifat kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kamu, ia membawa mereka sehingga menumpahkan darah mereka dan menghalalkan kehormatan mereka.  (HR. Muslim No : 2578) Status : Hadis Sahih

    Pengajaran :

    1.  Takuti dan jauhilah perbuatan zalim kerana si pelakunya akan berada dalam kegelapan di Hari Qiamat, tanpa petunjuk dari Allah .

    2.  Kegelapan di Hari Qiamat adalah suatu seksaan yang berat kerana petunjuk dari Allah merupakan satu-satunya penyelamat kita.

    3.  Sifat (الشح) kikir diertikan perbuatan seseorang menghalang hartanya jatuh ketangan orang lain dan mengharap harta orang lain berpindah ketangannya. Sifat bakhil pula ialah apabila ia tidak rela memberi harta yang dimiliki kepada orang lain.

    4.  Sifat bakhil berlaku pada harta sahaja, manakala sifat kikir berlaku pada harta dan selain harta seperti khidmat, ketaatan dan sebagainya.

    5.  Sifat kikir merupakan salah satu perbuatan zalim dan antara penyebab berlakunya kerosakan di muka bumi.

    6.  Sifat zalim dan kikir akan mendorong seseorang bersifat kejam kepada orang lain sehingga sanggup menghalalkan kehormatan serta menumpahkan darah orang lain.

    #BangunkanJiwamu
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    25hb Januari  2024
    13hb Rejab 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Jauhi Sifat Zalim dan Kikir عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ Daripada Jabir bin Abdullah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Takutilah kamu akan kezaliman, sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan di hari Qiamat. Takutilah kamu akan sifat kikir, sesungguhnya sifat kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kamu, ia membawa mereka sehingga menumpahkan darah mereka dan menghalalkan kehormatan mereka.  (HR. Muslim No : 2578) Status : Hadis Sahih Pengajaran : 1.  Takuti dan jauhilah perbuatan zalim kerana si pelakunya akan berada dalam kegelapan di Hari Qiamat, tanpa petunjuk dari Allah . 2.  Kegelapan di Hari Qiamat adalah suatu seksaan yang berat kerana petunjuk dari Allah merupakan satu-satunya penyelamat kita. 3.  Sifat (الشح) kikir diertikan perbuatan seseorang menghalang hartanya jatuh ketangan orang lain dan mengharap harta orang lain berpindah ketangannya. Sifat bakhil pula ialah apabila ia tidak rela memberi harta yang dimiliki kepada orang lain. 4.  Sifat bakhil berlaku pada harta sahaja, manakala sifat kikir berlaku pada harta dan selain harta seperti khidmat, ketaatan dan sebagainya. 5.  Sifat kikir merupakan salah satu perbuatan zalim dan antara penyebab berlakunya kerosakan di muka bumi. 6.  Sifat zalim dan kikir akan mendorong seseorang bersifat kejam kepada orang lain sehingga sanggup menghalalkan kehormatan serta menumpahkan darah orang lain. #BangunkanJiwamu #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 25hb Januari  2024 13hb Rejab 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 3121 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 12 Rejab 1445H☆

    قُلۡ هَلۡ یَسۡتَوِی ٱلَّذِینَ یَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِینَ لَا یَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا یَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ

    "Katakanlah lagi (kepadanya): "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna" [Surah Az-Zumar 9]

    #Sambung bicara tentang kemuliaan para ulamak dan penghormatan terhadap mereka.

    #Dalam suasana masyarakat Islam masa kini, para ulamak hendaklah dijadikan pemimpin dan ikutan, kerana kefahaman mereka yang mendalam terhadap Islam akan memelihara ummah dari terjerumus kepada kesesatan.

    #Juga dengan sifat mereka yang takutkan Allah swt menjadikan para ulamak sentiasa bertindak berdasarkan panduan wahyu al-Quran dan as-Sunnah yang akan memberikan jaminan tidak berlakunya sebarang penyelewengan.

    #Sebaliknya perbuatan memandang serong kepada para ulamak, memperkecilkan kebolehan mereka, mempersendakan pendapat mereka adalah bibit-bibit yang akan membuahkan kebencian terhadap ulamak. Ia adalah permulaan malapetaka yang bakal menimpa umat Islam kerana apabila jauhnya mereka dari pimpinan para ulamak bermakna semakin jauhlah mereka dari  panduan al-Quran dan as-Sunnah.

