• Tadabbur Diri 8
    Kenalilah HATI ( القلب ) dalam dirimu.
    1. HATI ( القلب ) tempat bertapak dan suburnya keimanan dan hidayah.
    وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿الحجرات: ٧﴾
    tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
    (Al Hujurat : 7)
    وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿التغابن: ١١﴾
    dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
    (At Taghabun: 11)
    2. HATI ( القلب ) tempat terbinanya ketakwaan.
    ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّـهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ﴿الحج: ٣٢﴾
    Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.
    (Al Hajj : 32)
    إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّـهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿الحجرات: ٣﴾
    Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
    (Al Hujurat : 3)
    3. HATI ( القلب ) tempat timbulnya perasaan KHAUF (خوف) dan KHASYAH (خشية)
    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿الأنفال: ٢﴾
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
    (Al Anfal : 2)
    رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ ﴿النور: ٣٧﴾
    laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
    (An Nur : 37)
    وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ ﴿غافر: ١٨﴾
    Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan ( terdiam ) menahan kesedihan.
    (Ghafir : 18)
    اللَّـهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَرَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّـهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللَّـهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿الزمر: ٢٣﴾
    Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (iaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gementar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
    (Az Zumar: 23)
    4. HATI ( القلب ) tempat di mana Allah Azza wa Jalla diingati dan tempat ketenangan ( السكينة )dan ketenteram ( الاطمئنان ).
    هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّـهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّـهُ عَلِيمًا حَكِيمًا ﴿الفتح: ٤﴾
    Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
    (Al Fath : 4)
    ‎الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
    ﴿الرعد: ٢٨﴾
    (iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
    (Ar Ra'du : 28)
    وَمَا جَعَلَهُ اللَّـهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ اللَّـهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ﴿آل عمران: ١٢٦﴾
    Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
    (Ali 'Imran : 126)
    5. HATI ( القلب ) tempat bersemainya dan berkumpulnya kasih sayang.
    وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّـهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿آل عمران: ١٠٣﴾
    Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
    (Ali 'Imran : 103)
    وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿الأنفال: ٦٣﴾
    dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.
    (Al Anfal : 23)
    6. HATI ( القلب ) juga tempat munculnya berbagai sangkaan buruk
    إِذْ جَاءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّـهِ الظُّنُونَا ﴿الأحزاب: ١٠﴾
    (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.
    (Al Ahzab : 10)
    7. HATI ( القلب ) tempat punca sebenar BUTA dari mengenal Allah Azza wa Jalla dan dari mengenal kebenaran.
    أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿الحج: ٤٦﴾
    maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
    (Al Hajj : 42)
    8. Bahkan HATI ( القلب ) lah jua tempat tapak tumbuhnya penyakit-penyakit syubhat yang membinasakan.
    فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّـهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ ﴿البقرة: ١٠﴾
    Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
    (Al Baqarah : 10)
    إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ ﴿التوبة: ٤٥﴾
    Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.
    (At Taubah : 45)
    وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ ﴿التوبة: ١٢٥﴾

    Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

    (At Taubah : 125)


    Alangkah hebatnya HATI ( القلب ) mu, justeru kenalilah HATI ( القلب ) mu sendiri.




    ABi
    Tadabbur Diri 8 Kenalilah HATI ( القلب ) dalam dirimu. 1. HATI ( القلب ) tempat bertapak dan suburnya keimanan dan hidayah. وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿الحجرات: ٧﴾ tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (Al Hujurat : 7) وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿التغابن: ١١﴾ dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At Taghabun: 11) 2. HATI ( القلب ) tempat terbinanya ketakwaan. ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّـهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ﴿الحج: ٣٢﴾ Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Al Hajj : 32) إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّـهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿الحجرات: ٣﴾ Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al Hujurat : 3) 3. HATI ( القلب ) tempat timbulnya perasaan KHAUF (خوف) dan KHASYAH (خشية) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿الأنفال: ٢﴾ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Al Anfal : 2) رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ ﴿النور: ٣٧﴾ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An Nur : 37) وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ ﴿غافر: ١٨﴾ Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan ( terdiam ) menahan kesedihan. (Ghafir : 18) اللَّـهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَرَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّـهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللَّـهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿الزمر: ٢٣﴾ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (iaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gementar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (Az Zumar: 23) 4. HATI ( القلب ) tempat di mana Allah Azza wa Jalla diingati dan tempat ketenangan ( السكينة )dan ketenteram ( الاطمئنان ). هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّـهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّـهُ عَلِيمًا حَكِيمًا ﴿الفتح: ٤﴾ Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (Al Fath : 4) ‎الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿الرعد: ٢٨﴾ (iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra'du : 28) وَمَا جَعَلَهُ اللَّـهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ اللَّـهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ﴿آل عمران: ١٢٦﴾ Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ali 'Imran : 126) 5. HATI ( القلب ) tempat bersemainya dan berkumpulnya kasih sayang. وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّـهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿آل عمران: ١٠٣﴾ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali 'Imran : 103) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿الأنفال: ٦٣﴾ dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (Al Anfal : 23) 6. HATI ( القلب ) juga tempat munculnya berbagai sangkaan buruk إِذْ جَاءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّـهِ الظُّنُونَا ﴿الأحزاب: ١٠﴾ (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. (Al Ahzab : 10) 7. HATI ( القلب ) tempat punca sebenar BUTA dari mengenal Allah Azza wa Jalla dan dari mengenal kebenaran. أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿الحج: ٤٦﴾ maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Al Hajj : 42) 8. Bahkan HATI ( القلب ) lah jua tempat tapak tumbuhnya penyakit-penyakit syubhat yang membinasakan. فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّـهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ ﴿البقرة: ١٠﴾ Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al Baqarah : 10) إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ ﴿التوبة: ٤٥﴾ Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (At Taubah : 45) وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ ﴿التوبة: ١٢٥﴾ Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (At Taubah : 125) Alangkah hebatnya HATI ( القلب ) mu, justeru kenalilah HATI ( القلب ) mu sendiri. ABi
    0 Comments 0 Shares 5356 Views
  • Bisikan Ruh Ramadhan 2

    Ramadhan adalah bulan diturunkan Al Quran. Al Quran telah mensifatkan dirinya dengan berbagai nama dan sifat yang mulia agar manusia mudah mengenalinya. Sayugianya Al Quran lebih dikenali, didekati dan diingati.

    1. Al-Quran adalah As-Shirath Al-Mustaqim ( jalan lurus )

    وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ. ﴿ الأنعام : ١٥٣﴾

    “Dan sungguh, inilah jalan–Ku yang lurus, maka ikutilah!.”

    (Al-An’am: 153)

    2. Al-Quran adalah Al–Hablu al-Matin ( Tali agama yang kukuh )

    وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا ﴿أل عمران : ١٠٣ ﴾

    “Maka berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah.”

    (Ali ‘Imran: 103)

    3. Al-Quran adalah Al-Mizan ( Neraca nilaian )

    فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ ﴿ النساء : ٥٩ ﴾

    “Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.”

    (An Nisa’: 59)

    “Kembali kepada Allah” maknanya adalah kembali kepada Al-Qur’an, sedangkan “kembali kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam” adalah kembali kepada As-Sunnah.


    4. Al-Quran adalah Al–‘Urwatul Wutsqa ( Pegangan yang kukuh )

    لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿ البقرة : ٢٥٦ ﴾

    “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat, yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

    (Al-Baqarah: 256)

    5. Al-Quran adalah al- Burhan ( bukti kebenaran ) dan An-Nur al-Mubin ( Cahaya yang terang )

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينً ﴿ النساء : ١٧٤ ﴾

    “Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.”

    (An-Nisa’: 174)

    وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿ الشورى : ٥٢ ﴾

    “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al–Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.”

    (Asy-Syura: 52)

    6. Al-Quran adalah Al–Huda ( Petunjuk )

    إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
    ﴿ الإسراء : ٩ ﴾

    “Sungguh, Al–Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar."

    (Al-Isra’: 9)

    وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿ النحل : ٨٩ ﴾

    “Dan Kami turunkan Al–Kitab (Al–Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).”

    (An-Nahl: 89)

    7. Al-Quran adalah Asy–Syifa’ ( Penawar dan penyembuhan)

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ.
    ﴿ يونس : ٥٧ ﴾

    “Wahai manusia! Sungguh telah dating kepadamu pelajaran (Al–Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”

    (Yunus: 57)

    وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
    ﴿ فصلت : ٤٤ ﴾
    Bisikan Ruh Ramadhan 2 Ramadhan adalah bulan diturunkan Al Quran. Al Quran telah mensifatkan dirinya dengan berbagai nama dan sifat yang mulia agar manusia mudah mengenalinya. Sayugianya Al Quran lebih dikenali, didekati dan diingati. 1. Al-Quran adalah As-Shirath Al-Mustaqim ( jalan lurus ) وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ. ﴿ الأنعام : ١٥٣﴾ “Dan sungguh, inilah jalan–Ku yang lurus, maka ikutilah!.” (Al-An’am: 153) 2. Al-Quran adalah Al–Hablu al-Matin ( Tali agama yang kukuh ) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا ﴿أل عمران : ١٠٣ ﴾ “Maka berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah.” (Ali ‘Imran: 103) 3. Al-Quran adalah Al-Mizan ( Neraca nilaian ) فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ ﴿ النساء : ٥٩ ﴾ “Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.” (An Nisa’: 59) “Kembali kepada Allah” maknanya adalah kembali kepada Al-Qur’an, sedangkan “kembali kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam” adalah kembali kepada As-Sunnah. 4. Al-Quran adalah Al–‘Urwatul Wutsqa ( Pegangan yang kukuh ) لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿ البقرة : ٢٥٦ ﴾ “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat, yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 256) 5. Al-Quran adalah al- Burhan ( bukti kebenaran ) dan An-Nur al-Mubin ( Cahaya yang terang ) يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُم بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينً ﴿ النساء : ١٧٤ ﴾ “Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.” (An-Nisa’: 174) وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿ الشورى : ٥٢ ﴾ “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al–Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52) 6. Al-Quran adalah Al–Huda ( Petunjuk ) إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا ﴿ الإسراء : ٩ ﴾ “Sungguh, Al–Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar." (Al-Isra’: 9) وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿ النحل : ٨٩ ﴾ “Dan Kami turunkan Al–Kitab (Al–Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (An-Nahl: 89) 7. Al-Quran adalah Asy–Syifa’ ( Penawar dan penyembuhan) يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ. ﴿ يونس : ٥٧ ﴾ “Wahai manusia! Sungguh telah dating kepadamu pelajaran (Al–Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (Yunus: 57) وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ﴿ فصلت : ٤٤ ﴾
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 5018 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 14 Ramadhan 1445H☆

    قُمِ ٱلَّیۡلَ إِلَّا قَلِیلࣰا

    "Bangunlah sembahyang Tahajjud pada waktu malam, selain dari sedikit masa (yang tak dapat tidak untuk berehat)" [Surah al-Muzzammil 2]

    #Allah swt meminta hamba-hambaNya bangun beribadah pada waktu malam melibatkan sebahagian daripadanya, bukanlah sepanjang malam. Sebagai seorang mukmin maka sahutlah seruan Allah untuk bangun menghidupkan malam terutama di bulan Ramadhan yang mulia ini.

    #Antara solat malam yang boleh ditunaikan ialah solat tahajud dan juga solat witir.

    #Solat sunat Tahajjud, solat ini dilaksanakan, selepas bangun dari tidur dan sebelum masuk waktu subuh. (Lihat: al-Fiqh al-Manhaji)

    #Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah r.a, bahawa Nabi saw bersabda:

    وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ؛ صَلَاةُ اللَّيْلِ

    "Sebaik-baik solat setelah solat fardhu ialah solat malam" (HR Muslim)

    #Imam Ibnu Rajab berkata: "Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan solat sunat. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Tuhannya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan terkabulnya doa. Saat itu juga adalah waktu untuk mengemukakan pelbagai hajat kepada Allah swt" (Lihat: Lata’if al-Ma’arif)

    #Selain solat tahajud, kita juga boleh tunaikan solat sunat witir.

    #Daripada Sayidina Abu Ayyub r.a, katanya, Rasulullah saw bersabda:

    الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلاَثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

    "Solat Witir ialah syariat yang dituntut atas setiap orang Islam. Sesiapa hendak melakukannya 5 rakaat lakukanlah, sesiapa yang hendak melakukannya 3 rakaat lakukanlah, dan sesiapa hendak melakukannya 1 rakaat sahaja lakukanlah" (HR Abu Daud)

    #Pengarang kitab Fiqh al-Manhaji menyebutkan: "Sekurang-kurang sempurna solat Witir ialah tiga rakaat, iaitu melakukannya secara dua rakaat bersambung dan satu rakaat lagi berasingan. Sementara yang paling sempurna adalah melakukannya sebanyak sebelas rakaat dengan mengucap salam selepas setiap dua rakaat dan diakhiri dengan satu rakaat".

    #Menurut mazhab Syafi‘i, kita disunatkan untuk solat sunat witir secara berjemaah di dalam bulan Ramadhan.

    #Sabda Nabi saw:

    مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

    "Sesiapa yang takut tidak terbangun pada saat akhir malam, dia hendaklah mendirikan solat witir lebih awal, dan sesiapa yang bersungguh-sungguh untuk bangun pada akhir malam dia hendaklah mendirikan solat witir pada akhir malam. Sesungguhnya solat pada akhir malam disaksikan yakni dihadiri oleh malaikat dan itulah yang paling baik (afdhal)" (HR Muslim)

    ♡Selamat menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan solat malam, solat tahajud, solat tasbih, solat taubat, solat hajat, solat witir dan solat sunat yang lain. Jom solat!!♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 14 Ramadhan 1445H☆ قُمِ ٱلَّیۡلَ إِلَّا قَلِیلࣰا "Bangunlah sembahyang Tahajjud pada waktu malam, selain dari sedikit masa (yang tak dapat tidak untuk berehat)" [Surah al-Muzzammil 2] #Allah swt meminta hamba-hambaNya bangun beribadah pada waktu malam melibatkan sebahagian daripadanya, bukanlah sepanjang malam. Sebagai seorang mukmin maka sahutlah seruan Allah untuk bangun menghidupkan malam terutama di bulan Ramadhan yang mulia ini. #Antara solat malam yang boleh ditunaikan ialah solat tahajud dan juga solat witir. #Solat sunat Tahajjud, solat ini dilaksanakan, selepas bangun dari tidur dan sebelum masuk waktu subuh. (Lihat: al-Fiqh al-Manhaji) #Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah r.a, bahawa Nabi saw bersabda: وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ؛ صَلَاةُ اللَّيْلِ "Sebaik-baik solat setelah solat fardhu ialah solat malam" (HR Muslim) #Imam Ibnu Rajab berkata: "Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan solat sunat. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Tuhannya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan terkabulnya doa. Saat itu juga adalah waktu untuk mengemukakan pelbagai hajat kepada Allah swt" (Lihat: Lata’if al-Ma’arif) #Selain solat tahajud, kita juga boleh tunaikan solat sunat witir. #Daripada Sayidina Abu Ayyub r.a, katanya, Rasulullah saw bersabda: الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلاَثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ "Solat Witir ialah syariat yang dituntut atas setiap orang Islam. Sesiapa hendak melakukannya 5 rakaat lakukanlah, sesiapa yang hendak melakukannya 3 rakaat lakukanlah, dan sesiapa hendak melakukannya 1 rakaat sahaja lakukanlah" (HR Abu Daud) #Pengarang kitab Fiqh al-Manhaji menyebutkan: "Sekurang-kurang sempurna solat Witir ialah tiga rakaat, iaitu melakukannya secara dua rakaat bersambung dan satu rakaat lagi berasingan. Sementara yang paling sempurna adalah melakukannya sebanyak sebelas rakaat dengan mengucap salam selepas setiap dua rakaat dan diakhiri dengan satu rakaat". #Menurut mazhab Syafi‘i, kita disunatkan untuk solat sunat witir secara berjemaah di dalam bulan Ramadhan. #Sabda Nabi saw: مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ "Sesiapa yang takut tidak terbangun pada saat akhir malam, dia hendaklah mendirikan solat witir lebih awal, dan sesiapa yang bersungguh-sungguh untuk bangun pada akhir malam dia hendaklah mendirikan solat witir pada akhir malam. Sesungguhnya solat pada akhir malam disaksikan yakni dihadiri oleh malaikat dan itulah yang paling baik (afdhal)" (HR Muslim) ♡Selamat menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan solat malam, solat tahajud, solat tasbih, solat taubat, solat hajat, solat witir dan solat sunat yang lain. Jom solat!!♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 7656 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 18 Rejab 1445H☆

    وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

    "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29]

    #Jangan sesekali tergolong dalam kalangan orang yang bakhil dan membazir harta. Jadilah insan yang pemurah yang ringan tangan dalam bersedekah, membantu orang yang memerlukan. Ini kerana, orang yang bakhil dan membazir adalah golongan yang terkeji serta dimurkai Allah swt. Sebaliknya orang yang pemurah sangat dicintai dan disayangi Allah swt.

    وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

    “Dan juga mereka (yang diredhai Allah itu ialah) yang apabila membelanjakan hartanya, tiadalah melampaui batas dan tiada bakhil kedekut; dan (sebaliknya) perbelanjaan mereka adalah betul sederhana di antara kedua-dua cara (boros dan bakhil) itu” [Surah al-Furqan 67]

    #Contohilah isteri baginda saw, Ummul Mukminin yang menunjukkan akhlak dan contoh yang baik serta kuat bersedekah dan istiqamah.

    #Sayidatina Aisyah r.ha pernah memuji Sayidatina Zainab binti Jahsy r.ha. Hal ini dapat dilihat menerusi riwayat daripada Sayidatina Aisyah r.ha, katanya:

    وَلَمْ أَرَ امْرَأَةً قَطُّ خَيْرًا فِي الدِّينِ مِنْ زَيْنَبَ. وَأَتْقَى لِلَّهِ. وَأَصْدَقَ حَدِيثًا. وَأَوْصَلَ لِلرَّحِمِ. وَأَعْظَمَ صَدَقَةً. وَأَشَدَّ ابْتِذَالًا لِنَفْسِهَا فِي الْعَمَلِ الَّذِي تَصَدَّقُ بِهِ، وَتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى

    “Aku tidak pernah melihat seseorang wanita yang lebih baik urusan agamanya, paling bertakwa kepada Allah, paling benar bicaranya, paling banyak menyambung silaturrahim, paling banyak bersedekah, dan paling memberi komitmen terhadap dirinya dalam amalan bersedekah yang beliau laksanakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt selain Zainab” (HR Muslim)

    #Bukan itu sahaja, Rasulullah saw juga pernah memujinya kerana (rajin bersedekah di jalan Allah swt, sehingga beliau digelar sebagai ‘panjang tangan.’) Hal ini adalah sebagaimana riwayat daripada Masruq, daripada Sayidatina Aisyah r.ha bahawa:

    أَنَّ بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْنَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّنَا أَسْرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: «أَطْوَلُكُنَّ يَدًا»، فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذْرَعُونَهَا، فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَطْوَلَهُنَّ يَدًا، فَعَلِمْنَا بَعْدُ أَنَّمَا كَانَتْ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتْ أَسْرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ وَكَانَتْ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ

    “Sebahagian daripada isteri-isteri Nabi saw bertanya kepada Nabi saw: ‘Siapakah antara kami yang paling cepat menyusulmu (meninggal dunia)?’ Baginda saw menjawab:  ‘Orang yang paling panjang tangannya antara kamu.’ Lalu mereka mengambil sebatang kayu untuk mereka mengukurnya (tangan mereka). Maka Saudah ialah orang yang paling panjang tangannya dalam kalangan mereka. Setelah itu, kami mengetahui bahawa yang dimaksudkan dengan panjang tangan sebenarnya adalah sedekah dan sememangnya beliaulah yang paling cepat antara kami menyusul Baginda, dan beliau sangat gemar bersedekah" (HR al-Bukhari dan Muslim)

    #Sayidatina Aisyah berkata: “Orang yang paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab kerana beliau menggunakan tangannya untuk bekerja dan bersedekah.” (Lihat: al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah)

    #Sayidatina Zainab bin Jahsy r.ha merupakan isteri pertama yang wafat selepas kewafatan Baginda saw dan paling cepat menyusul Baginda saw. Beliau meninggal dunia pada tahun 20 Hijrah dan solat jenazahnya diimamkan oleh Sayidina Umar bin al-Khattab R.A. (Lihat: Siyar A‘lam al-Nubala')

    ♡Bersedekahlah, jangan sesekali bakhil dan membazir. Ikutilah sifat mulia orang soleh dahulu kala yang gemar bersedekah dan bahagia kehidupan mereka. Jom sedekah!!♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 18 Rejab 1445H☆ وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan” [Surah al-Isra’ 29] #Jangan sesekali tergolong dalam kalangan orang yang bakhil dan membazir harta. Jadilah insan yang pemurah yang ringan tangan dalam bersedekah, membantu orang yang memerlukan. Ini kerana, orang yang bakhil dan membazir adalah golongan yang terkeji serta dimurkai Allah swt. Sebaliknya orang yang pemurah sangat dicintai dan disayangi Allah swt. وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا “Dan juga mereka (yang diredhai Allah itu ialah) yang apabila membelanjakan hartanya, tiadalah melampaui batas dan tiada bakhil kedekut; dan (sebaliknya) perbelanjaan mereka adalah betul sederhana di antara kedua-dua cara (boros dan bakhil) itu” [Surah al-Furqan 67] #Contohilah isteri baginda saw, Ummul Mukminin yang menunjukkan akhlak dan contoh yang baik serta kuat bersedekah dan istiqamah. #Sayidatina Aisyah r.ha pernah memuji Sayidatina Zainab binti Jahsy r.ha. Hal ini dapat dilihat menerusi riwayat daripada Sayidatina Aisyah r.ha, katanya: وَلَمْ أَرَ امْرَأَةً قَطُّ خَيْرًا فِي الدِّينِ مِنْ زَيْنَبَ. وَأَتْقَى لِلَّهِ. وَأَصْدَقَ حَدِيثًا. وَأَوْصَلَ لِلرَّحِمِ. وَأَعْظَمَ صَدَقَةً. وَأَشَدَّ ابْتِذَالًا لِنَفْسِهَا فِي الْعَمَلِ الَّذِي تَصَدَّقُ بِهِ، وَتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى “Aku tidak pernah melihat seseorang wanita yang lebih baik urusan agamanya, paling bertakwa kepada Allah, paling benar bicaranya, paling banyak menyambung silaturrahim, paling banyak bersedekah, dan paling memberi komitmen terhadap dirinya dalam amalan bersedekah yang beliau laksanakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt selain Zainab” (HR Muslim) #Bukan itu sahaja, Rasulullah saw juga pernah memujinya kerana (rajin bersedekah di jalan Allah swt, sehingga beliau digelar sebagai ‘panjang tangan.’) Hal ini adalah sebagaimana riwayat daripada Masruq, daripada Sayidatina Aisyah r.ha bahawa: أَنَّ بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْنَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّنَا أَسْرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: «أَطْوَلُكُنَّ يَدًا»، فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذْرَعُونَهَا، فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَطْوَلَهُنَّ يَدًا، فَعَلِمْنَا بَعْدُ أَنَّمَا كَانَتْ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتْ أَسْرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ وَكَانَتْ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ “Sebahagian daripada isteri-isteri Nabi saw bertanya kepada Nabi saw: ‘Siapakah antara kami yang paling cepat menyusulmu (meninggal dunia)?’ Baginda saw menjawab:  ‘Orang yang paling panjang tangannya antara kamu.’ Lalu mereka mengambil sebatang kayu untuk mereka mengukurnya (tangan mereka). Maka Saudah ialah orang yang paling panjang tangannya dalam kalangan mereka. Setelah itu, kami mengetahui bahawa yang dimaksudkan dengan panjang tangan sebenarnya adalah sedekah dan sememangnya beliaulah yang paling cepat antara kami menyusul Baginda, dan beliau sangat gemar bersedekah" (HR al-Bukhari dan Muslim) #Sayidatina Aisyah berkata: “Orang yang paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab kerana beliau menggunakan tangannya untuk bekerja dan bersedekah.” (Lihat: al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah) #Sayidatina Zainab bin Jahsy r.ha merupakan isteri pertama yang wafat selepas kewafatan Baginda saw dan paling cepat menyusul Baginda saw. Beliau meninggal dunia pada tahun 20 Hijrah dan solat jenazahnya diimamkan oleh Sayidina Umar bin al-Khattab R.A. (Lihat: Siyar A‘lam al-Nubala') ♡Bersedekahlah, jangan sesekali bakhil dan membazir. Ikutilah sifat mulia orang soleh dahulu kala yang gemar bersedekah dan bahagia kehidupan mereka. Jom sedekah!!♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 8399 Views
  • SEJARAH RASULULLAH SAW :


    Nabi Muhammad SAW
    Pemimpin politik Arab dan
    Pengasas Islam

    Nabi Muhammad bin Abdullah
    (570 M - 8 Jun 632 M)
    Baginda juga adalah pemimpin yang menyatukan Semenanjung Arab kepada satu tatanegara di bawah pemerintahan Islam.
    Nabi Muhammad SAW dianggap oleh umat Islam sebagai pemulih keimanan monoteistik ajaran nabi-nabi terdahulu yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan nabi-nabi yang terdahulu.

    Nabi Muhammad Bin Abdullāh
    KELAHIRAN :
    12 Rabiulawal Tahun Gajah (20 April 571)
    Mekkah, Semenanjung Arab
    (kini Arab Saudi)

    WAFATNYA RASULULLAH SAW :
    8 Jun 632
    Madinah, Semenanjung Arab
    (kini Arab Saudi)

    SEBAB KEWAFATAN :
    Sakit (demam panas)

    RASULULLAH SAW DIKEBUMIKAN :
    Makam di Masjid Nabawi, Madinah.

    NAMA-NAMA LAIN RASULULLAH SAW :
    1. Al-Amin,
    2. As-Saadiq,
    3. RASUL Allāh
    4. Abu al-Qasim dan ada banyak lagi sebenarnya 201.

    UMUR PASANGAN RASULULLAH SAW
    KETIKA BERNIKAH :
    1. Khadijah binti Khuwailid
    40 Tahun (555-619).

    2. Saudah binti Zam'ah
    50 Tahun (619-632).

    3. Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq
    9 tahun (619-632).

    4. Hafsah binti Umar Al-Khattab
    19 Tahun (624-632).

    5. Zainab binti Khuzaimah
    29 Tahun (625-627).

    6. Zainab binti Jansyin
    35 Tahun (627-632).

    7. Juwairiah binti Al-Harith
    19 Tahun (628-632).

    8. Ramlah binti Abu Sufian
    32 Tahun (628-632).

    9. Hindun binti Abi Umaiyah
    28 Tahun (629-632).

    10. Raihanah binti Zaid
    (629-631)

    11. Safiyah binti Huyay
    16 Tahun (629-632).

    12. Maimunah binti Al-Harith
    25 Tahun (630-632).

    13. Mariyah al-Qibthiyah
    (630-632).

    IBU BAPA RASULULLAH SAW :
    AYAH : Abdullah bin Abdul Muttalib
    IBU : Āminah bt Wahab


    SEJARAH RINGKAS :

    DILAHIRKAN DI MAKKAH DAN DIJAGA :
    Semenanjung Arab,
    Baginda adalah anak yatim piatu sejak kecil lagi dimana baginda dijaga oleh
    1. datuknya, Abdul Muttalib bin Hasyim dan 2. seterusnya bapa saudara baginda,
    Abu Talib bin Abdul Muttalib.

    Baginda juga pernah bekerja sebagai pengembala kambing dan saudagar serta perkahwinan pertamanya adalah ketika berusia 25 tahun dimana baginda telah bernikah dengan Khadijah binti Khuwailid (40 tahun).

    Keluarga baginda mengamalkan ajaran Tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa AS daripada Allah SWT.


    WAHYU PERTAMA :
    Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, baginda telah menerima wahyu yang pertama daripada Tuhan melalui malaikat Jibril (malaikat yang sama menyampaikan wahyu Allah SWT kepada 5 orang Rasul Ulul Azmi) ketika sedang berada di Gua Hira.


    BERDAKWAH :
    Tiga tahun setelah kejadian itu,
    baginda mula berdakwah secara terbuka kepada penduduk Makkah dengan mengatakan
    "Tuhan itu Esa"
    dan hendaklah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT
    (secara harfiahnya membawa maksud Islam) dan ia adalah satu cara hidup (الدين ad-Din) yang diterima Allah SWT sahaja.

    Nabi Muhammad SAW menerima beberapa orang pengikut pada awalnya yang terdiri daripada pelbagai golongan.

    Ajaran yang dibawa oleh baginda mendapat tentangan yang hebat dalam kalangan penduduk Makkah malahan mereka dilayan dengan teruk dan zalim.
    Oleh itu, Nabi Muhammad SAW telah menghantar beberapa orang pengikutnya ke Habsyah pada 614 M


    HIJRAH :
    sebelum baginda dan pengikutnya lain di Makkah Hijrah ke Madinah
    (dahulu dikenali sebagai Yathrib) pada tahun 622 M.

    Peristiwa penghijrahan Baginda itu menandakan permulaan bagi kalendar Islam atau takwim Hijrah.

    Di Madinah, Baginda telah menyatukan semua suku kaum dibawah Piagam Madinah.


    KEMBALI KE MEKKAH SEMULA :
    Setelah bersengketa dengan penduduk Makkah selama 8 tahun,
    Baginda membawa 10,000 pengikutnya ke Makkah serta membukanya.
    Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya telah memusnahkan patung berhala yang terdapat di Makkah.

    KEWAFATAN RASULULLAH SAW :
    Pada tahun 632 M, beberapa bulan selepas Haji Wida atau Haji Perpisahan,
    Nabi Muhammad SAW telah jatuh sakit
    lalu wafat.

