Sekali lagi, seni bina Islam menjadi mangsa kecaman mereka yang tak kenal sejarah, tak kenal langsung institiut-insitut yang pernah dibina dalam negara kita demi membangunkan ilmu pengetahuan.

Seni bina ini sebenarnya mengambil inspirasi seni bina Andalusia-Morocco. Seni bina ini diambil agar kenangan dan inspirasi kegemilangan umat Islam di Sepanyol dulu dapat kita ulangi semula pada zaman moden ini.

Seni bina ini berkembang pesat semasa pemerintahan Dinasti Umayyad di Sepanyol pada abad ke-8 hingga ke-15, ketika kota-kota seperti Córdoba, Seville, dan Granada menjadi pusat ilmu dan seni. Dekat Sepanyol hari ini, kita ada macam Masjid Cordoba yang menggunakan seni bina ini. Lepas tu kita ada Alhambra di Granada, sebuah istana yang menjadi mercu tanda seni bina islam Andalusia-Morocco yang menggambarkan keindahan seni bina Islam dengan taman air, mozek geometri, dan hiasan arabesque yang melambangkan falsafah ketuhanan.

Institut ini sepatutnya kita umat Melayu kenal. Ia didirikan oleh Dr. Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Dirasmikan oleh Tun Mahathir pada 1991. Kenapa Syed Naquib Al-Attas ambil ilham seni bina Islam dari Eropah ni sebab nak kita umat Islam, ambil inspirasi keagungan silam.

Masa kita kuasai Andalusia dulu, seorang rahib dari Jerman pernah berkata bahawa Cordoba ketika itu adalah “mutiara dunia” kerana kota itu mempunyai 70 buah perpustakaan besar dan 3000 buah masjid. Tiada mana-mana kota Kristian pada waktu itu mempunyai perpustakaan seagung perpustakaan umat Islam di Cordoba. Khalifah Amir Abdul Rahman II membina perpustakaan Islam Cordoba yang dalam perpustakaan ini sahaja, memiliki 400,000 hingga 600,000 buah naskah buku dalam pelbagai bidang, yang merupakan pesaing Baitul Hikmah di Baghdad.

Ya, perpustakaan, masjid dan istana yang saya sebutkan semua pakai seni bina yang orang Melayu kita panggil sebagai "gereja". Sebab tu selain Baghdad di Iraq bawah Abbasiyyah, Andalusia di Sepanyol menjadi pusat ilmu dunia bawah Umaiyyah. Keagungan ini yang dirindui oleh kita umat Islam. Tapi itulah, kalau masih sebegini respon umat Islam, yang seni bina agung sendiri dah tak kenal, rasanya mampu ke tak keagungan dulu kita ulangi?

P.S: Untuk yang yang berkeras ini ialah seni bina gereja, sebenarnya Hagia Sophia adalah sejenis gereja yang ditukarkan menjadi masjid ketika zaman Al-Fateh. Jadi, seni bina Gereja ini tak terikat sebenarnya. Kubah masjid yang kita pakai adalah asalnya digunakan awal oleh Gereja Ortodoks Timur, sebelum Uthmaniyyah adapatasi sewaktu berlaku pertembungan tamadun dengan Rom Timur.

https://www.facebook.com/share/r8B9qU4xoWhs6awh/?mibextid=WC7FNe

*Do'a Menjelang Maghrib*

اَللّٰهُمَّ هٰذَا اِقْبَالُ لَيْلِكَ وَاِدْبَارُنَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاءِكَ فَاغْفِرْلِى ...

*Allahumma haadza iqbaalu laylika wa idbaaru nahaarika wa ashwaatu du'aaika faghfirlii...*

_Ya Allah... ini adalah kedatangan malamMu dan lenyapnya siangMu, serta suara orang-orang yang berdoa padaMu maka ampunilah aku_

*(sumber: Al Adzkar Imam Nawawi).*

Apabila waktu shalat telah tiba, maka tinggalkanlah semua kegiatanmu, sebab Allah Subhaanahu Wata'aalaa lebih pantas untuk engkau perhatikan daripada yang lainnya.

*(Habib Umar bin Abdurrahman al-atthas)*

*Keutamaan Waktu antara Maghrib dan Isya'*


Waktu ini sangat singkat. Tapi penuh dengan kucuran rahmat Allah.

Alhabib Abdullah bin Abu Bakar Alidrus berkata

الكنوز كل الكنوز فيما بين المغرب و العشاء
*Pusaka (hal yang paling berharga) dari segala pusaka ada pada waktu antara maghrib dan isya'.*

Dikisahkan bahwa ada seorang murid mengadu kepada gurunya. Dia berkata," _Wahai syekh, aku ini sangat ingin untuk beribadah puasa dipagi hari dan juga ingin menghidupkan waktu antara maghrib dan isya' dengan ibadah. Akan tetapi jika aku lakukan keduanya itu sangat susah. Jika paginya aku berpuasa, tentu diwaktu maghrib aku akan sibuk untuk berbuka,masak, dll. Lalu bagaimana??_

Gurunya menjawab, " _Kau lakukan keduanya itulah yang afdhol...!! Pagi harinya berpuasa, dan ketika adzan magrib engkau berbuka sebentar kemudian langsung beribadah._"
Muridnya pun mengadu bahwa susah melakukan 2 hal itu. Lantas mana yang harus dipilih diantara 2 ibadah itu..? Puasa tapi waktu antara maghrib dan isya' sibuk dengan makanan,,, atau sebaliknya??
Syekh tsb menjawab:
اذن احيي بين العشائين!!

*Kalau begitu, hidupkan waktu antara maghrib dan isya*

Maka jangan lewatkan waktu yang mulia ini untuk hal yang sia-sia.
Gunakan untuk beribadah.
Setelah adzan maghrib langsung sholat berjama'ah,
Kemudian sibukkan dengan mengaji, berdzikir,membaca ratib, dll hingga datang waktu isya'.👍🏻

Yang lagi kerja,,stop dulu kerjaannya..
🖥TV dimatikan dulu
HPnya ditaruh dulu,,kalau perlu di _silent_,, kan lagi sibuk sama Allah.. ❤
Jangan ngrumpi, atau ngomongin orang diwaktu ini.
Jangan juga bahas masalah dunia!!!

BRICS: A New World Order in Progress
Vinod DsouzaOctober 2, 2024
brics us dollar leaders usd local currency
The world order is experiencing a paradigm shift as the financial powers are revolving from the West to the East. The BRICS+ which is now a nine-member alliance accounts for 40% of crude oil production and exports. They also account for one-quarter of the global GDP and command nearly half of the world’s population. They are now stronger in terms of trade, purchasing power parity, and GDP than ever before. BRICS is a new world order in progress that is looking to trample the Western powers.

Also Read: BRICS Prepare to Induct 10 New Countries After 2024 Summit

The first target is to pull the US dollar down from the world’s reserve currency status and replace it with local currencies. Emerging economies are systematically burdened to carry the US dollar to fund America’s deficit. In return, their native economies are unable to gain any surplus as the US dollar stands in the way. Ending reliance on the US dollar and pushing local currencies for trade is the main agenda of BRICS to under into the new world order.

Also Read: BRICS: 40 Countries Want To Ditch the US Dollar

BRICS: An Emerging New World Order

brics 15 summit leaders
Source: AFP
The BRICS alliance is the only contender that can usher the world into a new financial order. It has good ties with other developing countries that share similar ideals of de-dollarization. Several nations are on the sidelines and could jump in on the bandwagon if the BRICS de-dollarization agenda becomes a success. Read here to know how many sectors in the US will be affected if BRICS ditches the dollar for trade.

Also Read: BRICS: Purchasing Power of the US Dollar Could Fall From 3% to Zero

The development adds further strain on the US dollar as it could lose out on the supply and demand mechanism. If more countries begin trading in local currencies, the US dollar could face massive deficits. A deficit could lead to hyperinflation in America making the prices of daily essentials skyrocket. This could also lead to job cuts and a serious threat to the stock market looms.

https://watcher.guru/news/brics-a-new-world-order-in-progress

Israel has declared war on peacekeeping; Washington joins Israel in war on truth – Day 370
[email protected] October 12, 2024 famine, hind rajab, humanitarian aid, international solidarity movement, iran sanctions, israel self investigation, Jeremy Loffredo, journalists in gaza, Lebanon, Michael Jacobsen, peacekeepers, UN Human Rights Council, unifil, world health organization
Israel has declared war on peacekeeping; Washington joins Israel in war on truth – Day 370
Palestinian residents of the northern Gaza Jabalia Refugee Camp flee to other areas with the belongings they could carry, following Israeli attacks on the camp in Gaza City, Gaza on October 1, 2024 (Mahmoud İssa/Anadolu Agency)
Compilation of news reports – IAK staff

At least 56 people have been killed in Gaza in several Israeli strikes, including at least 20 in Jabalia refugee camp.

Israel blocks World Health Org evacuation of sick children in northern Gaza: Health Ministry

Anadolu Agency reports:

The Israeli army blocked a World Health Organization (WHO) delegation from evacuating sick children from hospitals in northern Gaza amid the worsening situation due to ongoing military operations in the area, now in their sixth day, a senior Gaza health official said Friday.

A health ministry spokesperson said, “The army turned back the WHO delegation tasked with evacuating intensive care patients and children from northern hospitals.”

He added that Israeli attacks and blocking of fuel trucks are putting the hospitals at risk of halting operations.

The Palestinian Red Crescent Society also revealed on Friday that all its ambulances in northern Gaza were forced to stop over the lack of fuel due to the Israeli army’s incursion and siege for the sixth consecutive day.

Dozens of ambulances are destroyed during the Israeli raids on Nasser Hospital as the repairmen try to provide parts from ambulances that are out of use and put them into use again as the Israeli attacks continue in Khan Yunis, Gaza on October 9, 2024
Dozens of ambulances are destroyed during the Israeli raids on Nasser Hospital as the repairmen try to provide parts from ambulances that are out of use and put them into use again as the Israeli attacks continue in Khan Yunis, Gaza on October 9, 2024 (Abed Rahim Khatib/Anadolu Agency])
World Food Program warns of famine threat in Gaza as winter approaches

Anadolu Agency reports:

The World Food Program (WFP) warned Thursday that the threat of famine persists in Gaza amid tragedy and suffering in the Palestinian enclave.