    #Orang yang memperlekehkan ulamak bererti dia hendak menjatuhkan kredibiliti penjaga syariat Islam ini. Jika penjaga syariat Islam ini berjaya dijatuhkan, akan mudahlah baginya jalan untuk meruntuhkan seluruh ajaran Islam itu sendiri. Oleh itu, fahaman serong seperti ini wajar dibanteras dan diberikan pengajaran yang secukupnya.

    #Ketahuilah bahawa para ulamak adalah pewaris nabi dan wali Allah swt. Maka, dikhuatiri orang yang memusuhi mereka akan diperangi oleh Allah swt sendiri.

    #Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah swt berfirman: "Barangsiapa yang memusuhi seorang waliKu, maka Aku akan isytiharkan perang terhadapnya..." (HR al-Bukhari)

    #Kata Imam al-Khalil bin Ahmad: "Jika ahli al-Quran dan hadis itu bukan wali Allah, maka tiada lagi bagi Allah seorang wali pun di muka bumi ini."

    #Imam Abu Hanifah dan Imam Syafie diriwayatkan berkata: "Jika ulamak fiqah itu bukan wali Allah, maka tiada lagi seorang wali pun bagi Allah swt."

    ♡Carilah ruang, peluang dan kesempatan untuk mendampingi para alim ulamak, mengambil Ilmu darinya, berkhidmat untuknya dan sentiasa meletakkan kedudukan para ulamak di tempat yang mulia dan terhormat♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 12 Rejab 1445H☆ قُلۡ هَلۡ یَسۡتَوِی ٱلَّذِینَ یَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِینَ لَا یَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا یَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ "Katakanlah lagi (kepadanya): "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna" [Surah Az-Zumar 9] #Sambung bicara tentang kemuliaan para ulamak dan penghormatan terhadap mereka. #Dalam suasana masyarakat Islam masa kini, para ulamak hendaklah dijadikan pemimpin dan ikutan, kerana kefahaman mereka yang mendalam terhadap Islam akan memelihara ummah dari terjerumus kepada kesesatan. #Juga dengan sifat mereka yang takutkan Allah swt menjadikan para ulamak sentiasa bertindak berdasarkan panduan wahyu al-Quran dan as-Sunnah yang akan memberikan jaminan tidak berlakunya sebarang penyelewengan. #Sebaliknya perbuatan memandang serong kepada para ulamak, memperkecilkan kebolehan mereka, mempersendakan pendapat mereka adalah bibit-bibit yang akan membuahkan kebencian terhadap ulamak. Ia adalah permulaan malapetaka yang bakal menimpa umat Islam kerana apabila jauhnya mereka dari pimpinan para ulamak bermakna semakin jauhlah mereka dari  panduan al-Quran dan as-Sunnah. #Orang yang memperlekehkan ulamak bererti dia hendak menjatuhkan kredibiliti penjaga syariat Islam ini. Jika penjaga syariat Islam ini berjaya dijatuhkan, akan mudahlah baginya jalan untuk meruntuhkan seluruh ajaran Islam itu sendiri. Oleh itu, fahaman serong seperti ini wajar dibanteras dan diberikan pengajaran yang secukupnya. #Ketahuilah bahawa para ulamak adalah pewaris nabi dan wali Allah swt. Maka, dikhuatiri orang yang memusuhi mereka akan diperangi oleh Allah swt sendiri. #Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah swt berfirman: "Barangsiapa yang memusuhi seorang waliKu, maka Aku akan isytiharkan perang terhadapnya..." (HR al-Bukhari) #Kata Imam al-Khalil bin Ahmad: "Jika ahli al-Quran dan hadis itu bukan wali Allah, maka tiada lagi bagi Allah seorang wali pun di muka bumi ini." #Imam Abu Hanifah dan Imam Syafie diriwayatkan berkata: "Jika ulamak fiqah itu bukan wali Allah, maka tiada lagi seorang wali pun bagi Allah swt." ♡Carilah ruang, peluang dan kesempatan untuk mendampingi para alim ulamak, mengambil Ilmu darinya, berkhidmat untuknya dan sentiasa meletakkan kedudukan para ulamak di tempat yang mulia dan terhormat♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 4997 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 1 Rejab 1445H☆

    ٱلَّذِینَ یَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ یُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَیُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَیَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَیۡءࣲ رَّحۡمَةࣰ وَعِلۡمࣰا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِینَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِیلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِیمِ

    "Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka" [Surah Ghāfir 7]

    #Ayat ini menunjukkan bahawa malaikat itu betul-betul mengenal Allah swt. Mereka berdoa dengan bertawassul menggunakan nama dan sifat Allah swt yang sesuai dan munasabah.