    Ketika kematian Baginda,
    hampir seluruh Semenanjung Arab berada di bawah naungan Islam dan bersatu dengan utuhnya
    (6 Mei 570M atau pun 20 April/26 April 571M).


    KETURUNAN IBU DAN AYAH
    RASULULLAH SAW :
    Ibu Baginda,
    iaitu Aminah binti Wahab,
    adalah anak perempuan kepada
    Wahab bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah.

    Ayah Baginda,
    iaitu Abdullah,
    ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya dikatakan bersusur galur dari Nabi Ismail, anak kepada Nabi Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh.

    Ayah Baginda telah meninggal sebelum kelahiran Baginda.
    Sementara ibu Baginda meninggal ketika Baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim piatu.


    IBU SUSUAN RASULULLAH SAW :
    Menurut tradisi keluarga atasan Mekkah, Baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat

    IBU SUSU :
    wanita yang menyusukan baginda yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun.

    RASULULLAH SAW DI JAGA :
    Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibu Baginda Aminah binti Wahab.

    Setelah ibu Baginda wafat,
    Baginda dijaga oleh
    datuknya, Abdul Muthalib.

    Apabila datuknya meninggal,
    Baginda dijaga oleh bapa saudara Baginda, Abu Talib.

    Ketika inilah Baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudara Baginda di sekitar Mekkah dan kerap menemani bapa saudara Baginda dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria).


    MASA REMAJA RASULULLAH SAW :
    Dalam masa remaja Baginda,
    Nabi Muhammad SAW percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah SWT.

    Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak.
    Baginda mengamalkan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu terutamanya
    Nabi Isa Al-Masih.

    YANG RASULULLAH SAW SAYANG :
    Baginda menyayangi
    1. orang-orang miskin,
    2. para janda dan
    3. anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka.

    Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain,
    sehingga Baginda dikenali sebagai
    As Saadiq (yang benar) dan
    Al Amin (yang amanah).

    Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekkah.


    BAGINDA BERUMAHTANGGA :
    Ketika berusia kira-kira 25 tahun,
    ayah saudara Baginda menyarankan Baginda untuk bekerja dengan kafilah
    (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria).
    Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.

    ISTERI DAN ANAK RASULULLAH SAW PERTAMA:
    Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini Baginda.
    Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia.

    Mereka dikurniakan 6 orang anak
    (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka,
    Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil.
    Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra.

    Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah Khadijah meninggal pada
    usia 64 tahun.


    ANAK RASULULLAH SAW DENGAN
    MARIA AL-QIBTIYYAH :
    Seorang lagi anak Baginda adalah hasil perkahwinan Baginda dengan
    Maria al-Qibtiyyah.
    Putera Baginda bersama Maria bernama Ibrahim itu juga meninggal semasa kecil. Isteri-isteri baginda dikenali sebagai "Ummul Mukminin" yang bermaksud
    "ibu orang-orang beriman".

    BAPA DAN IBU SAUDARA
    NABI MUHAMMAD SAW :
    Al-Harith bin Abdul Muttalib
    Muqaddam bin Abdul Muttalib
    Zubair bin Abdul Muttalib
    Hamzah bin Abdul Muttalib
    Al-Abbas bin Abdul Muttalib
    Abu Thalib bin Abdul Muttalib
    Abu Lahab bin Abdul Muttalib
    Abdul Kaabah bin Abdul Muttalib
    Hijin bin Abdul Muttalib
    Dhirar bin Abdul Muttalib
    Ghaidaq bin Abdul Muttalib
    Safiyah binti Abdul Muttalib
    'Atikah binti Abdul Muttalib
    Arwa binti Abdul Muttalib
    Umaimah binti Abdul Muttalib
    Barrah binti Abdul Muttalib
    Ummi Hakim al-Bidha binti Abdul Muttalib
    Hashim bin Abdu'Manan


    KERASULAN :
    Nabi Muhammad SAW telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah.
    Ia sungguh menyedihkan hati Baginda sehingga Baginda kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah,
    yang kemudian dikenali sebagai
    Jabal al-Nour,
    untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya.

    Di sinilah Baginda sering bertapa serta berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah SWT supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa.


    WAHYU PERTAMA :
    Pada suatu malam hari Isnin 21 Ramadan (bersamaan 10 Ogos 610),
    ketika Baginda sedang bertafakur
    di Gua Hira,

    Malaikat Jibril mendatangi Baginda.
    Jibril membangkitkan Baginda dan menyampaikan wahyu Allah SWT
    di telinganya.
    Baginda diminta membaca.

    Baginda menjawab,
    "Saya tidak tahu membaca".

    Jibril mengulangi tiga kali meminta
    Nabi Muhammad SAW untuk membaca tetapi jawapan Baginda tetap sama.

    Baginda menjawab,
    "Saya tidak tahu membaca".

    Akhirnya, Jibril berkata :
    "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
    Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah
    yang mengajar manusia dengan perantaraan
    (menulis, membaca).
    Dia mengajarkan kepada manusia
    apa yang tidak diketahuinya."

    Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
    Ketika itu baginda berusia 40 tahun setengah.


    WAHYU TURUN SELAMA 23 TAHUN :
    Wahyu itu turun kepada Baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa
    23 tahun.

    Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan kepada
    Nabi Muhammad SAW dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan).


    AL-QURAN DAN AL SUNNAH :
    Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai
    erti yang jelas.
    Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh
    Nabi Muhammad SAW sendiri melalui percakapan Baginda,
    tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah.

    Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah SWT.


    BERDAKWAH :
    Marhalah dakwah baginda boleh dibahagikan mengikut fasa:

    Fasa di Makkah: hampir 13 tahun
    Dakwah rahsia: 3 tahun
    Dakwah terbuka di Makkah: hampir 7 tahun
    Dakwah kepada semua: 3 tahun
    Fasa Madinah: 10 tahun

    Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW juga boleh diringkaskan sebagai berikut :

    Pertama:
    Marhalah Tasqif -
    tahap pembinaan dan pengkaderan untuk melahirkan individu-individu yang menyakini pemikiran (fikrah) dan metod (thariqah) parti politik guna membentuk kerangka gerakan.

    Kedua:
    Marhalah Tafa’ul ma’al Ummah -
    tahap berinteraksi dengan umat agar umat turut sama memikul kewajiban dakwah Islam, sehingga umat akan menjadikan Islam sebagai panduan utama dalam hidupnya serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

    Ketiga:
    Marhalah Istilamil Hukmi -
    tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

    didalam kitab sirah dan merupakan satu aktiviti penting dalam marhalah kedua perjuangan Nabi Muhammad SAW
    Lestari atau tidaknya dakwah ditentukan oleh Baginda kerana keberlangsungan dakwah memerlukan dua aspek penting :

    Pertama :
    untuk mendapatkan perlindungan (himayah) sehingga tetap dapat melakukan aktiviti dakwah dalam keadaan aman dan terlindung.

    Kedua :
    untuk mencapai tampuk pemerintahan dalam rangka menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam) dan menerapkan hukum-hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

    CABARAN BERDAKWAH :
    Apabila Nabi Muhammad SAW menyeru manusia ke jalan Allah SWT,
    tidak ramai yang mendengar seruannya.

    Kebanyakkan pengikut Baginda adalah dari anggota keluarga Baginda dan dari golongan masyarakat bawahan,
    Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zaid dan Bilal.

    Apabila Baginda memperhebatkan kegiatan dakwah Baginda dengan mengumumkan secara terbuka
    Agama Islam yang disebarkan Baginda, dengan itu ramai yang mengikut Baginda.

    Tetapi pada masa, Baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam.
    Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka.

    Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut Agama Islam.

    Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi.

    Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekkah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan.

    Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya.
    Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya.
    Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah.

    HIJRAH :
    Di Makkah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s.
    beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah SWT.
    Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah SWT.

    Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama.
    Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan.
    Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini.

    Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam.
    Antara mereka yang tertarik dengan seruan Baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib (Madinah).

    Mereka menemui Baginda dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi.

    Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam,
    Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam Mekkah.

    Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Makkah. Mereka menemui Nabi Muhammad di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib,
    pakcik Baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu.
    Mereka mengundang Baginda dan orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib.

    Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seAgama.
    Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Nabi Muhammad SAW untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekkah di bandar mereka.
    Nabi Muhammad SAW akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu.


    HIJRAH KE MADINAH (YATHRIB) :
    Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Makkah, masyarakat jahiliyah Mekkah cuba menghalang mereka.
    Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib.
    Masyarakat jahiliyah Mekkah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan Agama mereka ke daerah-daerah yang lain.

    Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Makkah kecuali
    Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah.


    RANCANGAN MEMBUNUH
    RASULULLAH SAW :
    Masyarakat Mekkah kemudian memutuskan untuk membunuh Baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur,
    Nabi Muhammad SAW akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah SAW'.


    MADINAH :
    Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Baginda umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah.

    Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam.

    Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah.
    Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam.
    Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli.


    PEMBUKAAN KOTA MAKKAH :
    Pada tahun kelapan selepas penghijrahan ke Madinah berlaku,
    Nabi Muhammad SAW berlepas ke Makkah.

    Tentera Islam yang seramai 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat.
    Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa sebarang syarat.
    Nabi Muhammad SAW kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Kaabah dimusnahkan.


    MENELADANI PERBUATAN
    NABI MUHAMMAD SAW :
    Perbuatan-perbuatan yang dilakukan
    Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua cara.
    Ada yang termasuk perbuatan-perbuatan jibiliyah, iaitu perbuatan yang dilakukan manusia secara Fitriah, dan ada pula perbuatan-perbuatan selain jibiliyah.

    Perbuatan-perbuatan jibiliyah,
    seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain sebagainya, tidak ada perselisihan bahawa status perbuatan tersebut adalah mubah (harus), baik bagi
    Nabi Muhammad SAW maupun bagi umatnya.
    Oleh kerana itu, perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori mandub (sunat).

    Sedangkan perbuatan-perbuatan yang bukan jibiliyah, boleh jadi termasuk dalam hal-hal yang ditetapkan khusus bagi
    Nabi Muhammad SAW, dimana tidak seorang pun diperkenankan mengikutinya (haram);
    atau boleh jadi tidak termasuk dalam perbuatan yang diperuntukkan khusus bagi Baginda.


    KHUSUS BAGI RASULULLAH SAW :
    Apabila perbuatan itu telah ditetapkan khusus bagi Nabi Muhammad SAW,
    seperti dibolehkan Baginda melanjutkan puasa pada malam hari tanpa berbuka, atau dibolehkannya menikah dengan lebih dari empat wanita, dan lain sebagainya dari kekhususan Baginda;
    maka dalam hal ini kita tidak diperkenankan mengikuti Baginda.

    Sebab,
    perbuatan-perbuatan tersebut telah terbukti diperuntukkan khusus bagi Baginda berdasarkan Ijmak Sahabat.
    Oleh kerana itu tidak dibolehkan meneladani Baginda dalam perbuatan-perbuatan semacam ini.

    Akan halnya dengan perbuatan Baginda yang kita kenal sebagai penjelas bagi kita, tidak ada perselisihan bahawa hal itu merupakan dalil.
    Dalam hal ini penjelasan tersebut boleh berupa perkataan, seperti

    RASULULLAH SAW BERSABDA :
    “ Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat ”.

    RASULULLAH SAW BERSABDA
    " Laksanakan manasik hajimu berdasarkan manasikku (apa yang telah aku kerjakan) ".

    Hadis ini menunjukkan bahawa perbuatan Baginda merupakan penjelas,
    agar kita mengikutinya.

    Penjelasan Baginda boleh juga berupa qaraain al ahwal, yakni qarinah/perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, seperti memotong pergelangan pencuri sebagai penjelas,

    ALLAH SWT BERFIRMAN :
    " Maka potonglah tangan keduanya ."
    (SURAH AL-MAIDAH : 38)

    Status penjelas yang terdapat dalam perbuatan Baginda, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, dapat mengikuti hukum apa yang telah dijelaskan, apakah itu
    wajib,
    haram,
    mandub(sunat) atau
    mubah(harus) sesuai dengan arah penunjukan dalil.

    Sedangkan perbuatan-perbuatan Baginda yang tidak terdapat di dalamnya perbuatan yang menunjukkan bahawa hal itu merupakan penjelas,
    bukan penolakan dan bukan pula ketetapan.
    Maka dalam hal ini perlu diperhatikan apakah di dalamnya terdapat maksud untuk bertaqarrub
    (mendekatkan diri kepada Allah SWT)
    atau tidak.
    Apabila di dalamnya terdapat keinginan untuk bertaqarrub kepada Allah SWT
    maka perbuatan itu termasuk mandub (sunat),
    di mana seseorang akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu dan tidak mendapatkan balasan jika meninggalkannya.

    Misalnya Solat Duha.
    Sedangkan jika tidak terdapat di
    dalamnya keinginan untuk bertaqarrub, maka perbuatan tersebut termasuk
    mubah (harus).

    PESANAN TERAKHIR MUHAMMAD
    (ISI KHUTBAH TERAKHIR MUHAMMAD) :
    Ketika Nabi Muhammad SAW
    mengerjakan ibadah haji yang terakhir,
    maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah
    di Lembah Uranah, Bukit Arafah,
    Baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin,
    di antara isi dari khutbah terakhir
    Nabi Muhammad SAW itu ialah:

    " Wahai manusia,
    dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini.

    Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.

    1. "Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci.

    2. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.

    3. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.

    4. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan DIA pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.

    5. Allah SWT telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.

    6. "Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.
    syaitan telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar,
    maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

    7. "Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu,
    mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu,
    maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang.
    Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia.
    Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

    8. "Wahai manusia,
    dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini,
    sembahlah Allah SWT,
    dirikanlah solat lima waktu,
    berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu.
    Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu.

    9. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain.
    Kamu semua adalah sama;
    tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.

    10. "Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah SWT pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan.
    Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.

    11. "Wahai manusia,
    tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir Agama baru.

    Oleh itu wahai manusia.
    Nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu.

    Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya.
    Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku.

    12. "Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain.
    Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku.

    Saksikanlah Ya Allah,
    bahawasanya telah aku sampaikan risalah-MU kepada hamba-hamba-MU."


    RINGKASAN PERKEMBANGAN ISLAM :
    570M-
    Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

    610M-
    Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira'.

    615M-
    Orang Muslim didera oleh puak Quraish.
    Hijrah pertama ke Habsyah.

    616M-
    Sayidina Hamzah dan
    Saidina Umar memeluk Islam.
    Hijrah kedua ke Habsyah.

    619M-
    Khadijah ra (isteri Baginda) dan
    Abu Talib (bapa saudara Baginda)
    meninggal dunia.
    Melawat Taif.
    Peristiwa Isra dan Mi'raj berlaku.

    621M-
    Baiat Aqabah 1.

    622M-
    Baiat Aqabah 2.
    Hijrah ke Madinah.
    Daulah Islamiyah dibina.

    624M-
    Perang Badar.

    625M-
    Perang Uhud.