There are around 100,000 tons of food waiting to enter Gaza – enough to feed over a million people for five months – but according to WFP, the closure of crossing points, security issues and route disruptions at crossings are limiting aid delivery.

WFP warned that one million people risk losing vital support if the flow of assistance does not resume.

“As another winter approaches, every day is a struggle for survival. Hunger remains rampant and the threat of famine persists,” the UN agency said on X.



(Click to enlarge.)

Four Days in Gaza: Five Journalists Killed or Wounded

The Intercept reports:

On Wednesday, a group of journalists were covering the siege in northern Gaza, when they were attacked. Witnesses said the journalists were targeted.

Like other Palestinian journalists who have been killed and injured in Gaza, Fadi al-Hawidi, a cameraman for Al Jazeera Arabic, was wearing a flak jacket with the word “PRESS” clearly visible on it.

In his last post on Instagram before he was shot, al-Hawidi filmed himself as he reported on civilians being shot at by Israeli forces while attempting to leave the area in compliance with the military’s orders. Unarmed people can be seen running as gunfire rings in the background.

One of the other journalists described what happened: “Suddenly a quadcopter drone appeared above the broadcast vehicle and the place where we were, and it started firing directly at us.

“The drone started chasing us and the entire crew, firing directly at us. A bullet hit my colleague Fadi’s neck and he immediately passed out and fell to the ground.”

According to his colleagues, Fadi is now permanently paralyzed due to his injuries.

A spokesman for the Israeli military told The Intercept, “The IDF is not aware of the incident referred to. The IDF has never, and will never, deliberately target journalists.”

(Read the full story here.)

Below is a short video of one of the first Israeli attacks on journalists in this war: Dylan Collins’ video testimony of the targeted IDF attack on October 13, 2023.



WATCH: American Journalist Could Face Death Penalty for Reporting in Israel




UPDATE: According to The Intercept, Jeremy Loffredo was released from prison Friday morning by Israeli authorities after four days in Israeli detention, but was ordered to remain in the country until October 20, allowing investigators more time to bring additional allegations or to further interrogate him.

Israeli police had held Loffredo, an independent journalist from New York, on suspicion of assisting an enemy in war, a serious allegation that carries a maximum sentence of life imprisonment or death, his attorney said.

In his reporting, he showed the locations of several Iranian missiles that had landed inside Israel earlier this month. As was the case with other media outlets, some of Loffredo’s footage was shot near sensitive Israeli sites.

Israeli forces again attack UNIFIL in southern Lebanon, peacekeepers injured

Anadolu Agency reports:

Israeli forces on Friday launched another attack on the UN Interim Force in Lebanon (UNIFIL) headquarters in southern Lebanon, injuring several Sri Lankan peacekeepers stationed there.

An Israeli Merkava tank reportedly targeted one of UNIFIL’s observation towers on a main road, in front of a Lebanese Army checkpoint, injuring the Sri Lankan contingent stationed there.

Israeli artillery fired a shell that struck the main entrance of the UNIFIL command center, causing damage to the site. This was the second attack on the location in three days.

According to legal experts, recent Israeli attacks on the UN Interim Force in Lebanon (UNIFIL) constitute a serious violation of international law.

AL JAZEERA ADDS: The Israeli military says it is “conducting a thorough review” to determine details of attacks on UN peacekeepers in southern Lebanon: “The [Israeli military] expresses deep concern over incidents of this kind and is currently conducting a thorough review at the highest levels of command to determine the details,” the army said in a statement.

NOTE: Israel’s self-investigations consistently whitewash its crimes and fail to appropriately punish the perpetrators. Israeli sources, including the government itself, have a long track record of lying (for example, this and this and this.)

Headquarters of the UN Interim Force (UNIFIL) in southern Lebanon’s Naqoura
Headquarters of the UN Interim Force (UNIFIL) in southern Lebanon’s Naqoura (Ali Abdo - Anadolu Agency )
WATCH: 254 days after Hind Rajab’s murder, Biden admin says Israel can investigate itself

From Middle East Monitor:

Zeteo News’ Prem Thakker asked US Secretary of State spokesperson Matthew Miller how Washington can continue to arm Israel when its investigations into misconduct by its soldiers keep being closed without anyone being held to account.

Miller said it’s not for the US ‘to adjudicate’ over what information Tel Aviv issues is accurate.



US officials continue to see Israel’s operation across Lebanese border as ‘limited’: Pentagon

Anadolu Agency reports:

Israel is conducting a “limited” operation across the Lebanese border to remove the Hezbollah group’s infrastructure, the Pentagon said Thursday.

“All indications that we have right now are that Israel continues to conduct limited ground operations across the border to remove Hezbollah attack infrastructure,” Press Secretary Maj. Gen. Pat Ryder told reporters.

Israel has been mounting massive airstrikes across Lebanon against what it claims are Hezbollah targets since Sept. 23 that have killed more than 1,323 people and injured nearly 3,700.



US expands sanctions against Iran following attack on Israel


In the context of Israel’s siege on northern Gaza, shooting civilians and journalists, blocking healthcare for critically ill children, attacking peacekeeping forces, and other actions – the US has chosen to sanction Iran.

Anadolu Agency reports:

The US expanded sanctions on Iran’s petroleum and petrochemical sectors in response to Iran’s Oct. 1 attack on Israel, the Treasury Department said on Friday.

“This action intensifies financial pressure on Iran, limiting the regime’s ability to earn critical energy revenues to undermine stability in the region and attack U.S. partners and allies,” the department said in a statement.

“As long as Iran devotes its energy revenues to funding attacks on our allies, supporting terrorism around the world, and pursuing other destabilizing actions, we will continue to use all the tools at our disposal to hold it accountable.

“These measures will be reinforced by ongoing close coordination with partners and allies to address and counter Iran’s actions,” Secretary of State Antony Blinken said in a statement.

US military veteran arrested by Israeli forces in occupied West Bank

Middle East Eye reports:

United States citizen and military veteran, Michael Jacobsen, was arrested Thursday by Israeli forces while accompanying a Palestinian farmer in a village in the West Bank, according to the International Solidarity Movement (ISM).

The ISM said the farmer was facing “daily harassment, attacks, and invasions of his private land by Israeli settlers and occupation forces”.

Israeli police arrested Jacobsen and took him into custody at the interrogation center created by Israeli Minister Itamar Ben Gvir. ISM explained that Israel has a policy of silencing international activists, who often raise awareness of the plight of Palestinians.

Police said Jacobsen was “endangering the public due to provocation of disturbances” and accused him of entering the country illegally because they suspected him of supporting the Palestinian-led Boycott, Sanctions, and Divestment (BDS) movement – which is forbidden in Israel.

Jacobsen was threatened with “imprisonment and deportation if he did not leave the country immediately”, according to the ISM, and he chose to leave for Jordan.

The moments before Israeli police arrest Michael Jacobsen in Masafer Yatta in occupied West Bank, on 10 October 2024
The moments before Israeli police arrest Michael Jacobsen in Masafer Yatta in occupied West Bank, on 10 October 2024 (International Solidarity Movement)

The US won’t run for another term on UN human rights council. Israel is likely why.

Kenneth Roth writes for the Guardian:

Something unusual happened this week at the UN: the US government decided not to run for a second term on the human rights council.

Various rationales are circulating, but one, in my view, looms large: Israel. Or more to the point, Joe Biden’s refusal to suspend or condition the massive US arms sales and military aid to Israel as its military bombs and starves the Palestinian civilians of Gaza.

The election for the 47-member human rights council in Geneva is conducted by the UN general assembly in New York.

It is rare that the UN general assembly has the chance to vote on the US government’s conduct. Given widespread outrage at Israeli war crimes in Gaza – and at Biden’s refusal to use the enormous leverage of US arms sales and military aid to stop it – that vote could easily have resulted in an overwhelming repudiation of the Biden administration. Rather than face the possibility of a humiliating reprimand, the US government withdrew its candidacy.

By virtue of its diplomatic and economic power, the US government can be an important force for human rights. Other than on Israel, its presence on the council has generally helped the defense of human rights.

But US credibility, already compromised by Washington’s close alliances with the repressive likes of Egypt, Saudi Arabia and the United Arab Emirates, has been profoundly undermined by Biden’s aiding and abetting of Israeli war crimes in Gaza. With Biden seemingly constitutionally unable to change, the defense of human rights is taking a hit.

Germany to supply Israel with new arms shipments

Middle East Monitor reports:

German Chancellor Olaf Scholz has announced that Berlin will deliver new shipments of weapons to Israel.

This is in contrast to French President Emmanuel Macron who has called for a halt to any arms supplies to the occupation state if they are to be used in Gaza.

Speaking before the Bundestag during discussions marking the first anniversary of 7 October 2023, Scholz said: “We in the government have made decisions that will ensure the delivery of more weapons soon.”

“We have not decided to cease arms deliveries,” Scholz added, addressing claims from the opposition that the government paused weapons shipments to Tel Aviv for months, causing a “breach in German solidarity” with Israel.

The German chancellor further stated, “We have delivered weapons and will continue to deliver weapons,” without specifying their type, quantity, or intended purpose.

Iraqi resistance warns of crippling oil shortages worldwide if Israel begins ‘energy war’

The Cradle reports:

A leader of a major faction in the Islamic Resistance in Iraq has warned that if Israel begins a war that involves the energy sector, the world will lose 12 million barrels per day, “and this is what we will make sure of.”

Abu Ali al-Askari, the head of the Iraqi Hezbollah Brigades Security Bureau, stated: “This is what we will be taking care of, but only God knows what our brethren in Yemen will do in Bab al-Mandab and our brethren in Iran will do in the Strait of Hormuz,” referring to important shipping routes for oil tankers.