    #Isi dan kandungan doa malaikat itu bertepatan dengan apa yang Allah swt mahu. Mereka lakukan perkara yang Allah suka. Allah swt sayang dan suka kepada hambaNya yang beriman, bertaqwa dan soleh, maka malaikat pun ambil berat dan prihatin dengan mendoakan orang beriman, orang bertaqwa dan orang-orang yang soleh.

    #Doa para malaikat ini menunjukkan kesungguhan mereka memohon keampunan, kebaikan dan rahmat Allah kepada orang beriman. Maka, kita sepatutnya lebih perlu bersungguh mendoakan keampunan untuk diri kita sendiri yang sentiasa lalai dan berdosa.

    Ini juga menunjukkan kebijaksanaan Malaikat dalam berdoa. Mereka tidak doakan kepada semua manusia, hanya kepada yang layak untuk mendapat kebaikan iaitu orang yang bertaubat dan mereka yang berada di atas landasan kebenaran.

    Malaikat juga mendoakan syurga untuk orang beriman dan seluruh ahli keluarganya.

    رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ

    "Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana" [Surah Ghāfir 8]

    #Ini menunjukkan bahawa jangan berdoa untuk kita sahaja tetapi berdoalah untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunan kita. Beginilah juga cara nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa, untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunannya.

    رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ

    “Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepadaMu" [Surah al-Baqarah 128]

    #Dengan berdoa demikian, maka akan lengkaplah kebahagiaan seseorang apabila dapat berkumpul bersama anak, isteri, mak, ayah, adik beradik dan kaum keluarga di dalam syurga nanti.

    ♡Marilah kita sama-sama tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah swt agar kita semua dapat memasuki syurga sekeluarga serta berada pada tingkatan yang sama di dalam syurga nanti, InsyaAllah, Aamiiin♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 1 Rejab 1445H☆ ٱلَّذِینَ یَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ یُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَیُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَیَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَیۡءࣲ رَّحۡمَةࣰ وَعِلۡمࣰا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِینَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِیلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِیمِ "Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka" [Surah Ghāfir 7] #Ayat ini menunjukkan bahawa malaikat itu betul-betul mengenal Allah swt. Mereka berdoa dengan bertawassul menggunakan nama dan sifat Allah swt yang sesuai dan munasabah. #Isi dan kandungan doa malaikat itu bertepatan dengan apa yang Allah swt mahu. Mereka lakukan perkara yang Allah suka. Allah swt sayang dan suka kepada hambaNya yang beriman, bertaqwa dan soleh, maka malaikat pun ambil berat dan prihatin dengan mendoakan orang beriman, orang bertaqwa dan orang-orang yang soleh. #Doa para malaikat ini menunjukkan kesungguhan mereka memohon keampunan, kebaikan dan rahmat Allah kepada orang beriman. Maka, kita sepatutnya lebih perlu bersungguh mendoakan keampunan untuk diri kita sendiri yang sentiasa lalai dan berdosa. Ini juga menunjukkan kebijaksanaan Malaikat dalam berdoa. Mereka tidak doakan kepada semua manusia, hanya kepada yang layak untuk mendapat kebaikan iaitu orang yang bertaubat dan mereka yang berada di atas landasan kebenaran. Malaikat juga mendoakan syurga untuk orang beriman dan seluruh ahli keluarganya. رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ "Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana" [Surah Ghāfir 8] #Ini menunjukkan bahawa jangan berdoa untuk kita sahaja tetapi berdoalah untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunan kita. Beginilah juga cara nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa, untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunannya. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ “Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepadaMu" [Surah al-Baqarah 128] #Dengan berdoa demikian, maka akan lengkaplah kebahagiaan seseorang apabila dapat berkumpul bersama anak, isteri, mak, ayah, adik beradik dan kaum keluarga di dalam syurga nanti. ♡Marilah kita sama-sama tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah swt agar kita semua dapat memasuki syurga sekeluarga serta berada pada tingkatan yang sama di dalam syurga nanti, InsyaAllah, Aamiiin♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 2397 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 1 Rejab 1445H☆

    ٱلَّذِینَ یَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ یُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَیُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَیَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَیۡءࣲ رَّحۡمَةࣰ وَعِلۡمࣰا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِینَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِیلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِیمِ

    "Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka" [Surah Ghāfir 7]

    #Ayat ini menunjukkan bahawa malaikat itu betul-betul mengenal Allah swt. Mereka berdoa dengan bertawassul menggunakan nama dan sifat Allah swt yang sesuai dan munasabah.