    627M-
    Perang Ahzab.

    628M-
    Perjanjian Hudaibiyah.

    629M-
    Perang Khaibar dan dalam menentang tentera Rom Byzantine,
    Baginda menghantar tentera Islam dalam Perang Mu'tah.

    630M-
    Pembukaan Makkah.
    Perang Hunain.

    631M-
    Perang Tabuk.

    632M-
    Kewafatan RASULULLAH SAW,
    perlantikan Syaidina Abu Bakar sebagai khalifah.


    KEWAFATAN SAHABAT
    RASULULLAH SAW :

    1. Ali bin Abi Thalib
    lahir di Makkah
    Wafat 40 H

    2. Hasan bin Ali
    lahir di Madinah
    Wafat 50 H

    3. Husain bin Ali
    lahir di Madinah
    Wafat 61 H

    4. Ali bin Husain
    lahir di Madinah
    Wafat 95 H

    5. Muhammad al-Baqir
    lahir di Madinah
    Wafat 114

    6. Ja’far ash-Shadiq
    lahir di Madinah
    Wafat 148

    7. Musa al-Kadzim
    lahir di Madinah
    Wafat 183 H

    8. Ali ar-Ridha
    lahir di Madinah
    Wafat 203 H

    9. Muhammad al-Jawad
    lahir di Madinah
    Wafat 220 H

    10. Ali al-Hadi
    lahir di Madinah
    Wafat 254 H

    11. Hasan al-Asykari
    lahir di Madinah
    Wafat 260 H

    12. Muhammad bin al-Asykari
    Samarra, Irak
    Lahir 255 H atau 868 M
    SEJARAH RASULULLAH SAW : Nabi Muhammad SAW Pemimpin politik Arab dan Pengasas Islam Nabi Muhammad bin Abdullah (570 M - 8 Jun 632 M) Baginda juga adalah pemimpin yang menyatukan Semenanjung Arab kepada satu tatanegara di bawah pemerintahan Islam. Nabi Muhammad SAW dianggap oleh umat Islam sebagai pemulih keimanan monoteistik ajaran nabi-nabi terdahulu yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan nabi-nabi yang terdahulu. Nabi Muhammad Bin Abdullāh KELAHIRAN : 12 Rabiulawal Tahun Gajah (20 April 571) Mekkah, Semenanjung Arab (kini Arab Saudi) WAFATNYA RASULULLAH SAW : 8 Jun 632 Madinah, Semenanjung Arab (kini Arab Saudi) SEBAB KEWAFATAN : Sakit (demam panas) RASULULLAH SAW DIKEBUMIKAN : Makam di Masjid Nabawi, Madinah. NAMA-NAMA LAIN RASULULLAH SAW : 1. Al-Amin, 2. As-Saadiq, 3. RASUL Allāh 4. Abu al-Qasim dan ada banyak lagi sebenarnya 201. UMUR PASANGAN RASULULLAH SAW KETIKA BERNIKAH : 1. Khadijah binti Khuwailid 40 Tahun (555-619). 2. Saudah binti Zam'ah 50 Tahun (619-632). 3. Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq 9 tahun (619-632). 4. Hafsah binti Umar Al-Khattab 19 Tahun (624-632). 5. Zainab binti Khuzaimah 29 Tahun (625-627). 6. Zainab binti Jansyin 35 Tahun (627-632). 7. Juwairiah binti Al-Harith 19 Tahun (628-632). 8. Ramlah binti Abu Sufian 32 Tahun (628-632). 9. Hindun binti Abi Umaiyah 28 Tahun (629-632). 10. Raihanah binti Zaid (629-631) 11. Safiyah binti Huyay 16 Tahun (629-632). 12. Maimunah binti Al-Harith 25 Tahun (630-632). 13. Mariyah al-Qibthiyah (630-632). IBU BAPA RASULULLAH SAW : AYAH : Abdullah bin Abdul Muttalib IBU : Āminah bt Wahab SEJARAH RINGKAS : DILAHIRKAN DI MAKKAH DAN DIJAGA : Semenanjung Arab, Baginda adalah anak yatim piatu sejak kecil lagi dimana baginda dijaga oleh 1. datuknya, Abdul Muttalib bin Hasyim dan 2. seterusnya bapa saudara baginda, Abu Talib bin Abdul Muttalib. Baginda juga pernah bekerja sebagai pengembala kambing dan saudagar serta perkahwinan pertamanya adalah ketika berusia 25 tahun dimana baginda telah bernikah dengan Khadijah binti Khuwailid (40 tahun). Keluarga baginda mengamalkan ajaran Tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa AS daripada Allah SWT. WAHYU PERTAMA : Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, baginda telah menerima wahyu yang pertama daripada Tuhan melalui malaikat Jibril (malaikat yang sama menyampaikan wahyu Allah SWT kepada 5 orang Rasul Ulul Azmi) ketika sedang berada di Gua Hira. BERDAKWAH : Tiga tahun setelah kejadian itu, baginda mula berdakwah secara terbuka kepada penduduk Makkah dengan mengatakan "Tuhan itu Esa" dan hendaklah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT (secara harfiahnya membawa maksud Islam) dan ia adalah satu cara hidup (الدين ad-Din) yang diterima Allah SWT sahaja. Nabi Muhammad SAW menerima beberapa orang pengikut pada awalnya yang terdiri daripada pelbagai golongan. Ajaran yang dibawa oleh baginda mendapat tentangan yang hebat dalam kalangan penduduk Makkah malahan mereka dilayan dengan teruk dan zalim. Oleh itu, Nabi Muhammad SAW telah menghantar beberapa orang pengikutnya ke Habsyah pada 614 M HIJRAH : sebelum baginda dan pengikutnya lain di Makkah Hijrah ke Madinah (dahulu dikenali sebagai Yathrib) pada tahun 622 M. Peristiwa penghijrahan Baginda itu menandakan permulaan bagi kalendar Islam atau takwim Hijrah. Di Madinah, Baginda telah menyatukan semua suku kaum dibawah Piagam Madinah. KEMBALI KE MEKKAH SEMULA : Setelah bersengketa dengan penduduk Makkah selama 8 tahun, Baginda membawa 10,000 pengikutnya ke Makkah serta membukanya. Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya telah memusnahkan patung berhala yang terdapat di Makkah. KEWAFATAN RASULULLAH SAW : Pada tahun 632 M, beberapa bulan selepas Haji Wida atau Haji Perpisahan, Nabi Muhammad SAW telah jatuh sakit lalu wafat. Ketika kematian Baginda, hampir seluruh Semenanjung Arab berada di bawah naungan Islam dan bersatu dengan utuhnya (6 Mei 570M atau pun 20 April/26 April 571M). KETURUNAN IBU DAN AYAH RASULULLAH SAW : Ibu Baginda, iaitu Aminah binti Wahab, adalah anak perempuan kepada Wahab bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah. Ayah Baginda, iaitu Abdullah, ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya dikatakan bersusur galur dari Nabi Ismail, anak kepada Nabi Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh. Ayah Baginda telah meninggal sebelum kelahiran Baginda. Sementara ibu Baginda meninggal ketika Baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim piatu. IBU SUSUAN RASULULLAH SAW : Menurut tradisi keluarga atasan Mekkah, Baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat IBU SUSU : wanita yang menyusukan baginda yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun. RASULULLAH SAW DI JAGA : Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibu Baginda Aminah binti Wahab. Setelah ibu Baginda wafat, Baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muthalib. Apabila datuknya meninggal, Baginda dijaga oleh bapa saudara Baginda, Abu Talib. Ketika inilah Baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudara Baginda di sekitar Mekkah dan kerap menemani bapa saudara Baginda dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria). MASA REMAJA RASULULLAH SAW : Dalam masa remaja Baginda, Nabi Muhammad SAW percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah SWT. Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak. Baginda mengamalkan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu terutamanya Nabi Isa Al-Masih. YANG RASULULLAH SAW SAYANG : Baginda menyayangi 1. orang-orang miskin, 2. para janda dan 3. anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka. Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga Baginda dikenali sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekkah. BAGINDA BERUMAHTANGGA : Ketika berusia kira-kira 25 tahun, ayah saudara Baginda menyarankan Baginda untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria). Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa. ISTERI DAN ANAK RASULULLAH SAW PERTAMA: Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini Baginda. Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia. Mereka dikurniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil. Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra. Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah Khadijah meninggal pada usia 64 tahun. ANAK RASULULLAH SAW DENGAN MARIA AL-QIBTIYYAH : Seorang lagi anak Baginda adalah hasil perkahwinan Baginda dengan Maria al-Qibtiyyah. Putera Baginda bersama Maria bernama Ibrahim itu juga meninggal semasa kecil. Isteri-isteri baginda dikenali sebagai "Ummul Mukminin" yang bermaksud "ibu orang-orang beriman". BAPA DAN IBU SAUDARA NABI MUHAMMAD SAW : Al-Harith bin Abdul Muttalib Muqaddam bin Abdul Muttalib Zubair bin Abdul Muttalib Hamzah bin Abdul Muttalib Al-Abbas bin Abdul Muttalib Abu Thalib bin Abdul Muttalib Abu Lahab bin Abdul Muttalib Abdul Kaabah bin Abdul Muttalib Hijin bin Abdul Muttalib Dhirar bin Abdul Muttalib Ghaidaq bin Abdul Muttalib Safiyah binti Abdul Muttalib 'Atikah binti Abdul Muttalib Arwa binti Abdul Muttalib Umaimah binti Abdul Muttalib Barrah binti Abdul Muttalib Ummi Hakim al-Bidha binti Abdul Muttalib Hashim bin Abdu'Manan KERASULAN : Nabi Muhammad SAW telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Ia sungguh menyedihkan hati Baginda sehingga Baginda kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal al-Nour, untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah Baginda sering bertapa serta berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah SWT supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa. WAHYU PERTAMA : Pada suatu malam hari Isnin 21 Ramadan (bersamaan 10 Ogos 610), ketika Baginda sedang bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril mendatangi Baginda. Jibril membangkitkan Baginda dan menyampaikan wahyu Allah SWT di telinganya. Baginda diminta membaca. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca tetapi jawapan Baginda tetap sama. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Akhirnya, Jibril berkata : "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika itu baginda berusia 40 tahun setengah. WAHYU TURUN SELAMA 23 TAHUN : Wahyu itu turun kepada Baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa 23 tahun. Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). AL-QURAN DAN AL SUNNAH : Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai erti yang jelas. Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh Nabi Muhammad SAW sendiri melalui percakapan Baginda, tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah. Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah SWT. BERDAKWAH : Marhalah dakwah baginda boleh dibahagikan mengikut fasa: Fasa di Makkah: hampir 13 tahun Dakwah rahsia: 3 tahun Dakwah terbuka di Makkah: hampir 7 tahun Dakwah kepada semua: 3 tahun Fasa Madinah: 10 tahun Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW juga boleh diringkaskan sebagai berikut : Pertama: Marhalah Tasqif - tahap pembinaan dan pengkaderan untuk melahirkan individu-individu yang menyakini pemikiran (fikrah) dan metod (thariqah) parti politik guna membentuk kerangka gerakan. Kedua: Marhalah Tafa’ul ma’al Ummah - tahap berinteraksi dengan umat agar umat turut sama memikul kewajiban dakwah Islam, sehingga umat akan menjadikan Islam sebagai panduan utama dalam hidupnya serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Ketiga: Marhalah Istilamil Hukmi - tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. didalam kitab sirah dan merupakan satu aktiviti penting dalam marhalah kedua perjuangan Nabi Muhammad SAW Lestari atau tidaknya dakwah ditentukan oleh Baginda kerana keberlangsungan dakwah memerlukan dua aspek penting : Pertama : untuk mendapatkan perlindungan (himayah) sehingga tetap dapat melakukan aktiviti dakwah dalam keadaan aman dan terlindung. Kedua : untuk mencapai tampuk pemerintahan dalam rangka menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam) dan menerapkan hukum-hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. CABARAN BERDAKWAH : Apabila Nabi Muhammad SAW menyeru manusia ke jalan Allah SWT, tidak ramai yang mendengar seruannya. Kebanyakkan pengikut Baginda adalah dari anggota keluarga Baginda dan dari golongan masyarakat bawahan, Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zaid dan Bilal. Apabila Baginda memperhebatkan kegiatan dakwah Baginda dengan mengumumkan secara terbuka Agama Islam yang disebarkan Baginda, dengan itu ramai yang mengikut Baginda. Tetapi pada masa, Baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam. Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka. Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut Agama Islam. Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi. Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekkah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan. Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah. HIJRAH : Di Makkah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah SWT. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah SWT. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Antara mereka yang tertarik dengan seruan Baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib (Madinah). Mereka menemui Baginda dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam Mekkah. Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Makkah. Mereka menemui Nabi Muhammad di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, pakcik Baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang Baginda dan orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seAgama. Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Nabi Muhammad SAW untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekkah di bandar mereka. Nabi Muhammad SAW akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu. HIJRAH KE MADINAH (YATHRIB) : Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Makkah, masyarakat jahiliyah Mekkah cuba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekkah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan Agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Makkah kecuali Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah. RANCANGAN MEMBUNUH RASULULLAH SAW : Masyarakat Mekkah kemudian memutuskan untuk membunuh Baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Nabi Muhammad SAW akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah SAW'. MADINAH : Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Baginda umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam. Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli. PEMBUKAAN KOTA MAKKAH : Pada tahun kelapan selepas penghijrahan ke Madinah berlaku, Nabi Muhammad SAW berlepas ke Makkah. Tentera Islam yang seramai 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa sebarang syarat. Nabi Muhammad SAW kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Kaabah dimusnahkan. MENELADANI PERBUATAN NABI MUHAMMAD SAW : Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua cara. Ada yang termasuk perbuatan-perbuatan jibiliyah, iaitu perbuatan yang dilakukan manusia secara Fitriah, dan ada pula perbuatan-perbuatan selain jibiliyah. Perbuatan-perbuatan jibiliyah, seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain sebagainya, tidak ada perselisihan bahawa status perbuatan tersebut adalah mubah (harus), baik bagi Nabi Muhammad SAW maupun bagi umatnya. Oleh kerana itu, perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori mandub (sunat). Sedangkan perbuatan-perbuatan yang bukan jibiliyah, boleh jadi termasuk dalam hal-hal yang ditetapkan khusus bagi Nabi Muhammad SAW, dimana tidak seorang pun diperkenankan mengikutinya (haram); atau boleh jadi tidak termasuk dalam perbuatan yang diperuntukkan khusus bagi Baginda. KHUSUS BAGI RASULULLAH SAW : Apabila perbuatan itu telah ditetapkan khusus bagi Nabi Muhammad SAW, seperti dibolehkan Baginda melanjutkan puasa pada malam hari tanpa berbuka, atau dibolehkannya menikah dengan lebih dari empat wanita, dan lain sebagainya dari kekhususan Baginda; maka dalam hal ini kita tidak diperkenankan mengikuti Baginda. Sebab, perbuatan-perbuatan tersebut telah terbukti diperuntukkan khusus bagi Baginda berdasarkan Ijmak Sahabat. Oleh kerana itu tidak dibolehkan meneladani Baginda dalam perbuatan-perbuatan semacam ini. Akan halnya dengan perbuatan Baginda yang kita kenal sebagai penjelas bagi kita, tidak ada perselisihan bahawa hal itu merupakan dalil. Dalam hal ini penjelasan tersebut boleh berupa perkataan, seperti RASULULLAH SAW BERSABDA : “ Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat ”. RASULULLAH SAW BERSABDA " Laksanakan manasik hajimu berdasarkan manasikku (apa yang telah aku kerjakan) ". Hadis ini menunjukkan bahawa perbuatan Baginda merupakan penjelas, agar kita mengikutinya. Penjelasan Baginda boleh juga berupa qaraain al ahwal, yakni qarinah/perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, seperti memotong pergelangan pencuri sebagai penjelas, ALLAH SWT BERFIRMAN : " Maka potonglah tangan keduanya ." (SURAH AL-MAIDAH : 38) Status penjelas yang terdapat dalam perbuatan Baginda, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang menerangkan bentuk perbuatan, dapat mengikuti hukum apa yang telah dijelaskan, apakah itu wajib, haram, mandub(sunat) atau mubah(harus) sesuai dengan arah penunjukan dalil. Sedangkan perbuatan-perbuatan Baginda yang tidak terdapat di dalamnya perbuatan yang menunjukkan bahawa hal itu merupakan penjelas, bukan penolakan dan bukan pula ketetapan. Maka dalam hal ini perlu diperhatikan apakah di dalamnya terdapat maksud untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT) atau tidak. Apabila di dalamnya terdapat keinginan untuk bertaqarrub kepada Allah SWT maka perbuatan itu termasuk mandub (sunat), di mana seseorang akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu dan tidak mendapatkan balasan jika meninggalkannya. Misalnya Solat Duha. Sedangkan jika tidak terdapat di dalamnya keinginan untuk bertaqarrub, maka perbuatan tersebut termasuk mubah (harus). PESANAN TERAKHIR MUHAMMAD (ISI KHUTBAH TERAKHIR MUHAMMAD) : Ketika Nabi Muhammad SAW mengerjakan ibadah haji yang terakhir, maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah di Lembah Uranah, Bukit Arafah, Baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin, di antara isi dari khutbah terakhir Nabi Muhammad SAW itu ialah: " Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini. 1. "Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. 2. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. 3. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. 4. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan DIA pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. 5. Allah SWT telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang. 6. "Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. syaitan telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil. 7. "Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu, maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina. 8. "Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah SWT, dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu. 9. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh. 10. "Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah SWT pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku. 11. "Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir Agama baru. Oleh itu wahai manusia. Nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku. 12. "Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-MU kepada hamba-hamba-MU." RINGKASAN PERKEMBANGAN ISLAM : 570M- Nabi Muhammad SAW dilahirkan. 610M- Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira'. 615M- Orang Muslim didera oleh puak Quraish. Hijrah pertama ke Habsyah. 616M- Sayidina Hamzah dan Saidina Umar memeluk Islam. Hijrah kedua ke Habsyah. 619M- Khadijah ra (isteri Baginda) dan Abu Talib (bapa saudara Baginda) meninggal dunia. Melawat Taif. Peristiwa Isra dan Mi'raj berlaku. 621M- Baiat Aqabah 1. 622M- Baiat Aqabah 2. Hijrah ke Madinah. Daulah Islamiyah dibina. 624M- Perang Badar. 625M- Perang Uhud. 627M- Perang Ahzab. 628M- Perjanjian Hudaibiyah. 629M- Perang Khaibar dan dalam menentang tentera Rom Byzantine, Baginda menghantar tentera Islam dalam Perang Mu'tah. 630M- Pembukaan Makkah. Perang Hunain. 631M- Perang Tabuk. 632M- Kewafatan RASULULLAH SAW, perlantikan Syaidina Abu Bakar sebagai khalifah. KEWAFATAN SAHABAT RASULULLAH SAW : 1. Ali bin Abi Thalib lahir di Makkah Wafat 40 H 2. Hasan bin Ali lahir di Madinah Wafat 50 H 3. Husain bin Ali lahir di Madinah Wafat 61 H 4. Ali bin Husain lahir di Madinah Wafat 95 H 5. Muhammad al-Baqir lahir di Madinah Wafat 114 6. Ja’far ash-Shadiq lahir di Madinah Wafat 148 7. Musa al-Kadzim lahir di Madinah Wafat 183 H 8. Ali ar-Ridha lahir di Madinah Wafat 203 H 9. Muhammad al-Jawad lahir di Madinah Wafat 220 H 10. Ali al-Hadi lahir di Madinah Wafat 254 H 11. Hasan al-Asykari lahir di Madinah Wafat 260 H 12. Muhammad bin al-Asykari Samarra, Irak Lahir 255 H atau 868 M
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 17154 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Uban Adalah Cahaya Buat Mukmin

    عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

    Daripada Amru bin Abasah bahawa Rasulullah SAW  bersabda: "Barangsiapa tumbuh satu uban di jalan Allah, maka uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat." (HR Tirmidzi No: 1635) Status: Hasan Sahih

    Pengajaran:

    1.  Uban yang tumbuh pada seorang Muslim akan menjadi  cahaya di hari kiamat.

    2.  Uban akan menjadi cahaya, sehingga pemiliknya menjadikannya sebagai penunjuk jalan sehingga Allah Ta’ala memasukkannya ke dalam syurga. Uban, muncul bersebab, seperti jihad (melakukan sesuatu dengan bersungguh-sungguh) atau takut kepada Allah Ta’ala. Oleh kerana itu, dimakruhkan mencabut uban yang ada. (Faidhul Qadir karya Al-Munawi, 6/202).

    3.  Uban umumnya muncul pada seseorang pada usia tua. Uban menjadi peringatan bahawa ia sudah berada di penghujung kehidupan.

    4.  Dengan munculnya uban, maka orang yang berakal akan semakin insaf bahawa usianya semakin singkat dan bersemangat untuk melaksanakan hak Allah dan hak sesama makhluk dengan amal kebajikan yang banyak.

    5.  Al-Quran memberikan peringatan:

    أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ  فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِير

    Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mahu berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun (Fathir ayat 37).

    Ibnu Katsir membawa pandangan Ibnu Abbas dan Ikrimah  menjelaskan bahawa maksud Pemberi peringatan dalam ayat di atas adalah uban. (Tafsir Ibnu Katsir 6/542).

    Dalam riwayat yang lain Rasulullah S.A.W menyatakan:

    لاَ تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الإِسْلاَمِ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

    Tidak ada seorang muslim yang mana tumbuh padanya sehelai uban di dalam Islam melainkan Allah akan menuliskan untuknya dengan uban tersebut satu kebaikan dan Allah akan memadamkan kesalahannya dengan uban tersebut. (HR Abu Daud No: 4202)

    Semoga uban yang tumbuh akan menjadikan peringatan, pendorong serta cahaya untuk melakukan amal soleh.

    #BangunkanJiwamu
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    24hb Januari  2024
    12hb Rejab 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Uban Adalah Cahaya Buat Mukmin عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ Daripada Amru bin Abasah bahawa Rasulullah SAW  bersabda: "Barangsiapa tumbuh satu uban di jalan Allah, maka uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat." (HR Tirmidzi No: 1635) Status: Hasan Sahih Pengajaran: 1.  Uban yang tumbuh pada seorang Muslim akan menjadi  cahaya di hari kiamat. 2.  Uban akan menjadi cahaya, sehingga pemiliknya menjadikannya sebagai penunjuk jalan sehingga Allah Ta’ala memasukkannya ke dalam syurga. Uban, muncul bersebab, seperti jihad (melakukan sesuatu dengan bersungguh-sungguh) atau takut kepada Allah Ta’ala. Oleh kerana itu, dimakruhkan mencabut uban yang ada. (Faidhul Qadir karya Al-Munawi, 6/202). 3.  Uban umumnya muncul pada seseorang pada usia tua. Uban menjadi peringatan bahawa ia sudah berada di penghujung kehidupan. 4.  Dengan munculnya uban, maka orang yang berakal akan semakin insaf bahawa usianya semakin singkat dan bersemangat untuk melaksanakan hak Allah dan hak sesama makhluk dengan amal kebajikan yang banyak. 5.  Al-Quran memberikan peringatan: أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ  فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِير Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mahu berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun (Fathir ayat 37). Ibnu Katsir membawa pandangan Ibnu Abbas dan Ikrimah  menjelaskan bahawa maksud Pemberi peringatan dalam ayat di atas adalah uban. (Tafsir Ibnu Katsir 6/542). Dalam riwayat yang lain Rasulullah S.A.W menyatakan: لاَ تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الإِسْلاَمِ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً Tidak ada seorang muslim yang mana tumbuh padanya sehelai uban di dalam Islam melainkan Allah akan menuliskan untuknya dengan uban tersebut satu kebaikan dan Allah akan memadamkan kesalahannya dengan uban tersebut. (HR Abu Daud No: 4202) Semoga uban yang tumbuh akan menjadikan peringatan, pendorong serta cahaya untuk melakukan amal soleh. #BangunkanJiwamu #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 24hb Januari  2024 12hb Rejab 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 4532 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 8 Rejab 1445H☆

    كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ

    "Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan)" [Surah al-ʿAnkabut 57]

    #Sambung perbincangan tentang kematian. Bicara tentang mati, semua mendambakan kematian yang indah dan penuh damai.

    #Hal ini kerana tiada anugerah yang lebih indah daripada dikurniakan pengakhiran atau kematian yang baik dan mulia.

    #Kita semua mahukan pengakhiran hidup dalam husnul khatimah, tetapi semua itu bergantung kepada bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia. 

    #Berkata Imam al-Ghazali rahimahullah: "Cara mati seseorang mukmin itu ditentukan oleh cara hidupnya. Begitu juga cara seseorang itu dibangkitkan akan ditentukan oleh cara kematiannya. Hakikat yang perlu diterima oleh manusia, setiap yang bernyawa akan menemui ajalnya".

    #Diriwayatkan bahawa sepanjang umur Sayidina Abdullah bin Abbas r.huma dihabiskan dalam bidang ilmu. Sewaktu muda beliau banyak menghabiskan masa menuntut ilmu. Di hujung usia beliau menyampaikan ilmu pula. Beliau juga menjadi penasihat utama beberapa orang khalifah. Setiap kali diadakan majlis ilmu di rumahnya, bukan sahaja rumahnya sesak, tetapi semua jalan-jalan ke rumahnya turut dipenuhi lautan manusia sehingga tidak dapat dilalui.

    #Sayidina Ibn Abbas r.huma bukan sekadar berilmu, tetapi juga kuat beramal dan beribadah dengan ilmunya. Imam Ibnu Mulaikah pernah memberitahu, pada satu malam ketika baru sampai dari Mekah ke Madinah, mereka semua tidur keletihan tetapi Ibn Abbas berqiamullail. Aku mendengar Ibn Abbas mengulang-ulang satu ayat daripada Surah Qaf ayat 19 :

    "Dan (apabila sampai ajal seseorang) datanglah “Sakaratul maut” membawa kebenaran. Inilah perkara yang engkau selalu mengelak diri daripadanya!” [Surah Qaf 19]

    #Dalam keadaan menangis dengan suara yang kuat, ayat tersebut terus diulang-ulang hinggalah masuk waktu Fajar.

    Sayidina Ibnu Abbas hidup hingga ke usia 71 tahun. Ketika meninggal dunia, beliau disembahyangkan oleh anak Sayidina Ali, Muhammad bin Hanafiah, dan jenazahnya diuruskan oleh beberapa sahabat yang masih hidup serta para tabiin besar.

    #Ketika pengkebumian, terdengar satu suara membacakan firman Allah:

    یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَىِٕنَّةُ * ٱرۡجِعِیۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ * فَٱدۡخُلِی فِی عِبَـٰدِی * وَٱدۡخُلِی جَنَّتِی *

    “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau redha dan diredhai tuhan. Maka masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaKu (yang berbahagia). Dan masuklah ke dalam Syurgaku!!" [Surah al-Fajr 27-30]

    ♡Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat dan motivasi untuk menggandakan amal soleh♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 8 Rejab 1445H☆ كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ "Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan)" [Surah al-ʿAnkabut 57] #Sambung perbincangan tentang kematian. Bicara tentang mati, semua mendambakan kematian yang indah dan penuh damai. #Hal ini kerana tiada anugerah yang lebih indah daripada dikurniakan pengakhiran atau kematian yang baik dan mulia. #Kita semua mahukan pengakhiran hidup dalam husnul khatimah, tetapi semua itu bergantung kepada bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia.  #Berkata Imam al-Ghazali rahimahullah: "Cara mati seseorang mukmin itu ditentukan oleh cara hidupnya. Begitu juga cara seseorang itu dibangkitkan akan ditentukan oleh cara kematiannya. Hakikat yang perlu diterima oleh manusia, setiap yang bernyawa akan menemui ajalnya". #Diriwayatkan bahawa sepanjang umur Sayidina Abdullah bin Abbas r.huma dihabiskan dalam bidang ilmu. Sewaktu muda beliau banyak menghabiskan masa menuntut ilmu. Di hujung usia beliau menyampaikan ilmu pula. Beliau juga menjadi penasihat utama beberapa orang khalifah. Setiap kali diadakan majlis ilmu di rumahnya, bukan sahaja rumahnya sesak, tetapi semua jalan-jalan ke rumahnya turut dipenuhi lautan manusia sehingga tidak dapat dilalui. #Sayidina Ibn Abbas r.huma bukan sekadar berilmu, tetapi juga kuat beramal dan beribadah dengan ilmunya. Imam Ibnu Mulaikah pernah memberitahu, pada satu malam ketika baru sampai dari Mekah ke Madinah, mereka semua tidur keletihan tetapi Ibn Abbas berqiamullail. Aku mendengar Ibn Abbas mengulang-ulang satu ayat daripada Surah Qaf ayat 19 : "Dan (apabila sampai ajal seseorang) datanglah “Sakaratul maut” membawa kebenaran. Inilah perkara yang engkau selalu mengelak diri daripadanya!” [Surah Qaf 19] #Dalam keadaan menangis dengan suara yang kuat, ayat tersebut terus diulang-ulang hinggalah masuk waktu Fajar. Sayidina Ibnu Abbas hidup hingga ke usia 71 tahun. Ketika meninggal dunia, beliau disembahyangkan oleh anak Sayidina Ali, Muhammad bin Hanafiah, dan jenazahnya diuruskan oleh beberapa sahabat yang masih hidup serta para tabiin besar. #Ketika pengkebumian, terdengar satu suara membacakan firman Allah: یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَىِٕنَّةُ * ٱرۡجِعِیۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ * فَٱدۡخُلِی فِی عِبَـٰدِی * وَٱدۡخُلِی جَنَّتِی * “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau redha dan diredhai tuhan. Maka masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaKu (yang berbahagia). Dan masuklah ke dalam Syurgaku!!" [Surah al-Fajr 27-30] ♡Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat dan motivasi untuk menggandakan amal soleh♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 5246 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 8 Rejab 1445H☆

    كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ

    "Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan)" [Surah al-ʿAnkabut 57]

    #Sambung perbincangan tentang kematian. Bicara tentang mati, semua mendambakan kematian yang indah dan penuh damai.