Israeli leaders have threatened to launch a massive attack against Iran, including against nuclear power and oil infrastructure.

Askari warned further that the resistance’s response “will not be limited to Israel, but will extend to Washington’s bases and interests in Iraq and the region.”

Some analysts believe that oil prices, currently around $80 per barrel, could reach more than $300 per barrel in the case of a full blockade of the Gulf of Hormuz.

MORE NEWS:

Anadolu Agency: Palestinians file criminal complaint over Israel impeding ICC probe into Gaza genocide

Anadolu Agency: After meeting with pope, Spanish premier urges int’l community to halt arms sales to Israel

Common Dreams: Gaza Doctor Corrects CNN Anchor: ‘This Is Not a Humanitarian Crisis… This Is Genocide’

Middle East Eye: How western lies about the ‘Sunni-Shia divide’ have set the region ablaze

Middle East Monitor: Trump Organization resumes plans to set up luxury hotel in occupied East Jerusalem


STATISTICS OCTOBER 7, 2023 – OCTOBER 11, 2024:

Palestinian death toll from October 7, 2023 – October 11, 2024: at least 42,926* ( 42,175 in Gaza* – 69% are women and children, according to Gaza’s Media Office). [The Ministry’s figures have been contested by the Israeli authorities, although they have been accepted as accurate by Israeli intelligence services, the UN, and WHO. These data are supported by independent analyses, comparing changes in the number of deaths of UN Relief and Works Agency (UNRWA) staff with those reported by the Ministry, which found claims of data fabrication implausible.]

This is expected to be a significant undercount since thousands of those killed have yet to be identified – and at least 751 in the West Bank (~164 children). This does not include an estimated 10,000 more in Gaza still buried under rubble (4,900 women and children). Euro-Med Monitor reports 49,032 Palestinian deaths.

Lancet: “Applying a conservative estimate of four indirect deaths per one direct death9 to the 37,396 deaths reported, it is not implausible to estimate that up to 186,000 or even more deaths could be attributable to the current conflict in Gaza.

Ralph Nader earlier estimated 300,000 Palestinians may have been killed in Gaza.

At least 45 Palestinians have died in Israeli prisons (27 from Gaza, 25 from West Bank).
At least 41 Palestinians have died due to malnutrition (at least 37 of them children)**.
About 1.9 million of Gaza’s 2.3 million population are currently displaced.
Almost 500,000 Gazans are currently experiencing catastrophic levels of food insecurity.
Palestinian injuries from October 7 – October 11, 2024: at least 104,536 (including at least 98,336 in Gaza and 6,200 in the West Bank, including 830 children). [It remains unknown how many Americans are among the casualties in Gaza.]

Reported Israeli death toll from October 7, 2023 – October 11, 2024: ~1,457 (~1,139 on October 7, 2023, of which ~32 were Americans, and ~36 were children); 293*** military forces since the ground invasion began in Gaza; 25 military and civilians in the West Bank, East Jerusalem, and Israel) and~10,000 injured.

The death toll in Lebanon since October 8, 2023 is at least 2,169 and 10,212 injuries. An estimated 1.2 million have been displaced.

NOTE: It is unknown at this time how many of the deaths and injuries of Israelis on October 7 were caused by Israeli soldiers.

*Previously, IAK did not include 471 Gazans killed in the Al Ahli hospital blast since the source of the projectile was being disputed. However, given that much evidence points to Israel as the culprit, Israel had previously bombed the hospital and has attacked many others, Israel is prohibiting outside experts from investigating the scene, and since the UN and other agencies are including the deaths from the attack in their cumulative totals, if Americans knew is now also doing so.

**Euro-Med Monitor reports that Gaza’s elderly are dying at an alarmingly high rate. The majority die at home and are buried either close to their residences or in makeshift graves dispersed across the Strip. There are currently more than 140 such cemeteries. Additionally, according to Euromed, thousands have died from starvation, malnourishment, and inadequate medical care; these are considered indirect victims as they were not registered in hospitals.

***The figure does not include the reportedly 56 Israeli soldiers – nearly 16% of the total Israeli military deaths – killed due to friendly fire in Gaza and other military-related accidents.

† For most of the conflict, women and children accounted for about 70% of deaths in Gaza, with children making up a little over 40% of those killed, according to official statistics.

Find previous daily casualty figures and daily news updates here.

Hover over each bar for exact numbers.
Source: IsraelPalestineTimeline.org
Human rights reports on Israel-Palestine (regularly updated)
How Israel killed hundreds of its own people on October 7
The most precarious place in the world to be a child: Israel’s year of war on children
Every accusation a confession: Israel and the double lie of ‘human shields’
Most Americans want to stop arming Israel. Politicians don’t care.
Happy 100th birthday, Jimmy Carter – loved by many, smeared by some
You can’t arm a genocidal state into moderation. So why does the West keep trying?
How Does Israel Justify Mass Killings? It Starts in the Schools.
From the Americas to Gaza: Spreading disease has long been used by colonizers to commit genocide
Contrived charges of antisemitism are the new ‘Red Scare’
How Israel’s quadcopters traumatize, maim and kill Palestinians in Gaza
Israeli society’s dehumanization of Palestinians is now absolute
The unpublished genocide diaries of Refaat Alareer
An arms embargo on Israel is not a radical idea — it’s the law
Israel is redrawing the West Bank, cutting into a prospective Palestinian state
Gaza breakdown: 20 times Israel used US arms in likely war crimes
U.S. universities spent the summer strategizing to suppress student activism. Here is their plan.
‘Words like Slaughter:’ A comparative study of The New York Times reporting in Ukraine and Gaza
Cracks in the Dome: Israel’s security mirage
Israel Suddenly Has A Problem With Attacks On Population Centers
Americans are always the last to know…about Israel’s crimes
Enter your email address below to receive our latest articles right in your inbox.


https://israelpalestinenews.org/israel-declared-war-peacekeeping-washington-war-truth-day-370/

PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS

Tidak Masuk Syurga Pemilik Sifat Sombong

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
 
Daripada Abdullah bin Mas'ud RA dari Nabi SAW, baginda bersabda: "Tidak akan masuk syurga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila baju dan kasutnya bagus - cantik (apakah ini termasuk kesombongan)?"Baginda menjawab: "Sesungguhnya Allah itu cantik dan  menyukai yang cantik, kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim No: 131) Status: Hadis Sahih

Pengajaran:

1.  Sifat sombong adalah sifat iblis, merasa dirinya lebih baik dari yang lain

2.  Imam Nawawi  berkata: Hadis ini berisi larangan dari sifat sombong iaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran

3.  Tidak masuk syurga sesiapa yang memiliki sifat sombong dalam dirinya walaupun sebesar biji sawi.

4.  Sifat sombong mendorong seseorang menolak kebenaran dan merendah serta memperlekeh orang lain.

5.  Dalam Kitab Riadussolihin menyebutkan: Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mahu menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apa dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain

6.  Suka kepada kecantikan pakaian tidak termasuk kepada sifat kesombongan.

#BangunkanJiwaMerdeka
#TeguhkanUkhuwahSebarkanRahmah
#BinaNegaraRahmah
#PertubuhanIKRAMMalaysiaNegeriJohor
#PalestinMerdeka

09hb Rabiul Akhir 1446H
12hb Oktober 2024

Utk dapatkan 1 Hari 1 Hadis Pertubuhan Ikram Malaysia Negeri Johor, sila klik link di bawah :
telegram.me/hadisharian_ikram

☆Tadabbur Kalamullah 10 Rabiul Akhir 1446H☆

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ

"Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya).. [Surah al-Hujurat 13]

#Allah menilai manusia pada taqwanya. Bukan pada rupa paras atau hartanya.

#Diriwayatkan bahawa ada seorang lelaki melintasi Rasulullah aw. Baginda pun bertanya: "Apa pandangan kamu semua tentang dia?"

Mereka menjawab: Dia ini pasti, jika meminang, orang sudi nikahkan. Jika beri cadangan, orang terima. Jika berkata, orang dengar.’

Nabi hanya diam. Kemudian lalu pula seorang lelaki Muslim yang miskin. Nabi pun bertanya: "Apa pandangan kamu semua pula tentang dia?"

Mereka menjawab: "Dia ini pasti, jika meminang, orang tidak sudi. Jika beri cadangan, orang tolak. Jika berkata, orang tidak dengar"

Rasulullah pun bersabda: "Dia seorang sahaja pun adalah lebih baik daripada seramai-ramai orang di bumi yang serupa dengan orang pertama tadi!" (HR al-Bukhari)
 
#Disebut dalam riwayat, ada beberapa orang sahabat Nabi yang hodoh, antaranya Sayidina Ju'ail bin Suraqah r.a. Sebelah matanya buta. Sudahlah hodoh dan buta, miskin pula.

Selepas pembahagian harta perang Hunain, Nabi tanya Sayidina Abu Zar tentang Ju'ail bin Saraqah r.a. Mereka berdua sekampung. "Bagaimana awak tengok Ju'ail?"

Sayidina Abu Zar menjawab: "Kesian orangnya sepertimana rupanya di mata orang"

Nabi tanya pula pandangan Sayidina Abu Zar tentang seorang pemimpin kabilah yang baru Nabi hadiahkan harta kepadanya. Beliau pun menjawab: "Dia adalah tokoh antara tokoh!"

Lalu Nabi pun sebut: "Namun Ju'ail seorang adalah lebih baik daripada orang itu sekalipun seramai sampai penuh bumi orang sepertinya!" (Ma'rifah al-Sahabah)

#Walaupun rupa hodoh, buta dan miskin, namun jika dia seorang yang bertaqwa, dia sangat bernilai disisi Allah swt bahkan dijanjikan syurga teristimewa.