    #Isi dan kandungan doa malaikat itu bertepatan dengan apa yang Allah swt mahu. Mereka lakukan perkara yang Allah suka. Allah swt sayang dan suka kepada hambaNya yang beriman, bertaqwa dan soleh, maka malaikat pun ambil berat dan prihatin dengan mendoakan orang beriman, orang bertaqwa dan orang-orang yang soleh.

    #Doa para malaikat ini menunjukkan kesungguhan mereka memohon keampunan, kebaikan dan rahmat Allah kepada orang beriman. Maka, kita sepatutnya lebih perlu bersungguh mendoakan keampunan untuk diri kita sendiri yang sentiasa lalai dan berdosa.

    #Ini juga menunjukkan kebijaksanaan Malaikat dalam berdoa. Mereka tidak doakan kepada semua manusia, hanya kepada yang layak untuk mendapat kebaikan iaitu orang yang bertaubat dan mereka yang berada di atas landasan kebenaran.

    Malaikat juga mendoakan syurga untuk orang beriman dan seluruh ahli keluarganya.

    رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ

    "Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana" [Surah Ghāfir 8]

    #Ini menunjukkan bahawa jangan berdoa untuk kita sahaja tetapi berdoalah untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunan kita. Beginilah juga cara nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa, untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunannya.

    رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ

    “Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepadaMu" [Surah al-Baqarah 128]

    #Dengan berdoa demikian, maka akan lengkaplah kebahagiaan seseorang apabila dapat berkumpul bersama anak, isteri, mak, ayah, adik beradik dan kaum keluarga di dalam syurga nanti.

    ♡Marilah kita sama-sama tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah swt agar kita semua dapat memasuki syurga sekeluarga serta berada pada tingkatan yang sama di dalam syurga nanti, InsyaAllah, Aamiiin♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 1 Rejab 1445H☆ ٱلَّذِینَ یَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ یُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَیُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَیَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَیۡءࣲ رَّحۡمَةࣰ وَعِلۡمࣰا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِینَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِیلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِیمِ "Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka" [Surah Ghāfir 7] #Ayat ini menunjukkan bahawa malaikat itu betul-betul mengenal Allah swt. Mereka berdoa dengan bertawassul menggunakan nama dan sifat Allah swt yang sesuai dan munasabah. #Isi dan kandungan doa malaikat itu bertepatan dengan apa yang Allah swt mahu. Mereka lakukan perkara yang Allah suka. Allah swt sayang dan suka kepada hambaNya yang beriman, bertaqwa dan soleh, maka malaikat pun ambil berat dan prihatin dengan mendoakan orang beriman, orang bertaqwa dan orang-orang yang soleh. #Doa para malaikat ini menunjukkan kesungguhan mereka memohon keampunan, kebaikan dan rahmat Allah kepada orang beriman. Maka, kita sepatutnya lebih perlu bersungguh mendoakan keampunan untuk diri kita sendiri yang sentiasa lalai dan berdosa. #Ini juga menunjukkan kebijaksanaan Malaikat dalam berdoa. Mereka tidak doakan kepada semua manusia, hanya kepada yang layak untuk mendapat kebaikan iaitu orang yang bertaubat dan mereka yang berada di atas landasan kebenaran. Malaikat juga mendoakan syurga untuk orang beriman dan seluruh ahli keluarganya. رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ "Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana" [Surah Ghāfir 8] #Ini menunjukkan bahawa jangan berdoa untuk kita sahaja tetapi berdoalah untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunan kita. Beginilah juga cara nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa, untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunannya. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ “Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepadaMu" [Surah al-Baqarah 128] #Dengan berdoa demikian, maka akan lengkaplah kebahagiaan seseorang apabila dapat berkumpul bersama anak, isteri, mak, ayah, adik beradik dan kaum keluarga di dalam syurga nanti. ♡Marilah kita sama-sama tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah swt agar kita semua dapat memasuki syurga sekeluarga serta berada pada tingkatan yang sama di dalam syurga nanti, InsyaAllah, Aamiiin♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 2164 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 1 Rejab 1445H☆

    ٱلَّذِینَ یَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ یُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَیُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَیَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَیۡءࣲ رَّحۡمَةࣰ وَعِلۡمࣰا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِینَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِیلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِیمِ

    "Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka" [Surah Ghāfir 7]

    #Ayat ini menunjukkan bahawa malaikat itu betul-betul mengenal Allah swt. Mereka berdoa dengan bertawassul menggunakan nama dan sifat Allah swt yang sesuai dan munasabah.