    #Hal ini kerana tiada anugerah yang lebih indah daripada dikurniakan pengakhiran atau kematian yang baik dan mulia.

    #Kita semua mahukan pengakhiran hidup dalam husnul khatimah, tetapi semua itu bergantung kepada bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia. 

    #Berkata Imam al-Ghazali rahimahullah: "Cara mati seseorang mukmin itu ditentukan oleh cara hidupnya. Begitu juga cara seseorang itu dibangkitkan akan ditentukan oleh cara kematiannya. Hakikat yang perlu diterima oleh manusia, setiap yang bernyawa akan menemui ajalnya".

    #Diriwayatkan bahawa sepanjang umur Sayidina Abdullah bin Abbas r.huma dihabiskan dalam bidang ilmu. Sewaktu muda beliau banyak menghabiskan masa menuntut ilmu. Di hujung usia beliau menyampaikan ilmu pula. Beliau juga menjadi penasihat utama beberapa orang khalifah. Setiap kali diadakan majlis ilmu di rumahnya, bukan sahaja rumahnya sesak, tetapi semua jalan-jalan ke rumahnya turut dipenuhi lautan manusia sehingga tidak dapat dilalui.

    #Sayidina Ibn Abbas r.huma bukan sekadar berilmu, tetapi juga kuat beramal dan beribadah dengan ilmunya. Imam Ibnu Mulaikah pernah memberitahu, pada satu malam ketika baru sampai dari Mekah ke Madinah, mereka semua tidur keletihan tetapi Ibn Abbas berqiamullail. Aku mendengar Ibn Abbas mengulang-ulang satu ayat daripada Surah Qaf ayat 19 :

    "Dan (apabila sampai ajal seseorang) datanglah “Sakaratul maut” membawa kebenaran. Inilah perkara yang engkau selalu mengelak diri daripadanya!” [Surah Qaf 19]

    #Dalam keadaan menangis dengan suara yang kuat, ayat tersebut terus diulang-ulang hinggalah masuk waktu Fajar.

    #Sayidina Ibnu Abbas hidup hingga ke usia 71 tahun. Ketika meninggal dunia, beliau disembahyangkan oleh anak Sayidina Ali, Muhammad bin Hanafiah, dan jenazahnya diuruskan oleh beberapa sahabat yang masih hidup serta para tabiin besar.

    #Ketika pengkebumian, terdengar satu suara membacakan firman Allah:

    یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَىِٕنَّةُ * ٱرۡجِعِیۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ * فَٱدۡخُلِی فِی عِبَـٰدِی * وَٱدۡخُلِی جَنَّتِی *

    “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau redha dan diredhai tuhan. Maka masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaKu (yang berbahagia). Dan masuklah ke dalam Syurgaku!!" [Surah al-Fajr 27-30]

    ♡Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat dan motivasi untuk menggandakan amal soleh♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 8 Rejab 1445H☆ كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ "Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan)" [Surah al-ʿAnkabut 57] #Sambung perbincangan tentang kematian. Bicara tentang mati, semua mendambakan kematian yang indah dan penuh damai. #Hal ini kerana tiada anugerah yang lebih indah daripada dikurniakan pengakhiran atau kematian yang baik dan mulia. #Kita semua mahukan pengakhiran hidup dalam husnul khatimah, tetapi semua itu bergantung kepada bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia.  #Berkata Imam al-Ghazali rahimahullah: "Cara mati seseorang mukmin itu ditentukan oleh cara hidupnya. Begitu juga cara seseorang itu dibangkitkan akan ditentukan oleh cara kematiannya. Hakikat yang perlu diterima oleh manusia, setiap yang bernyawa akan menemui ajalnya". #Diriwayatkan bahawa sepanjang umur Sayidina Abdullah bin Abbas r.huma dihabiskan dalam bidang ilmu. Sewaktu muda beliau banyak menghabiskan masa menuntut ilmu. Di hujung usia beliau menyampaikan ilmu pula. Beliau juga menjadi penasihat utama beberapa orang khalifah. Setiap kali diadakan majlis ilmu di rumahnya, bukan sahaja rumahnya sesak, tetapi semua jalan-jalan ke rumahnya turut dipenuhi lautan manusia sehingga tidak dapat dilalui. #Sayidina Ibn Abbas r.huma bukan sekadar berilmu, tetapi juga kuat beramal dan beribadah dengan ilmunya. Imam Ibnu Mulaikah pernah memberitahu, pada satu malam ketika baru sampai dari Mekah ke Madinah, mereka semua tidur keletihan tetapi Ibn Abbas berqiamullail. Aku mendengar Ibn Abbas mengulang-ulang satu ayat daripada Surah Qaf ayat 19 : "Dan (apabila sampai ajal seseorang) datanglah “Sakaratul maut” membawa kebenaran. Inilah perkara yang engkau selalu mengelak diri daripadanya!” [Surah Qaf 19] #Dalam keadaan menangis dengan suara yang kuat, ayat tersebut terus diulang-ulang hinggalah masuk waktu Fajar. #Sayidina Ibnu Abbas hidup hingga ke usia 71 tahun. Ketika meninggal dunia, beliau disembahyangkan oleh anak Sayidina Ali, Muhammad bin Hanafiah, dan jenazahnya diuruskan oleh beberapa sahabat yang masih hidup serta para tabiin besar. #Ketika pengkebumian, terdengar satu suara membacakan firman Allah: یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَىِٕنَّةُ * ٱرۡجِعِیۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ * فَٱدۡخُلِی فِی عِبَـٰدِی * وَٱدۡخُلِی جَنَّتِی * “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau redha dan diredhai tuhan. Maka masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaKu (yang berbahagia). Dan masuklah ke dalam Syurgaku!!" [Surah al-Fajr 27-30] ♡Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat dan motivasi untuk menggandakan amal soleh♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    0 Comments 0 Shares 4692 Views
  • JIWA TARBAWI 885

    Inspirasi dari mengingati kematian.

    Bila hati banyak berzikir mengingati kematian,

    1. Hati akan terhubung terus kepada Allah ta’ala.

    كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ﴿الأنبياء: ٣٥)

    Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada KAMI lah kamu semua akan dikembalikan.

    (Al Anbiya’ : 35)

    2. Hati akan menjadi BERSIH, HIDUP’ dan LEMBUT.

    ابن عمر قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” إن هذه القلوب تصدأ كما يصدأ الحديد إذا أصابه الماء ” قيل : يا رسول الله وما جلاؤها ؟ قال : ” كثرة ذكر الموت وتلاوة القرآن ” روى البيهقي

    “Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

    “ Hati ini berkarat seperti berkaratnya besi jika terkena air. Lalu Baginda ‎ﷺ ditanya: “Apakah pembersihnya?”Sabda Baginda ‎ﷺ : “Banyakkan mengingati mati dan membaca Al-Quran.”

    (HR: Al Baihaqi)


    أن امرأة شكت إلى عائشة رضي الله عنها قساوة قلبها فقالت لها : أكثري من ذكر الموت يرق قلبك ففعلت ذلك فرق قلبها فجاءت تشكر عائشة رضي الله عنها

    Seorang perempuan mengadu kepada 'Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang kerasnya hatinya. Kata 'Aisyah padanya : “ Engkau banyakkanlah mengingati mati nescaya lembut hatimu". Maka perempuan itu melakukannya lalu menjadi lembut hatinya dan dia datang menemui 'Aisyah dan berterima kasih padanya.

    ( petikan dari Kitab Sairus Salikin )

    3. Hati akan dapat mengerti hakikat kehidupan yang sementara.


    Ali bin Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,

    ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ.

    “Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.”

    Syumaith bin ‘Ajlan berkata:

    مَنْ جَعَلَ الْمَوْتَ نُصْبَ عَيْنَيْهِ, لَمْ يُبَالِ بِضَيْقِ الدُّنْيَا وَلاَ بِسَعَتِهَا

    “Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya.”

    [Mukhtashar Minhajul Qashidin].

    4. Tergambar hakikat dunia yang menipu.

    Firman Allah ta’ala,

    اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

    “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”

    (Al Hadîd : 20)

    5. Benar-benar dapat merasai hakikat keyakinan.

    وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿الحجر: ٩٩﴾

    dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).

    Al Yaqin dakam ayat itu bermaksud kematian. Membawa pengertian bila seseorang itu mati, di situlah keyakinan mutlak muncul terhadap segala perkara yang ketika dipermudahkan seperti amalan saleh, kehidupan selepas mati dan sebsgainya.

    6. Bermula hakikat kehidupan akhirat yang panjang dan kekal

    Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan kematian dengan iman yang sahih (benar), tauhid yang khalish (murni), amal yang salih (sesuai dengan tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling berakal.

    عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

    Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasulullah ‎ﷺ , lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Baginda ‎ﷺ , kemudian mengucapkan salam kepada Nabi ‎ﷺ , lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah! Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Baginda ‎ﷺ menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Baginda ‎ﷺ menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.”

    (HR Ibnu Majah, no. 4259)

    7. Hati terputus dari rasa ‘ at takaatsur ’ ( التكاثر) iaitu keinginan membanyakkan harta dan dunia.

    أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾
    ﴿التكاثر: ١-٢)

    Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (harta benda, anak-pinak pangkat dan pengaruh), Sehingga kamu masuk kubur.

    (At Takatsur : 1-2)

    Artinya, berlumba-lumba memperbanyakkan harta dan bermewah, seringkali melalaikan manusia. Mereka jadi sedar hanyalah apabila datangnya ajal kematian, iaitu bila tiada apa kekayaan yang dapat dibawa untuk masuk ke kubur, iaitu ke alam barzakh.

    8. Hati terputus dari rasa kelazatan dunia.

    Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim,

    أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ

    “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, iaitu kematian. Kerana sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu.”

    (Sahih Al Jami’ush Shaghir)

    9. Terputus keinginan untuk berbuat maksiat dan dosa, juga untuk berbuat zalim kepada manusia kerana hati gerun dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan tidak tertangguh.

    {وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا} [المنافقون : 11]

    Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila. datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

    (Al Munafiqun: 11)

    (إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ) [لقمان: 34 ]

    “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

    (Lukman: 34)

    كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
    ﴿آل عمران: ١٨٥﴾

    Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya.

    Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya.

    (Ali ‘Imran : 185)


    10. Hati tidak akan mahu menangguh taubat lagi.

    Imam Bukhari meriwayatkan:

    عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

    Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Rasulullah ‎ﷺ memegang bahuku, lalu bersabda,”Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing, atau seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk waktu Subuh, maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu sore, maka janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.”

    (HR Bukhari, no. 5937)

    Ad Daqqaq rahimahullah berkata,

    “من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسى الموت عوجل بثلاثة: تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة”  (تذكرة القرطبي : ص 9)

    “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka dimuliakan dengan tiga hal: “Bersegera taubat, puas hati dan semangat ibadah, dan barangsiapa yang lupa kematian diberikan hukuman dengan tiga hal; menunda taubat, tidak ridha dengan keadaan dan malas ibadah”

    (At Tadzkirah fi Ahwal Al Mauta wa Umur Al Akhirah, karya Al Qurthuby).

    11. Muncul himmah cita-cita untuk beramal dan menyiapkan diri untuk bertemuNya.

    Allah Azza wa Jalla berfirman:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

    (Al Hasyr :18)

    Nabi ‎ﷺ bersabda,

    اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه

    “Ingatlah kematian dalam salatmu kerana jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbaguskan salatnya. Salatlah seperti salat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih mempunyai kesempatan melakukan salat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta uzur ( kerana tidak mampu memenuhinya).”

    (HR. Ad Dailami)


    12. Memutuskan panjang angan-angan

    Hendaklah setiap orang waspada terhadap angan-angan panjang dan angan-angan umur panjang, sehingga menangguhkan amal saleh.

    Nabi ‎ﷺ bersabda:

    يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ الْعُمُرِ

    “Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya: cinta harta dan panjang umur.”

    (HR Bukhari, no. 5942)

    Justeru, ingatan terhadap mati, pada setiap saat pasti memutuskan angan-angan itu.

    13. Menumbuhkan penyesalan di dunia lagi, terhadap sedikitnya amalan.

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya, Rabbku.

    Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

    (Al Munafiqun: 9-11)


    Justeru,

    أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ

    “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.”

    (HR Ibnu Majah, no. 4258)


    Cukuplah kematian menjadi penasihat diri.