♡Alhamdulillah, Allah tidak menilai kita pada rupa dan harta, tetapi pada iman, amal usaha dan taqwa. Bertaqwakah kita? Selamat bermuhasabah!!♡

Ust naim
Klik link ini untuk join:
http://bit.ly/tadabburkalamullah

Facebook:   
https://m.facebook.com/tadabburkalamullah

HIS WORD ABOVE HIS NAME (PS.138:2)

CONTRASTING WORLDLY DESIRES WITH GODLY CONTENTMENT (PART 2)

We were trying to separate NEEDS FROM WANTS...the very weapon the devil has placed in the hands of those working for him.
IN THE OLD TESTAMENT, ALL NEEDS WERE MET,BUT THEY WANTED MORE. NO ONE CAN DENY THE ATROCITIES THE*WANTS* CAUSED. AND UPON CHRIST JESUS COMING TO SET THE RECORD STRAIGHT, MANY OF US ARE YET CHAINED TO SATAN... REMEMBER EVE;
And when the woman saw that the tree was good for food, and that it was pleasant to the eyes (Gen.3.6a).

The tree has been there,it wasn't pleasant,but that day,she realized it was pleasant. THAT'S EXACTLY WHAT IS HAPPENING TO PASTORS (ANCIENT AND MODERN) that has kept them in the devil's cage, THAT HAS MADE TITHING TO BECOME AN ISSUE IT WASN'T SUPPOSED TO BE. Some have accepted their fate, others are struggling.

I can tell you preachers now attach prosperity to God's approval while they teach that the poor are sinners;
5. Perverse disputings of men of corrupt minds, and destitute of the truth, supposing that gain is godliness: from such withdraw thyself.
6. But godliness with contentment is great gain.
7. For we brought nothing into this world, and it is certain we can carry nothing out. (1Ti 6: 5-7)
I SOMETIMES WONDER IF WE READ THE SAME BIBLE...OR THEY HAVE THEIR OWN;
Knowing this first, that no prophecy of the scripture is of any private interpretation. (2Pe 1: 20)

The Bible has no private interpretation. Since God said*NO* to this world,He decided to use it as a training ground, with the furious devil as His Tool to see who will decide for Him or the devil. It's the reason we're called Pilgrims on earth.
Thus,as Pilgrims, GOD MADE SURE OF THREE PROVISIONS IF WE WILL BE SATISFIED WITH THEM TO FOLLOW HIS WORD THAT HE IS LEADING US TO A BETTER PLACE. THE PROVISIONS ARE , FOOD, CLOTHING AND SHELTER. INDEED,THESE ARE THE THREE(3)BASIC NEEDS GOD OWES EVERY BELIEVER. EVERY OTHER THING IS A *WANT* WHICH HE IS EQUALLY READY TO GIVE TO YOU IF IT'S IN LINE WITH HIS WORD
You must have food to eat in the journey through the world.
You must have clothing.
You must have shelter (your own house)

Then as for*WANTS*,you need a car to ease transport, you are faithful and it won't lead you astray,He will give you. Your family becomes larger and needs another car where your wife needs to help drop and pick kids from school,it is a WANT,not a NEED, but He sees through you,it will help to serve Him better,He will give to you...Matt.6:25-33)...in the 32, Christ Jesus Himself said;
For after all these things do the Gentiles seek:) for your heavenly Father knoweth that ye have need of all these things. (Mat 6: 32)
In effect, those who don't know God (unbelievers) fight for them. But as a believer,God knows you need them. NOW,THIS IS WERE THE GREEDINESS AND SELFISHNESS OF PROSPERITY PASTORS TOOK THEIR CLUE FROM...EG, CHRIST BECAME POOR THAT WE MIGHT BE RICH.

No Sir,God made provision for us to sail successfully through this world to a better place He has prepared for us. NOT ALL THIS PROMISES ARE FOR THIS DEVIL CONTROLLED WORLD. HE HAS A TIMELINE AFTER WHICH THOSE WHO CHOSE HIM OVER SATAN , DESPITE SATAN'S ATTEMPTS TO DISTRACT THEM WITH MODERN SCIENCE AND TECHNOLOGY WILL BE FINALLY JUDGED WITH SATAN AND THIS WORLD DESTROYED BY FIRE;
7. But the heavens and the earth, which are now, by the same word are kept in store, reserved unto fire against the day of judgment and perdition of ungodly men.
8. But, beloved, be not ignorant of this one thing, that one day is with the Lord as a thousand years, and a thousand years as one day. (2Pe 3: 7-8)

10. But the day of the Lord will come as a thief in the night; in the which the heavens shall pass away with a great noise, and the elements shall melt with fervent heat, the earth also and the works that are therein shall be burned up
11. Seeing then that all these things shall be dissolved, what manner of persons ought ye to be in all holy conversation and godliness,
12. Looking for and hasting unto the coming of the day of God, wherein the heavens being on fire shall be dissolved, and the elements shall melt with fervent
13. Nevertheless we, according to his promise, look for new heavens and a new earth, wherein dwelleth righteousness. (2Pe 3: 10-13)

14. Ye have said, It is vain to serve God: and what profit is it that we have kept his ordinance, and that we have walked mournfully before the LORD of hosts? 15. And now we call the proud happy; yea, they that work wickedness are set up; yea, they that tempt God are even delivered.
16. Then they that feared the LORD spake often one to another: and the LORD hearkened, and heard it, and a book of remembrance was written before him for them that feared the LORD, and that thought upon his name.
17. And they shall be mine, saith the LORD of hosts, in that day when I make up my jewels; and I will spare them, as a man spareth his own son that serveth
him.
18. Then shall ye return, and discern between the righteous and the wicked, between him that serveth God and him that serveth him not. (Mal 3: 14-18)
May God help us realize in time, Amen !

,
*Kisah Ashabul Kahfi – Bukti Ketinggian Ilmu Imam Ali Bin Abithalib R.A*

ashabul-kahfi-15 Dalam surat al-Kahfi, Allah SWT menceritakan tiga kisah masa lalu, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah pertemuan nabi Musa as dan nabi Khidzir as serta kisah Dzulqarnain. Kisah Ashabul Kahfi mendapat perhatian lebih dengan digunakan sebagai nama surat dimana terdapat tiga kisah tersebut. Hal ini tentu bukan kebetulan semata, tapi karena kisah Ashabul Kahfi, seperti juga kisah dalam al-Quran lainnya, bukan merupakan kisah semata, tapi juga terdapat banyak pelajaran (ibrah) didalamnya.

Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian.

Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-‘Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).

Berikut adalah kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) yang ditafsir secara jelas jalan ceritanya… ..

Penulis kitab Fadha’ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah (jilid II, halaman 291-300), mengetengahkan suatu riwayat yang dikutip dari kitab Qishashul Anbiya. Riwayat tersebut berkaitan dengan tafsir ayat 10 Surah Al-Kahfi:

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS al-Kahfi:10)

Dengan panjang lebar kitab Qishashul Anbiya mulai dari halaman 566 meriwayatkan sebagai berikut:

Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah: “Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi.”

“Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan,” sahut Khalifah Umar.ashabul-kahfi-132

“Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?” Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanya annya. “Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin! Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau atau induknya! Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) di saat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan di kala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak di waktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?”

Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir sejenak, kemudian berkata: “Bagi Umar, jika ia menjawab ‘tidak tahu’ atas pertanyaan-pertanya an yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!”

Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata: “Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!”

Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: “Kalian tunggu sebentar!”

Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: “Ya Abal Hasan, selamatkanlahagama Islam!”

Imam Ali r.a. bingung, lalu bertanya: “Mengapa?”

Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasul Allah s.a.w. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkata: “Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!”

Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib herkata: “Silakan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!”

Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanya an mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanya an kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!”

“Ya baik!” jawab mereka.ashabul-kahfi-14

“Sekarang tanyakanlah satu demi satu,” kata Ali bin Abi Thalib.

Mereka mulai bertanya: “Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?”

“Induk kunci itu,” jawab Ali bin Abi Thalib, “ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!”

Para pendeta Yahudi bertanya lagi: “Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”

Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata: “Orang itu benar juga!” Mereka bertanyalebih lanjut: “Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya! “

“Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta,” jawab Ali bin Abi Thalib. “Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera!”

Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi: “Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud alaihimas salam. Semut itu berkata kepada kaumnya: “Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!”

Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya: “Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular).”

Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali r.a. lalu mengatakan: “Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”

Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda.”

“Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan,” sahut Imam Ali.

“Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?” Tanya pendeta tadi.

Ali bin Ali Thalib menjawab: “Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah s.w.t. kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu.”

Pendeta Yahudi itu menyahut: “Aku sudah banyak mendengar tentang Qur’an kalian itu! Jika engkau memang benar-benar tahu, coba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!”

Ali bin Abi Thalib kemudian membetulkan duduknya, menekuk lutut ke depan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan ke pinggang. Lalu ia berkata: “Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasul Allah s.a.w. kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi di negeri Romawi, di sebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus. Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak di dalam wilayah Turki). Penduduk negeri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah Istana.”ashabul-kahfi-10

Baru sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya itu berdiri, terus bertanya: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku bentuk Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya! “

Ali bin Abi Thalib menerangkan: “Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat dari batu marmar. Panjangnya satu farsakh (= kl 8 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar-pilarnya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu-lampu yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu-lampu itu bergelantungan pada rantai-rantai yang terbuat dari perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Di sebelah timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi. Raja itu pun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semuanya terbuat dari emas. Di situlah para hulubalang kerajaan duduk. Di sebelah kirinya juga disediakan 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa-penguasa tinggi lainnya. Raja duduk di atas singgasana dengan mengenakan mahkota di atas kepala.”

Sampai di situ pendeta yang bersangkutan berdiri lagi sambil berkata: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?”

“Hai saudara Yahudi,” kata Imam Ali menerangkan, “mahkota raja itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang-bintang menerangi kegelapan malam. Raja itu juga mempunyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki yang sangat indah. Masing-masing diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri di belakang raja. Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantuny a. Raja tidak mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di kanan kiri raja, tiga orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di sebelah kiri.”

Pendeta yang bertanya itu berdiri lagi. Lalu berkata: “Hai Ali, jika yang kau katakan itu benar, coba sebutkan nama enam orang yang menjadi pembantu-pembantu raja itu!”