    #Isi dan kandungan doa malaikat itu bertepatan dengan apa yang Allah swt mahu. Mereka lakukan perkara yang Allah suka. Allah swt sayang dan suka kepada hambaNya yang beriman, bertaqwa dan soleh, maka malaikat pun ambil berat dan prihatin dengan mendoakan orang beriman, orang bertaqwa dan orang-orang yang soleh.

    #Doa para malaikat ini menunjukkan kesungguhan mereka memohon keampunan, kebaikan dan rahmat Allah kepada orang beriman. Maka, kita sepatutnya lebih perlu bersungguh mendoakan keampunan untuk diri kita sendiri yang sentiasa lalai dan berdosa.

    #Ini juga menunjukkan kebijaksanaan Malaikat dalam berdoa. Mereka tidak doakan kepada semua manusia, hanya kepada yang layak untuk mendapat kebaikan iaitu orang yang bertaubat dan mereka yang berada di atas landasan kebenaran.

    #Malaikat juga mendoakan syurga untuk orang beriman dan seluruh ahli keluarganya.

    رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ

    "Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana" [Surah Ghāfir 8]

    #Ini menunjukkan bahawa jangan berdoa untuk kita sahaja tetapi berdoalah untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunan kita. Beginilah juga cara nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa, untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunannya.

    رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ

    “Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepadaMu" [Surah al-Baqarah 128]

    #Dengan berdoa demikian, maka akan lengkaplah kebahagiaan seseorang apabila dapat berkumpul bersama anak, isteri, mak, ayah, adik beradik dan kaum keluarga di dalam syurga nanti.

    ♡Marilah kita sama-sama tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah swt agar kita semua dapat memasuki syurga sekeluarga serta berada pada tingkatan yang sama di dalam syurga nanti, InsyaAllah, Aamiiin♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 1 Rejab 1445H☆ ٱلَّذِینَ یَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ یُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَیُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَیَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَیۡءࣲ رَّحۡمَةࣰ وَعِلۡمࣰا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِینَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِیلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِیمِ "Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka" [Surah Ghāfir 7] #Ayat ini menunjukkan bahawa malaikat itu betul-betul mengenal Allah swt. Mereka berdoa dengan bertawassul menggunakan nama dan sifat Allah swt yang sesuai dan munasabah. #Isi dan kandungan doa malaikat itu bertepatan dengan apa yang Allah swt mahu. Mereka lakukan perkara yang Allah suka. Allah swt sayang dan suka kepada hambaNya yang beriman, bertaqwa dan soleh, maka malaikat pun ambil berat dan prihatin dengan mendoakan orang beriman, orang bertaqwa dan orang-orang yang soleh. #Doa para malaikat ini menunjukkan kesungguhan mereka memohon keampunan, kebaikan dan rahmat Allah kepada orang beriman. Maka, kita sepatutnya lebih perlu bersungguh mendoakan keampunan untuk diri kita sendiri yang sentiasa lalai dan berdosa. #Ini juga menunjukkan kebijaksanaan Malaikat dalam berdoa. Mereka tidak doakan kepada semua manusia, hanya kepada yang layak untuk mendapat kebaikan iaitu orang yang bertaubat dan mereka yang berada di atas landasan kebenaran. #Malaikat juga mendoakan syurga untuk orang beriman dan seluruh ahli keluarganya. رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ "Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana" [Surah Ghāfir 8] #Ini menunjukkan bahawa jangan berdoa untuk kita sahaja tetapi berdoalah untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunan kita. Beginilah juga cara nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa, untuk seluruh keluarga dan zuriat keturunannya. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ “Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadaMu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepadaMu" [Surah al-Baqarah 128] #Dengan berdoa demikian, maka akan lengkaplah kebahagiaan seseorang apabila dapat berkumpul bersama anak, isteri, mak, ayah, adik beradik dan kaum keluarga di dalam syurga nanti. ♡Marilah kita sama-sama tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah swt agar kita semua dapat memasuki syurga sekeluarga serta berada pada tingkatan yang sama di dalam syurga nanti, InsyaAllah, Aamiiin♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 2037 Views
  • Majlis Ugama Islam Singapura

    Khutbah Jumaat

    12 Januari 2024 / 30 Jamadil Akhir 1445H

    Keindahan Syariat Islam



    Sidang Jumaat yang dirahmati Allah,

    Marilah sama-sama kita bertakwa kepada Allah (s.w.t.). Taati segala perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah (s.w.t.) menerima segala amalan kita. Amin.