    ABi
    JIWA TARBAWI 885 Inspirasi dari mengingati kematian. Bila hati banyak berzikir mengingati kematian, 1. Hati akan terhubung terus kepada Allah ta’ala. كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ﴿الأنبياء: ٣٥) Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada KAMI lah kamu semua akan dikembalikan. (Al Anbiya’ : 35) 2. Hati akan menjadi BERSIH, HIDUP’ dan LEMBUT. ابن عمر قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” إن هذه القلوب تصدأ كما يصدأ الحديد إذا أصابه الماء ” قيل : يا رسول الله وما جلاؤها ؟ قال : ” كثرة ذكر الموت وتلاوة القرآن ” روى البيهقي “Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah ‎ﷺ bersabda: “ Hati ini berkarat seperti berkaratnya besi jika terkena air. Lalu Baginda ‎ﷺ ditanya: “Apakah pembersihnya?”Sabda Baginda ‎ﷺ : “Banyakkan mengingati mati dan membaca Al-Quran.” (HR: Al Baihaqi) أن امرأة شكت إلى عائشة رضي الله عنها قساوة قلبها فقالت لها : أكثري من ذكر الموت يرق قلبك ففعلت ذلك فرق قلبها فجاءت تشكر عائشة رضي الله عنها Seorang perempuan mengadu kepada 'Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang kerasnya hatinya. Kata 'Aisyah padanya : “ Engkau banyakkanlah mengingati mati nescaya lembut hatimu". Maka perempuan itu melakukannya lalu menjadi lembut hatinya dan dia datang menemui 'Aisyah dan berterima kasih padanya. ( petikan dari Kitab Sairus Salikin ) 3. Hati akan dapat mengerti hakikat kehidupan yang sementara. Ali bin Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ. “Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.” Syumaith bin ‘Ajlan berkata: مَنْ جَعَلَ الْمَوْتَ نُصْبَ عَيْنَيْهِ, لَمْ يُبَالِ بِضَيْقِ الدُّنْيَا وَلاَ بِسَعَتِهَا “Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya.” [Mukhtashar Minhajul Qashidin]. 4. Tergambar hakikat dunia yang menipu. Firman Allah ta’ala, اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (Al Hadîd : 20) 5. Benar-benar dapat merasai hakikat keyakinan. وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿الحجر: ٩٩﴾ dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). Al Yaqin dakam ayat itu bermaksud kematian. Membawa pengertian bila seseorang itu mati, di situlah keyakinan mutlak muncul terhadap segala perkara yang ketika dipermudahkan seperti amalan saleh, kehidupan selepas mati dan sebsgainya. 6. Bermula hakikat kehidupan akhirat yang panjang dan kekal Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan kematian dengan iman yang sahih (benar), tauhid yang khalish (murni), amal yang salih (sesuai dengan tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling berakal. عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasulullah ‎ﷺ , lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Baginda ‎ﷺ , kemudian mengucapkan salam kepada Nabi ‎ﷺ , lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah! Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Baginda ‎ﷺ menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Baginda ‎ﷺ menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” (HR Ibnu Majah, no. 4259) 7. Hati terputus dari rasa ‘ at takaatsur ’ ( التكاثر) iaitu keinginan membanyakkan harta dan dunia. أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾ ﴿التكاثر: ١-٢) Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (harta benda, anak-pinak pangkat dan pengaruh), Sehingga kamu masuk kubur. (At Takatsur : 1-2) Artinya, berlumba-lumba memperbanyakkan harta dan bermewah, seringkali melalaikan manusia. Mereka jadi sedar hanyalah apabila datangnya ajal kematian, iaitu bila tiada apa kekayaan yang dapat dibawa untuk masuk ke kubur, iaitu ke alam barzakh. 8. Hati terputus dari rasa kelazatan dunia. Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim, أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, iaitu kematian. Kerana sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu.” (Sahih Al Jami’ush Shaghir) 9. Terputus keinginan untuk berbuat maksiat dan dosa, juga untuk berbuat zalim kepada manusia kerana hati gerun dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan tidak tertangguh. {وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا} [المنافقون : 11] Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila. datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al Munafiqun: 11) (إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ) [لقمان: 34 ] “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Lukman: 34) كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿آل عمران: ١٨٥﴾ Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya. (Ali ‘Imran : 185) 10. Hati tidak akan mahu menangguh taubat lagi. Imam Bukhari meriwayatkan: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Rasulullah ‎ﷺ memegang bahuku, lalu bersabda,”Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing, atau seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk waktu Subuh, maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu sore, maka janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.” (HR Bukhari, no. 5937) Ad Daqqaq rahimahullah berkata, “من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسى الموت عوجل بثلاثة: تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة”  (تذكرة القرطبي : ص 9) “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka dimuliakan dengan tiga hal: “Bersegera taubat, puas hati dan semangat ibadah, dan barangsiapa yang lupa kematian diberikan hukuman dengan tiga hal; menunda taubat, tidak ridha dengan keadaan dan malas ibadah” (At Tadzkirah fi Ahwal Al Mauta wa Umur Al Akhirah, karya Al Qurthuby). 11. Muncul himmah cita-cita untuk beramal dan menyiapkan diri untuk bertemuNya. Allah Azza wa Jalla berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al Hasyr :18) Nabi ‎ﷺ bersabda, اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه “Ingatlah kematian dalam salatmu kerana jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbaguskan salatnya. Salatlah seperti salat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih mempunyai kesempatan melakukan salat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta uzur ( kerana tidak mampu memenuhinya).” (HR. Ad Dailami) 12. Memutuskan panjang angan-angan Hendaklah setiap orang waspada terhadap angan-angan panjang dan angan-angan umur panjang, sehingga menangguhkan amal saleh. Nabi ‎ﷺ bersabda: يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ الْعُمُرِ “Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya: cinta harta dan panjang umur.” (HR Bukhari, no. 5942) Justeru, ingatan terhadap mati, pada setiap saat pasti memutuskan angan-angan itu. 13. Menumbuhkan penyesalan di dunia lagi, terhadap sedikitnya amalan. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya, Rabbku. Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (Al Munafiqun: 9-11) Justeru, أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR Ibnu Majah, no. 4258) Cukuplah kematian menjadi penasihat diri. ABi
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 6684 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Doa Yang Banyak Dibaca Rasulullah SAW

    عن شهر بن حوشب قال‏:‏قُلْتُ لأُمِّ سَلَمَةَ : يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ : يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ : فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَ : يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ.

    Daripada Syahr bin Hausyab, katanya: Aku pernah bertanya kepada Ummu Salamah: “Wahai Ummul Mukminin! Apakah doa Rasulullah SAW yang paling banyak apabila Baginda SAW disisi engkau?" Beliau menjawab: “Doa Baginda SAW yang paling banyak adalah: (يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ) - “Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” - Ummu Salamah berkata: "Aku pernah berkata kepada Rasulullah SAW; Wahai Rasulullah! Betapa sering engkau berdoa: “يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ”. Lalu Baginda SAW menjawab: "Wahai Ummu Salamah! Sesungguhnya tidak ada seorang anak Adam pun melainkan hatinya berada di dalam genggaman kekuasaan Allah. Barangsiapa yang Allah kehendaki, maka Dia akan meluruskannya dan barangsiapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya." (HR Tirmizi No: 3522) Status: Hadis Hasan

    Pengajaran:

    1.  Sebagai Muslim kita perlu memperbanyakkan doa kepada Allah kerana doa umpama tali yang menghubungkan antara hamba dengan Pencipta.

    2.  Antara doa yang sering dan banyak diucapkan oleh Rasulullah SAW adalah permohonan agar ditetapkan hati:

    يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

    Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu

    3.  Dikhususkan doa untuk tetap hati kerana jika hati itu baik, maka seluruh anggota badan yang lain akan ikut menjadi baik.

    4.  Sesungguhnya tidak ada seorang anak Adam pun melainkan hatinya berada di dalam genggaman kekuasaan Allah. Barangsiapa yang Allah kehendaki, maka Dia akan meluruskannya dan barangsiapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya.

    5.  Setiap kita memiliki hati yang bila-bila masa boleh berubah (berbolak balik).

    6.  Rasulullah mengajar doa agar kita memiliki hati yang tetap dan istiqamah

    JOM banyakkan doa agar memiliki hati yang tetap dan istiqamah diatas jalan Islam.

    #BangunkanJiwamu
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    19hb Januari  2024
    07hb Rejab 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Doa Yang Banyak Dibaca Rasulullah SAW عن شهر بن حوشب قال‏:‏قُلْتُ لأُمِّ سَلَمَةَ : يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ : يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ : فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَ : يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ. Daripada Syahr bin Hausyab, katanya: Aku pernah bertanya kepada Ummu Salamah: “Wahai Ummul Mukminin! Apakah doa Rasulullah SAW yang paling banyak apabila Baginda SAW disisi engkau?" Beliau menjawab: “Doa Baginda SAW yang paling banyak adalah: (يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ) - “Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” - Ummu Salamah berkata: "Aku pernah berkata kepada Rasulullah SAW; Wahai Rasulullah! Betapa sering engkau berdoa: “يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ”. Lalu Baginda SAW menjawab: "Wahai Ummu Salamah! Sesungguhnya tidak ada seorang anak Adam pun melainkan hatinya berada di dalam genggaman kekuasaan Allah. Barangsiapa yang Allah kehendaki, maka Dia akan meluruskannya dan barangsiapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya." (HR Tirmizi No: 3522) Status: Hadis Hasan Pengajaran: 1.  Sebagai Muslim kita perlu memperbanyakkan doa kepada Allah kerana doa umpama tali yang menghubungkan antara hamba dengan Pencipta. 2.  Antara doa yang sering dan banyak diucapkan oleh Rasulullah SAW adalah permohonan agar ditetapkan hati: يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu 3.  Dikhususkan doa untuk tetap hati kerana jika hati itu baik, maka seluruh anggota badan yang lain akan ikut menjadi baik. 4.  Sesungguhnya tidak ada seorang anak Adam pun melainkan hatinya berada di dalam genggaman kekuasaan Allah. Barangsiapa yang Allah kehendaki, maka Dia akan meluruskannya dan barangsiapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya. 5.  Setiap kita memiliki hati yang bila-bila masa boleh berubah (berbolak balik). 6.  Rasulullah mengajar doa agar kita memiliki hati yang tetap dan istiqamah JOM banyakkan doa agar memiliki hati yang tetap dan istiqamah diatas jalan Islam. #BangunkanJiwamu #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 19hb Januari  2024 07hb Rejab 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 2205 Views
  • ☆Tadabbur Kalamullah 6 Rejab 1445H☆

    كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ

    "Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan)" [Surah al-ʿAnkabut 57]

    #Setiap manusia akan berdepan dengan kematian. Tidak ada manusia yang tidak mati. Semua akan mati dan bila-bila masa sahaja kita akan mati apabila datangnya ajal.

    #Namun begitu, kita hendaklah berusaha sehabis daya agar memperoleh kematian yang baik, husnul khatimah atau mati syahid, iaitu sebaik-baik kematian.

    #Antara tanda-tanda husnul khatimah ialah sesiapa yang sempat melafazkan kalimah syahadah sebelum dia meninggal dunia. Ini berdasarkan Sabda Rasulullah saw:

    مَن كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا الله دَخَلَ الجَنَّةَ

    "Barangsiapa yang akhir perkataannya ‘Tiada tuhan melainkan Allah’, nescaya dia akan memasuki syurga" (HR Abu Daud)

    #Begitu juga orang yang meninggal dunia dalam keadaan berpeluh di dahinya. Di dalam hadis, baginda Rasulullah saw bersabda:

    مَوْتُ المُؤْمِنِ بِعَرْقِ الجَبِينِ

    "Tanda kematian bagi seorang mukmin ialah dengan berpeluh dahinya" (HR at-Tirmizi)

    #Selain itu, seseorang yang diberikan taufiq dan hidayah oleh Allah swt beramal soleh sebelum dia meninggal dunia. Di dalam satu hadis, Rasulullah saw bersabda:

    إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ

    "Jika sekiranya Allah swt menginginkan kebaikan terhadap hambaNya, maka Allah swt menjadikannya sentiasa melakukan amal. Para sahabat r.anhum bertanya: “Bagaimana Dia menjadikannya melakukan amal?”. Rasulullah saw bersabda: “Allah swt akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal soleh sebelum daripada kematiannya" (HR at-Tirmizi)

    #Juga, orang yang berasa gembira, rindu, redha dan senang hati untuk bertemu dengan Allah swt. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayidina Anas Bin Malik r.a, bahawa Rasulullah saw bersabda:

    مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

    "Barangsiapa gembira bertemu dengan Allah, maka Allah gembira bertemu dengannya. Dan barangsiapa merasa berat bertemu dengan Allah, maka Allah juga merasa berat untuk bertemu dengannya" (HR Muslim)

    #Sayidina Abu Darda' r.a telah berkata:

    عن أبي الدرداء قال: أحب الموت: اشتياقاً إلى ربي، وأحب الفقر: تواضعاً لربي، وأحب المرض: تكفيراً لخطيئتي

    "Aku mencintai kematian kerana aku sangat merindui Tuhanku, aku mencintai kefakiran (kesusahan) kerana ianya menjadikan aku tawadhu' (rendah diri) terhadapNya, dan aku mencintai kesakitan kerana ianya menjadi penghapus terhadap dosaku" (Lihat: Hilyatul Awliya')

    ...Bersambung...

    ♡Burulah kematian yang mulia, husnul khatimah agar beroleh kehidupan selepas mati yang penuh bahagia, damai dan gembira♡

    Ust naim
    Klik link ini untuk    
    http://bit.ly/tadabburkalamullah

    Facebook:   
    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    ☆Tadabbur Kalamullah 6 Rejab 1445H☆ كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ "Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan)" [Surah al-ʿAnkabut 57] #Setiap manusia akan berdepan dengan kematian. Tidak ada manusia yang tidak mati. Semua akan mati dan bila-bila masa sahaja kita akan mati apabila datangnya ajal. #Namun begitu, kita hendaklah berusaha sehabis daya agar memperoleh kematian yang baik, husnul khatimah atau mati syahid, iaitu sebaik-baik kematian. #Antara tanda-tanda husnul khatimah ialah sesiapa yang sempat melafazkan kalimah syahadah sebelum dia meninggal dunia. Ini berdasarkan Sabda Rasulullah saw: مَن كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا الله دَخَلَ الجَنَّةَ "Barangsiapa yang akhir perkataannya ‘Tiada tuhan melainkan Allah’, nescaya dia akan memasuki syurga" (HR Abu Daud) #Begitu juga orang yang meninggal dunia dalam keadaan berpeluh di dahinya. Di dalam hadis, baginda Rasulullah saw bersabda: مَوْتُ المُؤْمِنِ بِعَرْقِ الجَبِينِ "Tanda kematian bagi seorang mukmin ialah dengan berpeluh dahinya" (HR at-Tirmizi) #Selain itu, seseorang yang diberikan taufiq dan hidayah oleh Allah swt beramal soleh sebelum dia meninggal dunia. Di dalam satu hadis, Rasulullah saw bersabda: إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ "Jika sekiranya Allah swt menginginkan kebaikan terhadap hambaNya, maka Allah swt menjadikannya sentiasa melakukan amal. Para sahabat r.anhum bertanya: “Bagaimana Dia menjadikannya melakukan amal?”. Rasulullah saw bersabda: “Allah swt akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal soleh sebelum daripada kematiannya" (HR at-Tirmizi) #Juga, orang yang berasa gembira, rindu, redha dan senang hati untuk bertemu dengan Allah swt. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayidina Anas Bin Malik r.a, bahawa Rasulullah saw bersabda: مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ "Barangsiapa gembira bertemu dengan Allah, maka Allah gembira bertemu dengannya. Dan barangsiapa merasa berat bertemu dengan Allah, maka Allah juga merasa berat untuk bertemu dengannya" (HR Muslim) #Sayidina Abu Darda' r.a telah berkata: عن أبي الدرداء قال: أحب الموت: اشتياقاً إلى ربي، وأحب الفقر: تواضعاً لربي، وأحب المرض: تكفيراً لخطيئتي "Aku mencintai kematian kerana aku sangat merindui Tuhanku, aku mencintai kefakiran (kesusahan) kerana ianya menjadikan aku tawadhu' (rendah diri) terhadapNya, dan aku mencintai kesakitan kerana ianya menjadi penghapus terhadap dosaku" (Lihat: Hilyatul Awliya') ...Bersambung... ♡Burulah kematian yang mulia, husnul khatimah agar beroleh kehidupan selepas mati yang penuh bahagia, damai dan gembira♡ 🐊Ust naim Klik link ini untuk     http://bit.ly/tadabburkalamullah Facebook:    https://m.facebook.com/tadabburkalamullah
    BIT.LY
    Tadabbur Kalamullah
    Oleh Ustaz Muhamad Naim Haji Hashim
    Like
    1
    0 Comments 0 Shares 3285 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Golongan Yang Dilaknat

    أَبُو الطُّفَيْلِ عَامِرُ بْنُ وَاثِلَةَ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسِرُّ إِلَيْكَ قَالَ فَغَضِبَ وَقَالَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسِرُّ إِلَيَّ شَيْئًا يَكْتُمُهُ النَّاسَ غَيْرَ أَنَّهُ قَدْ حَدَّثَنِي بِكَلِمَاتٍ أَرْبَعٍ قَالَ فَقَالَ مَا هُنَّ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ قَالَ قَالَ لَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَهُ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الْأَرْضِ

    Abu At Thufail 'Amir bin Wastilah berkata, "Saya berada di samping Ali bin Abu Thalib, tiba-tiba seorang laki-laki datang menemuinya seraya berkata, "Apakah Nabi SAW pernah menyampaikan suatu rahsia kepadamu (yang tidak diberitahukan kepada orang lain)?" Abu Thufail berkata, "Ali pun marah seraya berkata, "Tidaklah Nabi SAW menyampaikan suatu rahsia kepadaku dan tidak menyampaikannya kepada manusia, kecuali bahawa baginda pernah menyampaikan empat hal kepadaku." Abu Thufail berkata, "Laki-laki tersebut bertanya, "Apakah empat perkara itu wahai Amirul Mukminin?" Abu Thufail melanjutkan, "Ali lalu menjawab, "Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya;  melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah; melaknat orang yang menyembunyikan penjahat (orang yang melanggar hukum Allah) dan;  melaknat orang yang memindah batas tanah." (HR Muslim No: 3657) Status: Hadis Sahih

    Pengajaran:

    Allah melaknat empat golongan pelaku maksiat berikut:

    1.  Allah melaknat orang yang mencela orang tuanya; 

    2.  Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah;

    3.  Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan (orang tersebut mendapat keringanan hukuman atau bebas dari hukuman yang telah ditetapkan syariat)  dan;

    4.  Allah melaknat orang yang memindah batas tanah (batu tanda mengukur sempadan tanah) .

    Hidup berkeluarga dan bermasyarakat menuntut kita bersifat rahmah kepada ahli keluarga dan anggota masyarakat di sekeliling. Pastikan kita tidak tergolong orang yang dilaknat Allah.