Menanggapi hal itu, Imam Ali r.a. menjawab: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa tiga orang yang berdiri di sebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.

Tiap hari setelah raja duduk dalam serambi istana dikerumuni oleh semua hulubalang dan para punggawa, masuklah tiga orang pelayan menghadap raja. Seorang diantaranya membawa piala emas penuh berisi wewangian murni. Seorang lagi membawa piala perak penuh berisi air sari bunga. Sedang yang seorangnya lagi membawa seekor burung. Orang yang membawa burung ini kemudian mengeluarkan suara isyarat, lalu burung itu terbang di atas piala yang berisi air sari bunga. Burung itu berkecimpung di dalamnya dan setelah itu ia mengibas-ngibaskan sayap serta bulunya, sampai sari-bunga itu habis dipercikkan ke semua tempat sekitarnya.

Kemudian si pembawa burung tadi mengeluarkan suara isyarat lagi. Burung itu terbang pula. Lalu hinggap di atas piala yang berisi wewangian murni. Sambil berkecimpung di dalamnya, burung itu mengibas-ngibaskan sayap dan bulunya, sampai wewangian murni yang ada dalam piala itu habis dipercikkan ke tempat sekitarnya. Pembawa burung itu memberi isyarat suara lagi. Burung itu lalu terbang dan hinggap di atas mahkota raja, sambil membentangkan kedua sayap yang harum semerbak di atas kepala raja.

Demikianlah raja itu berada di atas singgasana kekuasaan selama tiga puluh tahun. Selama itu ia tidak pernah diserang penyakit apa pun, tidak pernah merasa pusing kepala, sakit perut, demam, berliur, berludah atau pun beringus. Setelah sang raja merasa diri sedemikian kuat dan sehat, ia mulai congkak, durhaka dan dzalim. Ia mengaku-aku diri sebagai “tuhan” dan tidak mau lagi mengakui adanya Allah s.w.t.ashabul-kahfi-11

Raja itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya,diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, ia akan segera dibunuh. Oleh sebab itu semua orang terpaksa mengiakan kemauannya. Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja. Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah s.w.t.

Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja. Demikian sedih dan bingungnya raja itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala. Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana. Salah seorang pembantu yang berdiri di sebelah kanan –seorang cerdas yang bernama Tamlikha– memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh fikiran. Ia berfikir, lalu berkata di dalam hati: “Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan.”

Enam orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran. Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya. Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum. Teman-temannya bertanya: “Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?”

“Teman-teman, ” sahut Tamlikha, “hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur.”

Teman-temannya mengejar: “Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?”

“Sudah lama aku memikirkan soal langit,” ujar Tamlikha menjelaskan. “Aku lalu bertanya pada diriku sendiri: ‘siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah? Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu? Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?’ Kemudian kupikirkan juga bumi ini: ‘Siapakah yang membentang dan menghamparkan- nya di cakrawala? Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?’ Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri: ‘Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius’…”

Teman-teman Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya. Dua kaki Tamlikha diciumi sambil berkata: “Hai Tamlikha dalam hati kami sekarang terasa sesuatu seperti yang ada di dalam hatimu. Oleh karena itu, baiklah engkau tunjukkan jalan keluar bagi kita semua!”

“Saudara-saudara, ” jawab Tamlikha, “baik aku maupun kalian tidak menemukan akal selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja pencipta langit dan bumi!”

“Kami setuju dengan pendapatmu,” sahut teman-temannya.

Tamlikha lalu berdiri, terus beranjak pergi untuk menjual buah kurma, dan akhirnya berhasil mendapat uang sebanyak 3 dirham. Uang itu kemudian diselipkan dalam kantong baju. Lalu berangkat berkendaraan kuda bersama-sama dengan lima orang temannya.

Setelah berjalan 3 mil jauhnya dari kota, Tamlikha berkata kepada teman-temannya: “Saudara-saudara, kita sekarang sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya. Sekarang turunlah kalian dari kuda dan marilah kita berjalan kaki. Mudah-mudahan Allah akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar.”

Mereka turun dari kudanya masing-masing. Lalu berjalan kaki sejauh 7 farsakh, sampai kaki mereka bengkak berdarah karena tidak biasa berjalan kaki sejauh itu.ashabul-kahfi-12

Tiba-tiba datanglah seorang penggembala menyambut mereka. Kepada penggembala itu mereka bertanya: “Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?”

“Aku mempunyai semua yang kalian inginkan,” sahut penggembala itu. “Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian itu!”

“Ah…, susahnya orang ini,” jawab mereka. “Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?”

“Ya,” jawab penggembala itu.

Tamlikha dan teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, dan sambil menciumi kaki mereka, ia berkata: “Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian.”

Tamlikha bersama teman-temannya berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing miliknya.”

Waktu cerita Imam Ali sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya melonjak berdiri lagi sambil berkata: “Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, coba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?”

“Hai saudara Yahudi,” kata Ali bin Abi Thalib memberitahukan, “kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan bernama Qithmir. Ketika enam orang pelarian itu melihat seekor anjing, masing-masing saling berkata kepada temannya: kita khawatir kalau-kalau anjing itu nantinya akan membongkar rahasia kita! Mereka minta kepada penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu.

Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya, lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali: “Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah s.w.t.”

Anjing itu akhirnya dibiarkan saja. Mereka lalu pergi. Penggembala tadi mengajak mereka naik ke sebuah bukit. Lalu bersama mereka mendekati sebuah gua.”

Pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, bangun lagi dari tempat duduknya sambil berkata: “Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?!”

Imam Ali menjelaskan: “Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau di sebut juga dengan nama Kheram!”

Ali bin Abi Thalib meneruskan ceritanya: secara tiba-tiba di depan gua itu tumbuh pepohonan berbuah dan memancur mata-air deras sekali. Mereka makan buah-buahan dan minum air yang tersedia di tempat itu. Setelah tiba waktu malam, mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga ndeprok sambil menjulurkan dua kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua. Kemudian Allah s.w.t. memerintahkan Malaikat maut supaya mencabut nyawa mereka. Kepada masing-masing orang dari mereka Allah s.w.t. mewakilkan dua Malaikat untuk membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri.

Suatu ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta ia bertanya tentang enam orang pembantunya. Ia mendapat jawaban, bahwa mereka itu melarikan diri. Raja Diqyanius sangat gusar. Bersama 80.000 pasukan berkuda ia cepat-cepat berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu yang melarikan diri. Ia naik ke atas bukit, kemudian mendekati gua. Ia melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur berbaring di dalam gua. Ia tidak ragu-ragu dan memastikan bahwa enam orang itu benar-benar sedang tidur.

Kepada para pengikutnya ia berkata: “Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua. Panggillah tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari!”

Setelah tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu gua dengan batu-batu dan jish (bahan semacam semen). Selesai dikerjakan, raja berkata kepada para pengikutnya: “Katakanlah kepada mereka yang ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka dikeluarkan dari tempat itu.”

Dalam goa tertutup rapat itu, mereka tinggal selama 309 tahun.

Setelah masa yang amat panjang itu lampau, Allah s.w.t. mengembalikan lagi nyawa mereka. Pada saat matahari sudah mulai memancarkan sinar, mereka merasa seakan-akan baru bangun dari tidurnya masing-masing. Yang seorang berkata kepada yang lainnya: “Malam tadi kami lupa beribadah kepada Allah, mari kita pergi ke mata air!”

Setelah mereka berada di luar gua, tiba-tiba mereka lihat mata air itu sudah mengering kembali dan pepohonan yang ada pun sudah menjadi kering semuanya. Allah s.w.t. membuat mereka mulai merasa lapar. Mereka saling bertanya: “Siapakah di antara kita ini yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati benar, jangan sampai membeli makanan yang dimasak dengan lemak-babi.”

Tamlikha kemudian berkata: “Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!”

Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui. Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan: “Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah.”

Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri: “Kusangka aku ini masih tidur!” Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja roti: “Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?”

“Aphesus,” sahut penjual roti itu.

“Siapakah nama raja kalian?” tanya Tamlikha lagi. “Abdurrahman, ” jawab penjual roti.

“Kalau yang kau katakan itu benar,” kata Tamlikha, “urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku!”

Melihat uang itu, penjual roti keheran-heranan. Karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.

Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru!”

Imam Ali menerangkan: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!”ashabul-kahfi-16

Imam Ali kemudian melanjutkan ceritanya: Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha: “Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!”

“Aku tidak menemukan harta karun,” sangkal Tamlikha. “Uang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!”

Penjual roti itu marah. Lalu berkata: “Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yangmengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam! Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?”

Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil. Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha: “Bagaimana cerita tentang orang ini?”

“Dia menemukan harta karun,” jawab orang-orang yang membawanya.

Kepada Tamlikha, raja berkata: “Engkau tak perlu takut! Nabi Isa a.s. memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat.”

Tamlikha menjawab: “Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!”

Raja bertanya sambil keheran-heranan: “Engkau penduduk kota ini?”

“Ya. Benar,” sahut Tamlikha.

“Adakah orang yang kau kenal?” tanya raja lagi.

“Ya, ada,” jawab Tamlikha.

“Coba sebutkan siapa namanya,” perintah raja.

Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata: “Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?”

“Ya, tuanku,” jawab Tamlikha. “Utuslah seorang menyertai aku!”

Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan: “Inilah rumahku!”

Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang: “Kalian ada perlu apa?”

Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut: “Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!”

Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya: “Siapa namamu?”

“Aku Tamlikha anak Filistin!”

Orang tua itu lalu berkata: “Coba ulangi lagi!”

Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap: “Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka.” Kemudian diteruskannya dengan suara haru: “Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa as., dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali!”

Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian di laporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya: “Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu? “

Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua.

“Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua,” demikian Imam Ali melanjutkan ceritanya.

Teman-teman Tamlikha semuanya masih berada di dalam gua itu. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka: “Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!”

Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: “Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius!”