    Saudara dan Saudari yang dikasihi,

    Allah (s.w.t.) mengurniakan pelbagai nikmat buat manusia. Kita dikurniakan akal yang mampu menilai baik buruknya sesuatu perkara. Kita dikurniakan akal fikiran yang perlu disirami dan dimurnikan dengan ilmu yang bermanfaat. Ingatlah pada firman Allah (s.w.t.) di dalam surah al-Ma’idah, ayat 100:



    Yang bermaksud: “Katakanlah (wahai Muhammad s.a.w.): "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Oleh itu bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu berjaya.”

    Kemampuan manusia untuk membezakan perkara yang baik dan buruk adalah anugerah yang amat berharga. Imam Al-Jurjani, di dalam kitabnya At-ta'rifat pernah menjelaskan bahawa Islam merupakan suatu sistem ketuhanan yang menyeru orang-orang berakal kepada menerima apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad (s.a.w.).

    Sebagai seorang yang beriman dan berakal, kitalah yang mencorak pemikiran dan kehidupan kita agar selari dengan syariat Islam. Ilmu yang sahih dan keimanan yang mantap dapat membezakan antara hak dan batil dalam suatu amalan.

    Saudara Saudari,

    Perumpamaan iman dan amal adalah seperti hati dan badan yang aktif berfungsi, tidak dapat dipisahkan. Syariat Islam dijadikan sebagai panduan dan bimbingan buat kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

    Di sebalik syariat Islam itu, terdapat nilai-nilai yang mewarnai keindahan ajaran Islam. Pada kesempatan hari ini, izinkan saya untuk mengongsikan beberapa nilai murni dalam syariat Islam:

    Pertama: Nilai kemudahan buat manusia

    Syariat Islam diturunkan untuk memberi kemudahan buat umat manusia. Malahan, syariat Islam diturunkan kepada kita, umat Nabi Muhammad (s.a.w.), secara tadarruj, iaitu bertahap-tahap.

    Islam turut memberi keyakinan kepada kita bahawa setiap kesukaran pasti ada jalan keluarnya. Sebagai contoh, keringanan untuk solat dalam keadaan duduk bagi mereka yang berkeuzuran untuk berdiri dengan sempurna ketika solat. Solusi ini membantu hamba-Nya melaksanakan tanggungjawab agamanya dengan sebaik mungkin tanpa rasa paksaan atau bebanan. Begitulah keindahan syariat Islam yang mengambil kira kemampuan manusia. Ingatlah pesanan Rasulullah (s.a.w.):

    إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ

    Yang bermaksud: “Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan dikalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna).” (Hadis riwayat Imam Bukhari).

    Islam itu adalah agama yang mudah, jangan kita menjadi penyebab orang lain menjauhi agama ini disebabkan kita yang menyulitkannya. Diburukkan lagi sekiranya kesulitan berlaku kerana kejahilan kita dalam beragama. Namun, kemudahan dalam beragama tidak bererti kita boleh memperlekehkan agama ini, sehingga kita mengambil ringan serta mengabaikan metodologi fiqh yang telah disusun dan diterima pakai oleh para ulama. Oleh itu, amat penting untuk memahami nilai syariat Islam ini melalui ilmu yang muktabar.

    Kedua: Nilai keadilan dalam syariat Islam

    Para jemaah sekalian,

    Syariat Islam sangat menitikberatkan sifat berlaku adil di dalam berurusan sesama manusia. Tiada sebarang bentuk kezaliman atau kekejaman yang boleh dilakukan kepada sesiapa pun. Apatah lagi dalam masalah hukum agama kita sendiri. Namun, terdapat segelintir di kalangan masyarakat kita, sebagai contoh, yang menyalahgunakan dan mengeksploitasikan hukum faraid untuk memenuhi kepentingan diri. Ada pula yang mengabaikan kebajikan sebahagian ahli waris yang memerlukan sehingga menzalimi hak mereka dalam hukum faraid.

    Perbuatan mempergunakan hukum agama untuk kepentingan diri adalah satu bentuk kezaliman. Ia sama sekali bertentangan dengan nilai keadilan dalam ajaran Islam.