    #BangunkanJiwamu
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    30hb Dis.  2023
    17hb Jamadil Akhir 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Golongan Yang Dilaknat أَبُو الطُّفَيْلِ عَامِرُ بْنُ وَاثِلَةَ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسِرُّ إِلَيْكَ قَالَ فَغَضِبَ وَقَالَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسِرُّ إِلَيَّ شَيْئًا يَكْتُمُهُ النَّاسَ غَيْرَ أَنَّهُ قَدْ حَدَّثَنِي بِكَلِمَاتٍ أَرْبَعٍ قَالَ فَقَالَ مَا هُنَّ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ قَالَ قَالَ لَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَهُ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا وَلَعَنَ اللَّهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الْأَرْضِ Abu At Thufail 'Amir bin Wastilah berkata, "Saya berada di samping Ali bin Abu Thalib, tiba-tiba seorang laki-laki datang menemuinya seraya berkata, "Apakah Nabi SAW pernah menyampaikan suatu rahsia kepadamu (yang tidak diberitahukan kepada orang lain)?" Abu Thufail berkata, "Ali pun marah seraya berkata, "Tidaklah Nabi SAW menyampaikan suatu rahsia kepadaku dan tidak menyampaikannya kepada manusia, kecuali bahawa baginda pernah menyampaikan empat hal kepadaku." Abu Thufail berkata, "Laki-laki tersebut bertanya, "Apakah empat perkara itu wahai Amirul Mukminin?" Abu Thufail melanjutkan, "Ali lalu menjawab, "Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya;  melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah; melaknat orang yang menyembunyikan penjahat (orang yang melanggar hukum Allah) dan;  melaknat orang yang memindah batas tanah." (HR Muslim No: 3657) Status: Hadis Sahih Pengajaran: Allah melaknat empat golongan pelaku maksiat berikut: 1.  Allah melaknat orang yang mencela orang tuanya;  2.  Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah; 3.  Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan (orang tersebut mendapat keringanan hukuman atau bebas dari hukuman yang telah ditetapkan syariat)  dan; 4.  Allah melaknat orang yang memindah batas tanah (batu tanda mengukur sempadan tanah) . Hidup berkeluarga dan bermasyarakat menuntut kita bersifat rahmah kepada ahli keluarga dan anggota masyarakat di sekeliling. Pastikan kita tidak tergolong orang yang dilaknat Allah. #BangunkanJiwamu #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 30hb Dis.  2023 17hb Jamadil Akhir 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram
    0 Comments 0 Shares 2764 Views
  • JIWA TARBAWI 882





    Hidup Mulia, Mati Syahid
    عِشْ كريما أو مُتْ شهيدا


    Motto “hidup mulia atau mati syahid”, ini adalah bersumberkan nasihat Nabi ‎ﷺ kepada Saidina Umar bin Al Khatthab radhiyallahu anhu. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata :

    أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَأَى عَلَى عُمَرَ قَمِيصًا أَبْيَضَ فَقَالَ « ثَوْبُكَ هَذَا غَسِيلٌ أَمْ جَدِيدٌ ». قَالَ لاَ بَلْ غَسِيلٌ. قَالَ « الْبَسْ جَدِيدًا وَعِشْ حَمِيدًا وَمُتْ شَهِيدًا »

    “Bahawa Rasulullah ‎ﷺ melihat Umar radhiyallahu anhu memakai gamis putih, maka Nabi ‎ﷺ berkata : “Bajumu itu bekas dicuci atau baru?”, Umar radhiyallahu anhu menjawab : “t”Tidak, ini bekas dicuci”. Nabi ‎ﷺ bersabda : “Pakailah pakaian baru , dan hiduplah mulia atau matilah sebagai syahid”.

    Tidak ada kehidupan yang lebih mulia bagi seorang hamba Allah selain hidup menjunjung seluruh perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya

    إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّـهِ أَتْقَاكُمْ ۚ

    Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.(13)

    (Al Hujurat : 13)


    Justeru berusahalah untuk menjadikan seluruh hidupmu sebagai

    مسلما مؤمنا متقيا داعيا مجاهدا
    Seorang muslim mukmin muttaqi daa'ie mujahid.

    بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّـهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١١٢﴾

    (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(112)

    (Al Baqarah : 112)

    قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾
    Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1)

    (Al Mukminun :1)

    بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ فَإِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ ﴿٧٦﴾
    (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.(76)

    (Ali 'Imran : 76)

    وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّـهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٣٣﴾
    Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(33)

    (Fussilst : 33)

    إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّـهِ ۚ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢١٨﴾

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(218)

    (Al Baqarah : 218)


    Rebutlah kematian ketika beristiqamah di atas jalan perjuangan.

    مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّـهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا ﴿٢٣﴾

    Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya),(23)

    (Al Ahzab : 23)

    إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٣٠﴾

    Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(30)

    (Fussilat : 30)

    Alangkah indahnya kematian di saat istiqamah pada jalanNya.


    ABi
    JIWA TARBAWI 882 Hidup Mulia, Mati Syahid عِشْ كريما أو مُتْ شهيدا Motto “hidup mulia atau mati syahid”, ini adalah bersumberkan nasihat Nabi ‎ﷺ kepada Saidina Umar bin Al Khatthab radhiyallahu anhu. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَأَى عَلَى عُمَرَ قَمِيصًا أَبْيَضَ فَقَالَ « ثَوْبُكَ هَذَا غَسِيلٌ أَمْ جَدِيدٌ ». قَالَ لاَ بَلْ غَسِيلٌ. قَالَ « الْبَسْ جَدِيدًا وَعِشْ حَمِيدًا وَمُتْ شَهِيدًا » “Bahawa Rasulullah ‎ﷺ melihat Umar radhiyallahu anhu memakai gamis putih, maka Nabi ‎ﷺ berkata : “Bajumu itu bekas dicuci atau baru?”, Umar radhiyallahu anhu menjawab : “t”Tidak, ini bekas dicuci”. Nabi ‎ﷺ bersabda : “Pakailah pakaian baru , dan hiduplah mulia atau matilah sebagai syahid”. Tidak ada kehidupan yang lebih mulia bagi seorang hamba Allah selain hidup menjunjung seluruh perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّـهِ أَتْقَاكُمْ ۚ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.(13) (Al Hujurat : 13) Justeru berusahalah untuk menjadikan seluruh hidupmu sebagai مسلما مؤمنا متقيا داعيا مجاهدا Seorang muslim mukmin muttaqi daa'ie mujahid. بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّـهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١١٢﴾ (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(112) (Al Baqarah : 112) قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (Al Mukminun :1) بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَاتَّقَىٰ فَإِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ ﴿٧٦﴾ (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.(76) (Ali 'Imran : 76) وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّـهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٣٣﴾ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(33) (Fussilst : 33) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّـهِ ۚ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢١٨﴾ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(218) (Al Baqarah : 218) Rebutlah kematian ketika beristiqamah di atas jalan perjuangan. مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّـهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا ﴿٢٣﴾ Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya),(23) (Al Ahzab : 23) إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٣٠﴾ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(30) (Fussilat : 30) Alangkah indahnya kematian di saat istiqamah pada jalanNya. ABi
    0 Comments 0 Shares 2808 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Ujian Penghapus Dosa

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

    Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ujian (bala) akan sentiasa menimpa orang mukmin  sama ada lelaki mahupun perempuan, pada dirinya, anak dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan (dosa) pun atasnya.” (HR Tirmizi No: 2323) Hadis Hasan Sahih.

    Pengajaran:

    1.  Setiap ujian (bala) atau musibah yang dihadapi oleh orang mukmin sama ada pada dirinya, harta serta ahli keluarganya adalah sebagai pengampun dosa-dosanya.

    2.  Al-Baghawi menyatakan: Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali kerana sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau Allah hendak mengangkat darjatnya (kepada suatu darjat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85)

    3.  Ada Muslim di hari akhirat nanti diampunkan semua dosanya ketika bertemu Allah kerana kesabaran dan ketabahan menghadapi ujian berbentuk musibah semasa di dunia.

    4.  Antara tujuan utama Allah SWT menimpakan ujian kepada hamba-Nya adalah untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang baik amalannya. Firman Allah SWT:

    الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً

    “Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Al-Mulk: 2

    Moga kita bersabar dengan setiap ujian yang dilalui agar ia menjadi penghapus dosa-dosa kita.

    #BangunkanJiwamu
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    08hb Dis.  2023
    24hb Jamadil Awal 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Ujian Penghapus Dosa عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ujian (bala) akan sentiasa menimpa orang mukmin  sama ada lelaki mahupun perempuan, pada dirinya, anak dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan (dosa) pun atasnya.” (HR Tirmizi No: 2323) Hadis Hasan Sahih. Pengajaran: 1.  Setiap ujian (bala) atau musibah yang dihadapi oleh orang mukmin sama ada pada dirinya, harta serta ahli keluarganya adalah sebagai pengampun dosa-dosanya. 2.  Al-Baghawi menyatakan: Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali kerana sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau Allah hendak mengangkat darjatnya (kepada suatu darjat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85) 3.  Ada Muslim di hari akhirat nanti diampunkan semua dosanya ketika bertemu Allah kerana kesabaran dan ketabahan menghadapi ujian berbentuk musibah semasa di dunia. 4.  Antara tujuan utama Allah SWT menimpakan ujian kepada hamba-Nya adalah untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang baik amalannya. Firman Allah SWT: الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً “Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Al-Mulk: 2 Moga kita bersabar dengan setiap ujian yang dilalui agar ia menjadi penghapus dosa-dosa kita. #BangunkanJiwamu #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 08hb Dis.  2023 24hb Jamadil Awal 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram
    0 Comments 0 Shares 2709 Views
  • PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

    Ujian Penghapus Dosa

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

    Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ujian (bala) akan sentiasa menimpa orang mukmin  sama ada lelaki mahupun perempuan, pada dirinya, anak dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan (dosa) pun atasnya.” (HR Tirmizi No: 2323) Hadis Hasan Sahih.

    Pengajaran:

    1.  Setiap ujian (bala) atau musibah yang dihadapi oleh orang mukmin sama ada pada dirinya, harta serta ahli keluarganya adalah sebagai pengampun dosa-dosanya.

    2.  Al-Baghawi menyatakan: Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali kerana sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau Allah hendak mengangkat darjatnya (kepada suatu darjat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85)

    3.  Ada Muslim di hari akhirat nanti diampunkan semua dosanya ketika bertemu Allah kerana kesabaran dan ketabahan menghadapi ujian berbentuk musibah semasa di dunia.

    4.  Antara tujuan utama Allah SWT menimpakan ujian kepada hamba-Nya adalah untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang baik amalannya. Firman Allah SWT:

    الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً

    “Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Al-Mulk: 2

    Moga kita bersabar dengan setiap ujian yang dilalui agar ia menjadi penghapus dosa-dosa kita.

    #BangunkanJiwamu
    #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
    #BinaNegaraRahmah
    #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
    #PalestinMerdeka

    08hb Dis.  2023
    24hb Jamadil Awal 1445H

    Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
    telegram.me/hadisharian_ikram


    https://t.me/hadisharian_ikram/3377
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Ujian Penghapus Dosa عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ujian (bala) akan sentiasa menimpa orang mukmin  sama ada lelaki mahupun perempuan, pada dirinya, anak dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan (dosa) pun atasnya.” (HR Tirmizi No: 2323) Hadis Hasan Sahih. Pengajaran: 1.  Setiap ujian (bala) atau musibah yang dihadapi oleh orang mukmin sama ada pada dirinya, harta serta ahli keluarganya adalah sebagai pengampun dosa-dosanya. 2.  Al-Baghawi menyatakan: Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali kerana sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau Allah hendak mengangkat darjatnya (kepada suatu darjat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85) 3.  Ada Muslim di hari akhirat nanti diampunkan semua dosanya ketika bertemu Allah kerana kesabaran dan ketabahan menghadapi ujian berbentuk musibah semasa di dunia. 4.  Antara tujuan utama Allah SWT menimpakan ujian kepada hamba-Nya adalah untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang baik amalannya. Firman Allah SWT: الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلً “Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Al-Mulk: 2 Moga kita bersabar dengan setiap ujian yang dilalui agar ia menjadi penghapus dosa-dosa kita. #BangunkanJiwamu #TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah #BinaNegaraRahmah #PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor #PalestinMerdeka 08hb Dis.  2023 24hb Jamadil Awal 1445H Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah : telegram.me/hadisharian_ikram https://t.me/hadisharian_ikram/3377
    T.ME
    1 Hari 1 Hadis
    PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS Ujian Penghapus Dosa عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ujian (bala) akan sentiasa menimpa orang mukmin sama ada lelaki mahupun perempuan, pada dirinya, anak dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan (dosa) pun atasnya.” (HR Tirmizi No: 2323) Hadis Hasan Sahih. Pengajaran: 1. Setiap ujian (bala) atau musibah yang dihadapi oleh orang mukmin sama ada pada dirinya, harta serta ahli keluarganya adalah sebagai pengampun dosa-dosanya. 2. Al-Baghawi menyatakan: Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali kerana sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau Allah hendak mengangkat darjatnya…
    0 Comments 0 Shares 2460 Views
More Results