Tamlikha menukas: “Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?”

“Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja,” jawab mereka.

“Tidak!” sangkal Tamlikha. “Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun! Diqyanius sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!”

Teman-teman Tamlikha menyahut: “Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?”

“Lantas apa yang kalian inginkan?” Tamlikha balik bertanya.

“Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga,” jawab merekaMereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!”

Allah s.w.t. mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah s.w.t. melenyapkan pintu gua tanpa bekas. Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya ke dalam gua. Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah s.w.t. Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.

Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah tempat ibadah di pintu gua itu.”

Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah biara di pintu gua itu.”

Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka Allah berfirman:

Dan begitulah Kami menyerempakkan mereka, supaya mereka mengetahui bahawa janji Allah adalah benar, dan bahawa Saat itu tidak ada keraguan padanya. Apabila mereka berbalahan antara mereka dalam urusan mereka, maka mereka berkata, “Binalah di atas mereka satu bangunan; Pemelihara mereka sangat mengetahui mengenai mereka.” Berkata orang-orang yang menguasai atas urusan mereka, “Kami akan membina di atas mereka sebuah masjid.”

Sampai di situ Imam Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua. Kemudian berkata kepada pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu: “Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kalian?”

Pendeta Yahudi itu menjawab: “Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini!”

Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashhabul Kahfi), kutipan dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha ‘ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Imam Ali bin Abi Thalib dari Rasul Allah s.a.w.





*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ*

*"KEUTAMAAN ZIARAH ORANG TUA DI HARI JUM'AT"*

___

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً غَفَرَ اللَّهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدِيه

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu :

"Siapa saja yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada setiap Jumat, niscaya Allah mengampuninya dan ia tercatat sebagai anak yang berbakti kepada keduanya."

وَفِي رِوَايَةٍ مَنْ زَارَ قَبْرَ وَالِدَيْهِ كُلَّ جُمُعَةٍ أَوْ أَحَدِهِمَا فَقَرَأَ عِنْدَهُ يَس وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ غُفِرَ لَهُ بِعَدَدِ ذَلِكَ آيَةً وَحَرْفًا وَفِي رِوَايَةٍ مَنْ زَارَ قَبْرَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدِهِمَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ كَحَجَّةٍ .

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Siapa saja yang menziarahi (makam) kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya setiap Jumat, lalu membaca di dekatnya Surat Yasin dan sejumlah ayat Al-Quran, maka diampuni baginya dosa sebanyak ayat dan huruf.
Dalam riwayat lain, '‘Siapa saja yang menziarahi (makam) kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada hari Jumat, maka itu bernilai ibadah haji.

وَرُوِيَ إنَّ الرَّجُلَ لَيَمُوتُ وَالِدَاهُ وَهُوَ عَاقٌّ لَهُمَا فَيَدْعُو اللَّهَ لَهُمَا مِنْ بَعْدِهِمَا فَيَكْتُبُهُ اللَّهُ مِنْ الْبَارِّينَ.

"Diriwayatkan bahwa seorang anak yang kedua orang tuanya wafat sementara ia pernah berdurhaka terhadap keduanya, lalu ia berdoa kepada Allah sepeninggal keduanya, niscaya Allah mencatatnya sebagai anak yang berbakti."

وَكَانَ ابْنُ وَاسِعٍ يَزُورُ الْقُبُورَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَقُولُ بَلَغَنِي أَنَّ الْمَوْتَى يَعْلَمُونَ بِزُوَّارِهِمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمًا بَعْدَهُ.

Dan ada beliau Ibnu Wasi‘ menziarahi makam-makam pada hari Jumat.
Ia berkata, ;
‘Sebuah riwayat sampai kepadaku bahwa ahli kubur itu mengetahui orang-orang hidup yang menziarahi mereka di hari Jumat dan sehari sesudahnya.

Mudah-mudahan Kita Semua Tergolong Menjadi Anak Yang Sholeh / Sholeha Yang Ta'at Berbakti Kepada Orang Tua Semasa Hidupnya Lebih-Lebih Setelahnya Wafatnya.

Aamiin ya rabbal aalamiin 🤲🏻🤲🏻

Liputan Keputusan MZO Dilepaskan & Dibebaskan Pertuduhan Ordinan Darurat
(Utusan Malaysia 11 Oktober 2024)

MZO didapati tidak bersalah atas pertuduhan yang dikemukakan Kerajaan Malaysia terhadap beliau.

Ulasan Asiah Jalil;
Salam Ordinan Darurat kepada Muhyiddin Yassin, pak-pak menteri dan Ketua Pengarah Kesihatan semasa zaman COVID-19.

Ordinan Darurat ialah undang-undang yang diwujudkan secara tergesa-gesa, tanpa melalui Parlimen.

Kononnya untuk melawan pandemik, sampai perlu isytihar darurat. Sebenarnya untuk survival politik, cari alasan nak tutup Parlimen.

Akhirnya kerajaan yang zalim jatuh jua. PM ke-8 tersingkir. Menteri Vaksin kerja dalam konti radio. Menteri-Menteri dah jadi pembangkang. DG dah pencen.

Hari ini anakguam saya dilepaskan dan dibebaskan daripada pertuduhan di bawah Ordinan Darurat. Perjuangan di mahkamah selama 3 tahun 6 bulan yang tidak sia-sia.

FB Asiah Jalil
https://www.facebook.com/share/p/4TKw8XUwdAPjd8jt/?mibextid=WC7FNe


Kesimpulannya;
1. MZO telah dibebaskan Mahkamah Kuala Kangsar Dec 2022.
2. Rayuan Pendakwaraya di Mahkamah Tinggi, MZO diarah prima facie (bela diri).
3. MZO 11 Okt 2024 dibebaskan kali ke 2 oleh Mahkamah Kuala Kangsar.

4. MZO turut didakwa di Mahkamah Kuala Lumpur dan dibebaskan daripada pertuduhan komen jelik & menyakitkan hati Akta SKMM 233 apabila menyatakan 2 dos suntikan vaksin tidak menghalang jangkitan COVID19.

Lihat Video Dalam TikTok MZO
https://vt.tiktok.com/ZS2TNYujk/

-MZO-
https://t.me/MZOAllahJagaKitaChannel/4090

B&B Repairs is a specialist in serving clients with the best truck repair services in the greater Toledo area.
#TruckRepairNearMe #SemiTruckRepairNearMe #MobileRoadService #SemiTruckOilChange #FleetService #TruckRepairShop #TruckServiceCall #TrailerRepair #TrailerRepairNearMe #SemiTrailerRepair #DryVanTrailerRepair #PullBehindTrailerRepair #FlatbedTrailerRepair

Slovakia's Covid Investigation Commissioner Report Seeks To Ban mRNA Vaccines - Says World Population Is "Naive & Subconsciously Obedient"
The Slovak government commissioner for the investigation of the pandemic, Peter Kotlar, considers mRNA vaccines to be dangerous and calls for a ban. He calls COVID pandemic "fabricated operation"

Interest of Justice
"The most serious consequence of the whole fabricated operation called the COVID-19 pandemic is the endangerment of human health and the confirmation of the naivety of the world population to be subconsciously obedient," - Kotlar report

"Let us at least make the right gesture together by stopping the administration of mRNA preparations until their effectiveness and safety have been proven," Kotlar demanded when presenting his report. The most serious finding is that mRNA preparations alter human DNA, he claims. The vaccines have been inadequately tested and are therefore dangerous.

Share


By Amy Mek October 9, 2024

In Slovakia, Health Minister Zuzana Dolinkova has resigned. She belongs to the "Voice of the President" party, the moderate force in the populist left-right government of Prime Minister Robert Fico .

Her resignation came after only eleven months in office. She justified it with differences of opinion over the budget, which provides for deep cuts in the health care system. However, the decisive factor was probably the report that the government commissioner for the investigation of the COVID pandemic , Peter Kotlar, presented a week ago.

Slovak Health Minister Zuzana Dolinkova stands behind a battery of microphones. The picture was taken on May 15, 2024, after Prime Minister Robert Fico was critically injured in an assassination attempt.
Slovak Health Minister Zuzana Dolinkova announced her resignation on October 4, 2024
In it, he not only questions the pandemic itself, but also calls for a ban on vaccination with mRNA vaccines developed by Western companies such as Biontech/Pfizer and Moderna. Experts disagree with him. In their view, these vaccines have helped to significantly reduce the number of deaths from the virus and the consequences of the pandemic.

This is exactly what Kotlar denies. "The most serious consequence of the whole fabricated operation called the COVID-19 pandemic is the endangerment of human health and the confirmation of the naivety of the world population to be subconsciously obedient," he said when presenting his report.

Anti-vaccination activists in power in Bratislava

Kotlar, a member of the ruling Slovak National Party, had spoken out against the then government's measures and the COVID vaccination on YouTube during the pandemic, for example, which earned him considerable popularity that helped him get into parliament.

A bearded man in a dark suit (MP Peter Kotlar) puts his hand on the Constitution of Slovakia during his swearing-in ceremony in the Slovak Parliament
Member of Parliament and Government Commissioner for the Investigation of the Pandemic, Peter Kotlar, in the Slovak Parliament during his swearing-in ceremony on 25 October 2023
Kotlar's call for a ban on mRNA vaccines has received support from Prime Minister Fico himself. "You all know that I personally have always been against vaccination with experimental vaccines against COVID," Fico said in his address to the nation published on Facebook at the weekend. He added that he had "many acquaintances" who had experienced significant health problems after the COVID vaccination . And he called on Kotlar to find out who in Slovakia had enriched themselves through the "unnecessary purchase of medical supplies and vaccines."

High mortality during the pandemic

Slovakia was among the hardest hit countries in the world in terms of the number of deaths related to the COVID pandemic. In this Central European EU member state of five million inhabitants, 21,000 people died as a result of COVID. In addition to a poor and underfunded healthcare system, disinformation campaigns , distrust of modern Western vaccines and the underestimation of COVID itself also contributed to this.