    Ketiga: Nilai kesyumulan (menyeluruh) syariat Islam

    Syariat Islam bersifat holistik atau syumul. Kesyumulan syariat Islam meliputi akidah, akhlak, hukum-hakam dan segala aspek kehidupan seharian. Lihat sahaja keindahan syariat Islam menerusi ibadah haji dan zakat. Kedua-duanya merupakan suatu bentuk ibadah yang merangkumi sudut kerohanian, sosial, ekonomi, mahupun kemanusiaan. Ketika seorang Muslim itu mengharapkan rahmat dan pengampunan Allah (s.w.t.) dalam peribadatannya, dia turut berpeluang untuk memupuk semangat perpaduan dan persaudaraan sesama manusia. Ia juga dapat meningkatkan tahap sosio-ekonomi dan kehidupan beragama di dalam masyarakat.

    Semoga Allah (s.w.t.) mengurniakan kefahaman agama buat kita semua, dan kejayaan di dunia dan di akhirat. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

    أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم





    KHUTBAH KEDUA



    الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِيمَا أَمَرَ، وَانتَهُوا عَمَّا نَهَاكُم عَنْهُ وَزَجَرَ.



    أَلَا صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى، فَقَدْ أَمَرَنَا اللهُ بِذَلِكَ حَيْثُ قَال فِي كِتَابِهِ العَزِيزِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَـا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا تَسلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.



    وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِّينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ، وَعَن بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالقَرَابَةِ وَالتَّابِعِينَ، وَتَابِعِي التَّابِعِينَ، وَعَنَّا مَعَهُم وَفِيهِم بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.



    اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ، وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنهُم وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلَاءَ وَالوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَن بَلَدِنَا خَاصَّةً، وَسَائِرِ البُلْدَانِ عَامَّةً، يَا رَبَّ العَالَمِينَ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا اْلمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة وَفِي فِلِسْطِينَ وَفِيْ كُلِّ مَكَانٍ عَامَّةً، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِين. اللَّهُمَّ بَدِّلْ خَوْفَهُمْ أَمْنًا، وَحُزْنَهُمْ فَرَحًا، وَهَمَّهُمْ فَرَجًا، يَا رَبَّ العَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.



    عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُركُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِن فَضلِهِ يُعطِكُم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكبَرُ، وَاللهُ يَعلَمُ مَا تَصنَعُونَ.