A healthcare worker in protective clothing takes a nasal swab sample from a toddler during mass corona testing. The child is held by his mother to the window behind which the healthcare worker is standing.
Covid tests during the pandemic in Slovakia
The mistrust led many Slovaks to reject Western vaccines and only wanted to be vaccinated with the Russian vaccine Sputnik . In spring 2021, then Prime Minister Igor Matovic sent a government delegation to Moscow to stock up on Sputnik. But after the EU did not recognize the Russian vaccine, it was ultimately not accepted in Slovakia either and the vaccine doses had to be destroyed.

No cooperation with the WHO

Nevertheless, the government of Prime Minister Robert Fico maintains its opposition to mRNA vaccines and its doubts about the pandemic. As a first step, it announced that it would end its cooperation with the World Health Organization (WHO) on the COVID issue.

"Let us at least make the right gesture together by stopping the administration of mRNA preparations until their effectiveness and safety have been proven," Kotlar demanded when presenting his report. The most serious finding is that mRNA preparations alter human DNA, he claims. The vaccines have been inadequately tested and are therefore dangerous.

Slovak Prime Minister Robert Fico sits on a high leather chair and speaks into a microphone attached to the button panel of his shirt
Slovak Prime Minister Robert Fico is known for his opposition to mRNA vaccines
"This shows where Slovakia has ended up after a year under Robert Fico's government," Slovak political scientist Grigory Mesezhnikov, president of the Bratislava-based Institute for Research on Public Issues (IVO), told DW. "After all, at the time of the COVID epidemic, Fico was probably the highest-ranking leader of the anti-vaccination movement not only in Slovakia but in all of Europe."

outrage among scientists

"You cannot fight against unscientific facts," said Health Minister Dolinkova resignedly when she announced her resignation. "Mr Kotlar's ideas continue to find support in the government coalition, while they have no support in the world's scientific circles."

Before their use during the pandemic, the mRNA vaccines were subjected to rigorous testing by the European Medicines Agency (EMA). In 2023, the Nobel Prize in Medicine went to the two researchers Katalin Kariko and Drew Weissmann , who contributed to the development of corona vaccines with the discovery of mRNA technology .

The outrage in Slovakia over the government commissioner's report is correspondingly great. His conclusions are even described as wrong by the Slovak public media, which are increasingly under pressure from the government.

Nobel Prize winners Drew Weissman (left) and Katalin Kariko stand next to each other in an office. Both are wearing white lab coats and smiling at the camera.
Received the Nobel Prize in Medicine 2023: mRNA researchers Drew Weissman and Katalin Kariko
Doctors and scientists are even more horrified. "As scientists who have been involved in virus research for a long time , we are deeply concerned about the claims Kotlar has presented to the public," a group of experts stated on the website of the Slovak Academy of Sciences. "The views presented question facts that have been verified and accepted by the global expert community and the relevant authorities and cause unease among the public."

The opposition is also protesting against Kotlar's report and its conclusions. Oskar Dvorak, a member of the main opposition Progressive Slovakia party and deputy chairman of the parliamentary health committee, told reporters: "If we had a competition for uselessness, Peter Kotlar would win it. The commissioner for the investigation of the pandemic has no analyses, no evidence, but he is abusing his office to spread dangerous disinformation."

Source: DW


Share

Donate

Leave a comment

https://open.substack.com/pub/interestofjustice/p/slovakias-covid-investigation-commissioner

*07 Rabiul Akhir 1446H*
*10 Oktober 2024M*

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

*Bila mata hati buta...*

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.(Al Hajj: 46)

Mata hati yang celik dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah, dapat merasai hubungan yang suci denganNya, sentiasa mengingatiNya dengan zikir dan fikir, sentiasa terpandu dengan suluhan nur petunjukNya sehingga jiwanya sentiasa lapang dan luas dalam menerima dan menghayati kebenaran hidup beragama...

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahawa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahawa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
(Fussilat: 53)

Sebaliknya mata hati yang buta;
1. Tidak nampak kebenaran, bahkan sentiasa dibaluti dengan kelalaian...

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(Al A'raf: 179)

2. Tidak dapat membezakan kebenaran dengan kebatilan, sedangkan kedua-duanya terpisah jauh...

وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ﴿١٩) وَلَا الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُ ﴿٢٠﴾
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.(19) dan tidak (pula) sama gelap gelita dengan cahaya, (20)(Fathir: 19-20)

و ذكر ابن كثير في تفسيره عند قوله - تعالى : (كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ)
Al Imam Ibnu Katsir menyebut di dalam kitab tafsirnya, dalam mentafsirkan ayat Allah yang (bermaksud),"Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus".

قال: وفي الدعاء المأثور: "اللهم أرنا الحق حقاً، وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً، وارزقنا اجتنابه، ولا تجعله ملتبساً علينا فنضل، واجعلنا للمتقين إماما".تفسير ابن كثير
Kata Al Imam Ibnu Katsir, di dalam sebuah doa yang ma'tsur yang (bermaksud):"Ya Allah, Tunjukkilah kami kebenaran itu sebagai kebenaran dan rezekikanlah kami agar dapat mengikut kebenaran, dan tunjukkilah kami kebatilan itu sebagai kebatilan dan rezekikanlah kami agar dapat menjauhi kebatilan. Dan janganlah Engkau jadikan perkara yang batil itu nampak samar bagi kami kerana nanti kami akan sesat, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa".

3. Mudah tertipu dengan nafsu dan tarikan duniawi, sehingga tidak menyedari kehidupannya di dunia adalah pada jalan kesesatan.

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Iaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.(Al Kahfi: 104)

وَمَن كَانَ فِي هَـٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).(Al Isra': 72)

4. Melihat kebaikan diri sendiri dan menolak kebaikan orang lain

أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنفُسَهُم ۚ بَلِ ٱللَّهُ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.(An Nisa': 49)

قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ : " إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ إِعْجَابُ الْمَرْءِ بِرَأْيِهِ ، وَمَنْ قَالَ : أَنَا عَالِمٌ ، فَهُوَ جَاهِلٌ ، وَمَنْ قَالَ : أَنَا فِي الْجَنَّةِ ، فَهُوَ فِي النَّارِ "
Umar bin al-Khattab pernah berkata:“Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti menimpa kamu ialah kagum kepada buah fikiran dan diri sendiri. Sesiapa yang mendakwa dia orang yang beriman, maka sebenarnya dia kafir. Dan sesiapa yang mendakwa dia orang yang berilmu, maka sebenarnya dia jahil. Dan sesiapa yang mendakwa dia ahli syurga, maka sebenarnya dia ahli neraka”.(Riwayat Ibn Marduwaih)

5. Tidak nampak keburukan diri sendiri tetapi hanya membesarkan keburukan orang lain

Seorang mukmin yang celik mata hatinya, akan sentiasa bermuhasabah terhadap dirinya dengan melihat dan mengakui kelemahan dan keaiban dirinya. Sebaliknya yang buta matinya hanya lebih gemar mencari dan membesarkan kesalahan orang lain.

(( إذا أراد الله بعبد خيرا زهده في الدنيا، ورغبه في الآخرة، وبصره بعيوب نفسه ))
[ رواه أبو منصور الديلمي في مسند الفردوس دون قوله " ورغبه في الآخرة " وزاد " فقهه في الدين " وإسناده ضعيف ].
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka diberinya kefahaman terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia, dan dibuatnya menyedari keaibannya sendiri.
(Hadith Riwayat Ad-Dailami)

6. Sombong angkuh dengan diri sendiri, sehingga sukar menerima nasihat dan teguran.

Syaikh al-Allamah Al-Muhaddits Abdul Aziz At-Thuraifi berkata:
الكِبر بوابة الذنوب يُعمي صاحبه عن حق الله وحق خلقه، فلا يُبصر المتكبر النعمة فيُحرم الشكر، ولا يرى لأحد إحساناً عليه فيُحرم البر .
"Keangkuhan adalah gerbang berbagai macam dosa, sebab keangkuhan akan membutakan mata hati seseorang dari melihat hak Allah dan hak sesama makhluk. Pada akhirnya, ia tidak mampu melihat nikmat Allah SWT, sehingga dia bersyukur. Dan dia juga tidak bisa melihat kebaikan yang dilakukan oleh seseorang untuk dirinya, sehingga dia bisa membalasnya dengan kebaikan juga".

Sekaligus, seorang yang angkuh dan sombong sukar mendengar pandangan dan teguran orang lain sekali pun benar. Ini berpunca daripada asad dengki terhadap kebaikan orang lain sedangkan ia sentiasa dirinya lebih baik daripada orang lain.

ﺍﻟﻜِﺒْﺮُ ﺑﻄﺮ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨﺎﺱ
Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan meremehkan manusia lain.(Hadith Riwayat Muslim)

7. Berlaku zalim terhadap orang lain.

Tidak hairan lah kemuncak daripada butanya mata hati, seseorang itu akan merasa tindakan buruk dan zalimnya sebagai suatu amalan yang baik. Sehingga berterang-terangan menzalimi orang lain dengan lidah dan perbuatannya.

أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّـهَ يُضِلُّ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّـهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.(Fathir: 8)

اللّهم نَوِّرْ قُلُوبَنا بِنُورِ هدايتك كما نَوَّرْتَ هٰذهِ اﻷَرْضَ بنور شَمْسِكَ
Ya Allah, terangilah hati-hati kami dengan nur cahaya petunjukMu sebagaimana Engkau telah menerangi bumi ini dengan cahaya mentariMu...

*Justeru, wahai sahabat yakni saudaraku yang beriman lagi dimuliakan mohonlah nurNya agar mata hatimu sentiasa terang bersinar menerangi jiwamu...barakallahuminalakum*
*Terima kasih saudaraku yang beriman lagi dimuliakan untuk penghasilan santapan jiwa ini*

*جزك الله خيرا كثيرا.*

*وَعَلَيْكُمْ السَّلامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.*

JANGAN JEMU MENGETUK PINTU-NYA

Fudhail bin 'Iyadh berkata:
Aku belajar tentang sabar daripada seorang kanak-kanak kecil....

Pada suatu hari, dalam perjalananku ke masjid aku melintasi sebuah rumah. Aku terdengar seorang kanak-kanak sedang menjerit dipukul ibunya. Sebentar kemudian kanak-kanak itu membuka pintu dan lari keluar dari rumah. Dan ibunya lantas menutup pintu dan menguncinya.

Selepas itu, aku bertemu dengan kanak-kanak itu. Selepas dia berhenti menangis, dia mula menoleh ke kanan dan ke kiri mencari perlindungan, namun dia tidak menemui sesiapa dan tidak menemui sebarang tempat untuk dia berlindung. Lalu dia kembali ke rumah ibunya. Didapati pintu rumah masih berkunci. Lalu dia merebahkan badan, meletakkan pipinya di hadapan pintu dan tertidur di situ.

Manakala ibunya membuka pintu dan mendapati anaknya dalam keadaan itu, dia tidak dapat menahan diri lalu rebah di atas badan anaknya dan menciumnya bertalu-talu seraya berkata: "Duhai anakku, ke mana engkau pergi tinggalkan ibu? Siapa yang dapat menjagamu selain aku? Tidakkah aku telah berkata kepadamu, jangan lawan cakap ibu?" Si ibu memeluk erat anaknya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Melihat peristiwa itu, Fudhail menangis sehingga basah janggutnya. Dia berkata: Maha Suci Allah! Sekiranya seseorang hamba sabar menunggu di pintu Allah, pastilah Allah akan buka pintuNya untuk hamba itu!

Abu Darda' berkata: Bersungguh-sungguhlah berdoa. Sesungguhnya siapa yang banyak mengetuk pintu, tidak lama pintu itu akan dibuka untuknya.

Maka sesiapa yang belum mengecapi kemanisan taubat, solat, selawat, zikir, puasa, qiam, sedekah dan tilawah al-Quran sehingga sekarang, jangan berputus asa. Jangan tinggalkan pintu Allah kerana sebentar lagi ia akan dibuka. Sabarlah seketika cuma. Mudah-mudahan Allah akan buka pintu-pintu rahmatNya untukmu dan akan berjurai anugerahNya....



#CintaiAlQuran

The bloodiest face of its genocide: Israel has killed 2,100 Palestinian infants and toddlers in Gaza
The bloodiest face of its genocide: Israel has killed 2,100 Palestinian infants and toddlers in Gaza
A Palestinian woman carries the shrouded body of her infant killed in an Israeli strike in Rafah, southern Gaza, 19 December. Abed Rahim Khatib (DPA)
Palestinian Territory - The Israeli army has killed 2,100 Palestinian infants and toddlers under the age of two, out of the about 17,000 children it has killed in the Gaza Strip since the start of its genocide on 7 October 2023.

The number of Palestinian children—whether infants or children in general—killed by the Israeli army is horrifying, and the rate of their killing is unprecedented in the history of modern wars. It also represents a dangerous trend based on the dehumanisation of Palestinians in the Gaza Strip. Israel’s military targets Palestinians and their children daily, methodically, and widely in the most heinous and brutal ways possible, and virtually without pause for 10 consecutive months.

Due to the Israeli bombing of homes, buildings, residential neighbourhoods, shelter centres, and displacement tents, many children have lost their heads and limbs. This is a flagrant violation of the rules of distinction, proportionality, military necessity, i.e. the legal and moral obligation to take the necessary precautions to minimise the deaths of civilians and children.

The Euro-Med Monitor field team documented today, Tuesday 13 August, the killing of four-day-old twins Aser and Aysal Muhammad Abu al-Qumsan. The twins were killed this morning, along with their mother Juman and their grandmother, in an Israeli bombing that targeted a residential flat in Deir al-Balah in the central Gaza Strip.

After leaving the apartment to obtain a birth certificate for his two newborn children, the father of the infants returned to discover that all of his family members—including the twins’ grandmother—had been killed in an Israeli attack on the building.

Despite its advanced technological capabilities, the Israeli army targets houses and shelter centres knowing full well that they house civilians, including women and children. Nevertheless, it bombs these targets with highly destructive bombs and missiles, aiming to cause as many civilian deaths and severe injuries as possible. This is demonstrated by the Israeli army’s systematic, widespread, and repeated targeting of civilians in the Gaza Strip, as well as its use of highly destructive and indiscriminate weapons, particularly against areas with dense populations of civilians.

The case of the two babies Aser and Aysal are not unique; daily reports of child victims, including infants, are made in the Strip.

One of the most notable testimonies has been from 42-year-old Abdul Hafez Al-Najjar, the father of a child named Ahmed, who was among the many victims of an Israeli massacre on 26 May. The massacre targeted displaced people living in tents in the Barksat area, west of Rafah, in the southern Gaza Strip. Ahmed, along with three of his brothers and their mother, was among a host of other victims that were all beheaded and killed. Ahmed’s father told the Euro-Med team: “My child Ahmed was very beautiful. He was a year and a half old. He was beheaded in the Israeli bombing. His head was separated from his body. When I saw him, I felt distressed. He was buried without his head.”
According to the Euro-Med Monitor team, an Israeli airstrike on Rafah’s Al-Salam neighbourhood, in the southern Gaza Strip, killed another set of twin infants on 3 March. Six-month-old Wissam and Naeem Abu Anza were killed by the strike, along with their father and 11 other family members.

The mother of Wissam and Naeem, Rania Abu Anza, stated that she struggled for 10 years to become a mother before eventually giving birth to the two babies. “They implanted three embryos in me, two of them remained, and there they were,” she explained. “They bombed the house, killing my husband, my kids, and the rest of the family in the massacre." Ten days ago marked six months since the death of the twins.

Shaimaa Al-Ghoul, meanwhile, was nine months pregnant when her home in the southern city of Rafah was bombed on 12 February. Her husband and two sons, Mohammed and Janan, were killed, and she suffered injuries from shrapnel that entered her abdomen, pierced her uterus, and ultimately lodged in the fetus.

Al-Ghoul stated that prior to her husband and two children’s deaths, her husband, Abdullah Abu Jazar, had made her “dates, sweets, and a [gift] bag in celebration of his expected newborn”. She said that she did give birth to a child, whom she named Abdullah, after his father, but the boy only lived one day. Baby Abduallah died from the wound caused by the shrapnel that had entered his mother. Thus, Al-Ghoul lost her husband and three children.

Euro-Med Monitor notes that numerous unborn children have died in hospitals over the past 10 months due to a lack of oxygen and electricity, inadequate care, and hospital targeting.

Israel continues to kill thousands of Palestinian men and women in the Gaza Strip, most of them in their reproductive age, including pregnant women, and thousands of children, including infants and toddlers. According to the meaning contained in the description of genocidal acts under Article (2) of the Convention on the Prevention of the Crime of Genocide, there is no doubt that Israel’s systematic and widespread killings of Palestinian civilians, who make up at least 92% of the total number of deaths due to the genocide, will have a negative impact on the population growth rates and reproductive capacity of Palestinians in the Gaza Strip for generations to come. Approximately 50,000 Palestinians, including thousands trapped under the rubble for long enough periods of time that they are now presumed dead, have been killed by Israel since 7 October. In addition, 88,000 other Palestinians have been wounded by Israel since then. These deaths and injuries will undoubtedly affect the Palestinians as a national and ethnic group for several generations.

Every day, infant deaths in the Gaza Strip are reported as a direct result of Israeli crimes that are legally classified as acts of genocide, including starvation, thirst, blocking the entry of basic supplies like milk, and deprivation of medical care. The majority of these infant deaths are not included in the official victim count released by the Palestinian Ministry of Health, as there is no specific system to identify such victims.

Due to Israel’s crime of genocide, ongoing for the past 10 months, Palestinian children in the Gaza Strip are being denied their fundamental rights and are not being protected in any way by international law. They have become primary, direct, and deliberate targets of the Israeli army, and have even been subject to premeditated killings and direct executions.

Aside from being arbitrarily detained, Palestinian children have also been the victims of crimes of sexual assault; forced disappearance; torture and other forms of inhumane treatment; starvation; siege; severe psychological harm; deprivation of education due to the widespread destruction of schools; and denial of access to healthcare and other necessities of life. Many Palestinian children are also victims of family dispersion, and have lost parental care.

One of the main objectives of Israel’s genocide is to leave a lasting legacy of these crimes that will affect the victims for the rest of their lives. The majority of Palestinian children in the Gaza Strip have experienced psychological trauma that will likely be difficult to treat: Thousands of children have lost one or both parents; have had limbs amputated; have suffered severe burns or other serious injuries; and/or have suffered from hunger, malnutrition, and dehydration; all of which will have a detrimental impact on their physical and psychological development.

Most children in the Gaza Strip have lost their homes, their financial security, and members of their families, in addition to being deprived of an education. This will have serious, far-reaching consequences on their futures and their ability to enjoy their other rights, making them more vulnerable to poverty, unemployment, and exploitation. The Israeli military attacks on the Strip have caused the widespread destruction of civilian objects, including homes, private property, livelihoods, production, and the economic and commercial system, forcing Palestinians to migrate, whether directly or indirectly.

The international community must act swiftly and decisively to put an end to the crime of genocide, safeguard the lives of all Palestinian children in the Gaza Strip, prevent Israel from converting the Strip into the world’s largest cemetery for children in modern history, and end the egregious double standards that are applied to Israel and its powerful Western backers and allies.

Israel and its backers must be held accountable for blatantly violating international humanitarian law by killing and targeting Palestinian children and denying them access to food, shelter, clothing, and medical assistance, including vaccinations, as specified in the Geneva Conventions and their two 1977 Protocols—protocols which should enable them to realise their rights.

https://euromedmonitor.org/en/article/6437/The-bloodiest-face-of-its-genocide:-Israel-has-killed-2,100-Palestinian-infants-and-toddlers-in-Gaza