    https://muslimsg.app/v1/khutbah_contents/455
    Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 12 Januari 2024 / 30 Jamadil Akhir 1445H Keindahan Syariat Islam Sidang Jumaat yang dirahmati Allah, Marilah sama-sama kita bertakwa kepada Allah (s.w.t.). Taati segala perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah (s.w.t.) menerima segala amalan kita. Amin. Saudara dan Saudari yang dikasihi, Allah (s.w.t.) mengurniakan pelbagai nikmat buat manusia. Kita dikurniakan akal yang mampu menilai baik buruknya sesuatu perkara. Kita dikurniakan akal fikiran yang perlu disirami dan dimurnikan dengan ilmu yang bermanfaat. Ingatlah pada firman Allah (s.w.t.) di dalam surah al-Ma’idah, ayat 100: Yang bermaksud: “Katakanlah (wahai Muhammad s.a.w.): "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Oleh itu bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu berjaya.” Kemampuan manusia untuk membezakan perkara yang baik dan buruk adalah anugerah yang amat berharga. Imam Al-Jurjani, di dalam kitabnya At-ta'rifat pernah menjelaskan bahawa Islam merupakan suatu sistem ketuhanan yang menyeru orang-orang berakal kepada menerima apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad (s.a.w.). Sebagai seorang yang beriman dan berakal, kitalah yang mencorak pemikiran dan kehidupan kita agar selari dengan syariat Islam. Ilmu yang sahih dan keimanan yang mantap dapat membezakan antara hak dan batil dalam suatu amalan. Saudara Saudari, Perumpamaan iman dan amal adalah seperti hati dan badan yang aktif berfungsi, tidak dapat dipisahkan. Syariat Islam dijadikan sebagai panduan dan bimbingan buat kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Di sebalik syariat Islam itu, terdapat nilai-nilai yang mewarnai keindahan ajaran Islam. Pada kesempatan hari ini, izinkan saya untuk mengongsikan beberapa nilai murni dalam syariat Islam: Pertama: Nilai kemudahan buat manusia Syariat Islam diturunkan untuk memberi kemudahan buat umat manusia. Malahan, syariat Islam diturunkan kepada kita, umat Nabi Muhammad (s.a.w.), secara tadarruj, iaitu bertahap-tahap. Islam turut memberi keyakinan kepada kita bahawa setiap kesukaran pasti ada jalan keluarnya. Sebagai contoh, keringanan untuk solat dalam keadaan duduk bagi mereka yang berkeuzuran untuk berdiri dengan sempurna ketika solat. Solusi ini membantu hamba-Nya melaksanakan tanggungjawab agamanya dengan sebaik mungkin tanpa rasa paksaan atau bebanan. Begitulah keindahan syariat Islam yang mengambil kira kemampuan manusia. Ingatlah pesanan Rasulullah (s.a.w.): إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ Yang bermaksud: “Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan dikalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna).” (Hadis riwayat Imam Bukhari). Islam itu adalah agama yang mudah, jangan kita menjadi penyebab orang lain menjauhi agama ini disebabkan kita yang menyulitkannya. Diburukkan lagi sekiranya kesulitan berlaku kerana kejahilan kita dalam beragama. Namun, kemudahan dalam beragama tidak bererti kita boleh memperlekehkan agama ini, sehingga kita mengambil ringan serta mengabaikan metodologi fiqh yang telah disusun dan diterima pakai oleh para ulama. Oleh itu, amat penting untuk memahami nilai syariat Islam ini melalui ilmu yang muktabar. Kedua: Nilai keadilan dalam syariat Islam Para jemaah sekalian, Syariat Islam sangat menitikberatkan sifat berlaku adil di dalam berurusan sesama manusia. Tiada sebarang bentuk kezaliman atau kekejaman yang boleh dilakukan kepada sesiapa pun. Apatah lagi dalam masalah hukum agama kita sendiri. Namun, terdapat segelintir di kalangan masyarakat kita, sebagai contoh, yang menyalahgunakan dan mengeksploitasikan hukum faraid untuk memenuhi kepentingan diri. Ada pula yang mengabaikan kebajikan sebahagian ahli waris yang memerlukan sehingga menzalimi hak mereka dalam hukum faraid. Perbuatan mempergunakan hukum agama untuk kepentingan diri adalah satu bentuk kezaliman. Ia sama sekali bertentangan dengan nilai keadilan dalam ajaran Islam. Ketiga: Nilai kesyumulan (menyeluruh) syariat Islam Syariat Islam bersifat holistik atau syumul. Kesyumulan syariat Islam meliputi akidah, akhlak, hukum-hakam dan segala aspek kehidupan seharian. Lihat sahaja keindahan syariat Islam menerusi ibadah haji dan zakat. Kedua-duanya merupakan suatu bentuk ibadah yang merangkumi sudut kerohanian, sosial, ekonomi, mahupun kemanusiaan. Ketika seorang Muslim itu mengharapkan rahmat dan pengampunan Allah (s.w.t.) dalam peribadatannya, dia turut berpeluang untuk memupuk semangat perpaduan dan persaudaraan sesama manusia. Ia juga dapat meningkatkan tahap sosio-ekonomi dan kehidupan beragama di dalam masyarakat. Semoga Allah (s.w.t.) mengurniakan kefahaman agama buat kita semua, dan kejayaan di dunia dan di akhirat. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم KHUTBAH KEDUA الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِيمَا أَمَرَ، وَانتَهُوا عَمَّا نَهَاكُم عَنْهُ وَزَجَرَ. أَلَا صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى، فَقَدْ أَمَرَنَا اللهُ بِذَلِكَ حَيْثُ قَال فِي كِتَابِهِ العَزِيزِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَـا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا تَسلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِّينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ، وَعَن بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالقَرَابَةِ وَالتَّابِعِينَ، وَتَابِعِي التَّابِعِينَ، وَعَنَّا مَعَهُم وَفِيهِم بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ، وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنهُم وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلَاءَ وَالوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَن بَلَدِنَا خَاصَّةً، وَسَائِرِ البُلْدَانِ عَامَّةً، يَا رَبَّ العَالَمِينَ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا اْلمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة وَفِي فِلِسْطِينَ وَفِيْ كُلِّ مَكَانٍ عَامَّةً، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِين. اللَّهُمَّ بَدِّلْ خَوْفَهُمْ أَمْنًا، وَحُزْنَهُمْ فَرَحًا، وَهَمَّهُمْ فَرَجًا، يَا رَبَّ العَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُركُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِن فَضلِهِ يُعطِكُم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكبَرُ، وَاللهُ يَعلَمُ مَا تَصنَعُونَ. https://muslimsg.app/v1/khutbah_contents/455
    0 Comments 0 Shares 4328 Views
More Results